Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokumen dari audit menyeluruh terhadap subkontraktor yang dilakukan kejaksaan Milan di Italia mengungkapkan bahwa perusahaan fesyen mewah milik LVMH, Dior, hanya membayar sejumlah US$57 untuk membuat tas tangan yang terjual ribuan dolar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam beberapa bulan terakhir, jaksa Milan menyelidiki Dior, sebuah anak perusahaan LVMH, yang mengeksploitasi subkontraktor pihak ketiga, menurut Business Insider pada Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jaksa mengatakan bahwa bisnis ini mengambil keuntungan dari karyawannya untuk memproduksi tas dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan harga eceran.
Bulan lalu, LVMH ditempatkan di bawah administrasi peradilan di Milan karena diduga melakukan outsourcing tenaga kerja ke perusahaan milik Cina yang melakukan penganiayaan terhadap karyawannya. Menurut dokumen keputusan yang dilihat Reuters, para pekerja tidur di tempat kerja agar “tenaga kerja tersedia 24 jam sehari.”
Dior dilaporkan bukan satu-satunya merek yang bersalah karena pihak berwenang juga melakukan penyelidikan terhadap produsen Giorgio Armani. Aparat menemukan bahwa bisnis tersebut membayar US$99 untuk tas yang dijual di toko dengan harga lebih dari US$1.900, The Street melaporkan.
Reuters mengutip catatan pengadilan yang menyatakan bahwa “ini bukanlah sesuatu yang sporadis yang menyangkut satu lot produksi, namun metode manufaktur yang digeneralisasi dan dikonsolidasikan.”
Fabio Roia, presiden Pengadilan Milan mengatakan “Masalah utamanya tentu saja adalah orang-orang yang dianiaya: menerapkan undang-undang ketenagakerjaan, jadi kesehatan dan keselamatan, jam kerja, bayar.”
Bernard Arnault, CEO LVMH, menempati peringkat orang terkaya ketiga secara global, dengan perkiraan kekayaan bersih US$201 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index. Putrinya, Delphine Arnault, kini menjabat sebagai Chief Executive Officer Dior.
Pilihan Editor: Penjualan Gucci Jeblok 20 Persen, Apa Sebabnya?
REUTERS | AL BAWABA