Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Saat Paus Fransiskus Cium Tangan Imam Besar Istiqlal, Dibalas Ciuman Kening

Ada momen mengharukan saat Paus Fransiskus cium tangan Imam Besar Istiqlal, dibalas ciuman kening.

5 September 2024 | 18.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Momen haru tercipta dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral pada Kamis, 5 September 2024. Dalam kesempatan itu, Pemimpin Takhta Suci Vatikan tersebut bertemu dan berdialog dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Usai melihat langsung Terowongan Silaturahmi, Paus Fransiskus dan Imam Besar Nasaruddin menandatangani dokumen “Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan.” Selesai acara tersebut, Uskup Roma itu pun berfoto bersama dengan para tamu undangan. Di antaranya Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah Wahid.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari Antara, setelah berfoto bersama, Paus Fransiskus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Kemudian, Imam Besar Nasaruddin membalas dengan mencium kening Pemimpin Gereja Katolik Dunia tersebut.

Paus Sebut Terowongan Silaturahmi Lambang Persatuan

Dalam kunjungan tersebut, Pemimpin Gereja Katolik Dunia itu mengatakan, Terowongan Silaturahmi merupakan lambang solidaritas dan persatuan umat beragama karena menjadi ruang perjumpaan serta dialog.

“Terowongan ini menunjukkan bahwa dua tempat ibadah tidak hanya berhadapan satu sama lain, tapi juga menghubungkan satu sama lain,” kata Fransiskus saat memberikan sambutan dalam kunjungannya di Masjid Istiqlal, Kamis, 5 September 2024.

Dia juga menilai terowongan itu memungkinkan perjumpaan antar umat, saling berbagi pengalaman spiritual untuk berbaur, meningkatkan toleransi, dan hidup bersama. “Dapat menjadi pengalaman nyata persaudaraan dalam iring-iringan solidaritas, peziarahan suci,” ucap dia.

Oleh karena itu, Paus Fransiskus berharap adanya keterbukaan dialog Islam dan Katolik serta agama lain di Indonesia, yang salah satunya ditandai dengan Terowongan Silaturahmi, bisa menghapus sekat-sekat sosial yang menimbulkan konflik. Dia juga menyebutkan terowongan itu bukan sekedar formalitas, melainkan jalan persahabatan masyarakat Indonesia yang didukung para pemimpin sipil dan para pemimpin agama yang berbeda.

Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan Masjid Istiqlal bukan sekedar rumah ibadah bagi umat Islam, melainkan rumah besar bagi kemanusiaan. Dia mengatakan, Istiqlal dibangun dengan visi besar untuk menciptakan harmoni kehidupan bangsa Indonesia dan dunia.

“Masjid Istiqlal yang telah direnovasi oleh Presiden Jokowi, bukan hanya rumah ibadah umat Islam, tapi rumah besar kemanusiaan. Kita berprinsip humanity is only one,” kata Nasaruddin saat membacakan pidatonya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis 5 September 2024.

Deklarasi Bersama

Pada kesempatan itu, Paus Fransiskus juga meneken dokumen Deklarasi Istiqlal bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar. Dokumen berjudul “Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan” itu disepakati pada Kamis, 5 September 2024.

Fransiskus mengatakan, terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral memiliki makna sangat mendalam bagi persatuan umat agama. Di terowongan yang dibangun pada 2020 itu, ada beragam suku dan agama bertemu.

Dia juga menyebutkan, tak seperti terowongan pada umumnya yang gelap gulita, terowongan Istiqlal ini tampak terang karena menyimbolkan persatuan. “Ketika kita berpikir tentang sebuah terowongan, dengan mudah kita membayangkan lorong yang gelap. Namun, di sini berbeda. Sebab semuanya terang. Andalah cahaya yang meneranginya,” kata Fransiskus.

Deklarasi Bersama itu kemudian dibacakan oleh tokoh lintas agama secara bergantian. Mereka adalah Monsinyur Tri Harsono dari Indonesia Bishop Conference dan Ismail Cawidu dari Masjid Istiqlal.  

Antara, Francisca Christy Rosana, Ridian Eka Saputra, Hendrik Yaputra, berkontribusi dalam artikel ini.

Pilihan editor: Netanyahu Berkukuh Israel Tak Akan Tinggalkan Koridor Philadelphia di Gaza

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus