Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan sejumlah media mengungkap Taliban telah melarang pertandingan mixed martial arts (MMA) di Afghanistan. Pasalnya, olahraga ini dianggap terlalu brutal dan melanggar hukum Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Larangan ini diterbitkan oleh Kementerian penyebaran kebajikan dan pencegahan kejahatan Afghanistan pada pekan ini yang disebut MMA berisiko pada kematian. Juru bicara Kementerian olahraga Taliban Atal Mashwani mengatakan kepada The Telegraph pada Kamis, 29 Agustus 2024, pertandingan MMA dilarang di Afghanistan terhitung mulai sekarang sehingga tak boleh ada seorang pun di negara yang boleh mempraktikkan MMA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pada para atlet yang terlibat dalam olahraga ini bisa pindah ke cabang olahraga lain sesuai pilihan mereka dan melanjutkan aktivitas mereka,” kata Mashwani.
Menurut Mashwani, larangan pada MMA diputuskan setelah dilakukan sebuah investigasi pada olahraga itu yang dinilai bertentangan dengan hukum Islam. “Setelah dilakukan investigasi, diputuskan olahraga itu (MMA) harus dilarang,” ujarnya.
Dia menambahkan sejumlah otoritas bidang olahraga di Afghanistan tidak memiliki data statistik jumlah atlet MMA di negara itu. Sebab banyak atlet di Afghanistan bergabung pada organisasi swasta dan tidak terdaftar di Kementerian Olahraga Afghanistan.
Federasi mixed martial arts Afghanistan yang didirikan pada 2008, telah menjadi sangat popular di kalangan anak muda Afghanistan. Pada 2015, turnamen MMA pertama dilakukan di Afghanistan.
Laporan sejumlah media menyebut sebagian besar petarung MMA asal Afghanistan sudah angkat kaki dari negara itu sebelum larangan MMA diumumkan. Beberapa atlet MMA warga negara Afghanistan yang bertanding di Paris Games, bertanding atan nama nasional atau tim Refugee Olympic. Lantaran pertimbangan faktor keamanan, MMA tidak diakui oleh Komite Olimpiade Internasional.
The Afghanistan Fighting Championship (AFC) dan Truly Grand Fighting Championship (TGFC) telah menjadi tuan rumah bagi puluhan petarung MMA sebelum Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada 2021. Akan tetapi, sejumlah kompetisi segera dibubarkan setelah undang-undang melarang pukulan diarea wajah diberlakukan.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Taliban Tunjuk Dubes untuk Uni Emirat Arab Pertama Kalinya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini