Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 15 orang yang diduga melakukan vandalisme ditangkap di Venezuela setelah aksi protes pasca-pemilihan presiden berubah menjadi kekacauan semalam, kata jaksa agung Tarek William Saab pada Selasa 30 Juli 2024. Seorang remaja berusia 15 tahun dan delapan pria dewasa ditahan di kota Tigre, di sebelah timur ibu kota Caracas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ketika mereka melakukan vandalisme dan membakar markas partai dengan orang-orang yang berkumpul di dalamnya," kata Saab di X. Markas tersebut milik Partai Sosialis Bersatu Venezuela yang sedang berkuasa, tambahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi Venezuela menangkap enam orang lagi dalam tiga insiden terpisah. Tiga dari mereka dituduh memimpin protes untuk "mendestabilisasi perdamaian."
"Pada saat penangkapan, para tersangka memiliki sepuluh liter bensin dan satu jerigen ukuran 20 liter, enam botol kaca berisi bahan mudah terbakar dan sekering buatan tangan (koktail Molotov), karet dan benda tumpul," kata Saab dalam unggahan terpisah.
Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez mengatakan lebih dari 20 prajurit terluka dalam kekerasan tersebut.
Venezuela menggelar pemilihan presiden pada 28 Juli. Menurut Dewan Pemilihan Nasional, dengan 80% surat suara telah dihitun.
Nicolas Maduro memenangi masa jabatan ketiga dengan memperoleh 51,2% suara. Lawan utamanya Edmundo Gonzalez, yang mewakili partai-partai sayap kanan, memperoleh 44,2%.
Corina Machado, salah satu pemimpin oposisi, menolak mengakui hasil pemilihan, dan menyatakan Gonzalez sebagai pemenang.
Pengumuman hasil pemilihan presiden itu memicu protes di ibu kota Caracas dan sekitarnya, dengan bentrokan dilaporkan terjadi antara polisi dan pendukung oposisi. Protes dimulai di berbagai kota di Venezuela pada Senin malam.
Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa Venezuela terjadi di pusat bersejarah Caracas, dengan akses menuju istana presiden Miraflores diblokir.
Di distrik pusat Caracas, ratusan orang bersenjata tongkat, beberapa dengan bom molotov tampak berkeliaran.
Sebagian besar pendemo menutupi wajah mereka dengan syal dan bandana. Para pengunjuk rasa melempar dan membakar puing-puing konstruksi di tengah jalan.
Di beberapa jalan, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Kendaraan lapis baja berjaga di dekat istana presiden.
Terdengar suara dentingan panci dan wajan di mana-mana, sebuah bentuk protes yang umum di Amerika Latin.
Pendukung oposisi di pusat Caracas melempar bom molotov ke polisi, dan polisi merespons dengan menggunakan gas.
Tembakan terdengar beberapa kali di wilayah Avenida Urdaneta sebelumnya.
Gedung Majelis Nasional Venezuela dan Dewan Pemilihan Nasional (CNE) di pusat Caracas dijaga ketat oleh pasukan keamanan di tengah protes besar-besaran, lapor koresponden Sputnik dari lokasi kejadian.
Pemerintah Venezuela menuduh beberapa negara melakukan campur tangan dalam pemilihan.
ANTARA