Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PBB meminta dana sebesar $4,2 miliar (atau sekitar Rp 65 triliun) dari para donor pada Senin, 15 Januari 2024, untuk mendukung komunitas yang dilanda perang di Ukraina dan pengungsi Ukraina pada 2024, ketika perang berkecamuk hampir dua tahun setelah invasi Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ratusan ribu anak-anak tinggal di komunitas yang berada di garis depan perang, ketakutan, trauma, dan kehilangan kebutuhan dasar mereka,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Fakta itu saja seharusnya memaksa kami melakukan segala yang kami bisa untuk memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Ukraina.”
Sebagai bagian dari permohonan pendanaan, OCHA meminta dana sebesar $3,1 miliar untuk membantu 8,5 juta orang yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan pada 2024. Badan Pengungsi PBB sedang mencari $1,1 miliar untuk mendukung 2,3 juta pengungsi Ukraina dan komunitas tuan rumah mereka.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menerima 67% dari $3,9 miliar yang diajukan tahun lalu. Mereka telah mengurangi seruannya pada tahun 2024 untuk memprioritaskan orang-orang yang paling membutuhkan karena krisis kemanusiaan lainnya di seluruh dunia, termasuk di Gaza dan Sudan, memerlukan pendanaan yang mendesak.
“Persaingan untuk mendapatkan pendanaan semakin besar, tidak diragukan lagi,” kata Griffiths. “Memasuki 2024, persaingan untuk mendapatkan pendanaan akan menjadi lebih sulit dibandingkan 2023.”
OCHA mengatakan lebih dari 14,6 juta orang, atau 40% populasi Ukraina, akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini akibat serangan dan invasi Rusia.
Lebih dari 3,3 juta orang yang membutuhkan tinggal di komunitas garis depan di bagian timur dan selatan negara tersebut, termasuk di wilayah yang diduduki oleh Rusia, yang tidak dapat diakses oleh konvoi kemanusiaan OCHA sejak awal konflik.
“Kami terus melakukan negosiasi dengan pemerintah Rusia mengenai cara mendapatkan akses terhadap orang-orang yang mungkin paling membutuhkan, karena sekarang sudah dua tahun sejak bantuan kemanusiaan yang nyata, efektif, teratur, dan dapat diandalkan telah sampai kepada mereka, "kata Griffiths.
Invasi Rusia, yang dilancarkan pada Februari 2022, telah memaksa sekitar 6,3 juta orang mengungsi ke luar negeri. Empat juta orang, termasuk hampir satu juta anak-anak, masih menjadi pengungsi di dalam negeri, menurut OCHA.
“Negara-negara tuan rumah terus memperluas perlindungan dan memasukkan mereka ke dalam masyarakat, namun banyak pengungsi yang rentan masih membutuhkan bantuan,” kata Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
“Mereka tidak seharusnya merasa terdesak untuk kembali karena mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam pengasingan.”
REUTERS
Pilihan Editor: Filipina Ingin Bangun Pulau-pulau di Laut Cina Selatan