Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

28 April 2024 | 12.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Surat persetujuan rekor itu ditandatangani pada Rabu, 3 April 2024 lalu. Isinya: RT pertama yang memiliki kolam ikan hias dan gizi warga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"RT kami sudah mencatat rekor di MURI," kata Ketua RT 008/04, Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Taufiq Supriadi, saat ditemui di kediamannya Senin, 15 April 2024. Pria yang akrab disapa Taufiq ini dikenal ulet dan gigih oleh warga sekitar. Berkat dia, jalan gang yang dahulu tidak enak dipandang, kini disulap menjadi Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Taufiq bersama warga setempat membangun tiga akuarium berisi ikan yang bisa dikonsumsi secara gratis dan dibagikan ke warga ketika masa panen. Lalu juga ada satu akuarium berisi ikan hias untuk mempercantik jalan gang yang hanya cukup dilalui oleh dua motor ini.

Bukan hanya akuarium yang disebut sebagai kolam gizi warga. Di Jalan Nusa Indah IV, RT 008/04, atau dikenal sebagai Gang 8, Taufiq juga mendirikan 32 item yang disebutnya penangkal krisis planet. Mulai dari aspek keanekaragaman hayati hingga alat untuk mencegah perubahan iklim.

Ketertarikan dia untuk merombak lokasi yang dulunya hanya jalan gang biasa menjadi tempat yang asri, bermula ketika hatinya terenyuh melihat kondisi iklim dan kenaikan suhu akibat pemanasan global yang semakin menakutkan beberapa tahun terakhir.

Suasana Gang 8, Jalan Nusa Indah IV, RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 22 April 2024. Tersedia 32 item pencegah krisis planet di lokasi ini, mulai dari kolam gizi warga, tanaman produktif hingga akuaponik. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

"Saya lulusan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), lalu melanjutkan studi magister di Institut Teknologi Bandung (ITB) bidang Geodesi. Sedikit banyaknya tentang iklim juga saya ikuti," ucap Taufiq yang kini mengabdi sebagai pegawai di Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK Republik Indonesia.

Dia mengakui sendiri bahwa dia serba bisa. "Bahasa gaulnya, palugada (apa mau lu, gue ada). Saya mengajar di Universitas Pembangunan Nasional Jakarta dan juga di Universitas Padjajaran. Lalu menjadi Ketua RT juga, Wakil Ketua Ikatan Alumni STAN iya juga," tuturnya.

Namun yang disebutkan Taufiq ini belum seberapa, dokumen data diri yang dibagikannya kepada TEMPO memperlihatkan bahwa dia adalah orang yang aktif. Gelar yang mengikuti namanya tergolong panjang, mulai dari gelar akademik dan sertifikasi khusus. Jika dituliskan bisa menjadi Dr. Taufiq Supriadi, S.E., M.T., CSFA., CertDA., GRCE., CIISA., CPCC., CIPS.

"Dua gelar terakhir saya berhubungan dengan krisis planet dan lingkungan. Diberikan oleh International Board Standar Colorado Spring-America Academy," ujar pria kelahiran Cirebon 1977 silam seraya menambahkan CPCC sebagai Certified Professional in Climate Change-CPPCCIBS dan CIPS itu Certified International Planetary Health Specialist.

Bersenjata Toa

Taufiq mengaku jika tiap pagi dirinya sering berpantun lewat pengeras suara yang dipasang di gapura gang Jalan Nusa IV. Pantun yang dia lakukan berkaitan dengan isu-isu terkini sembari mengedukasi warga. Tak jarang dia juga berceramah singkat lewat pengeras suara itu tiap pagi.

"Saya minta juga ke warga untuk mengirimkan pantun-pantun. Nanti biar saya bacakan lewat pengeras suara," kata dia mengungkap rahasianya. Selain untuk edukasi, menurutnya, cara ini bisa membantu membangunkan warga yang mungkin masih tertidur untuk segera memulai aktivitas. "Lebih jauh lagi bisa untuk menyampaikan informasi penting ke warga-warga."

Untuk mengawasi keamanan wilayahnya, Taufiq memasang 16 unit CCTV yang siap memantau selama 24 jam setiap harinya. Beberapa warga juga diberikan akses untuk melihat rekaman CCTV ini. "Walaupun di sini jarang ada kehilangan barang, tapi CCTV berguna juga untuk antisipasi kalau nanti ada kejadian yang tidak kita inginkan," kata Taufiq.

Taufiq baru terpilih menjadi Ketua RT 008/04 Kelurahan Malaka Jaya, pada Oktober tahun lalu. Namun gebrakan dan inovasi yang dibuatnya sudah sangat banyak. Kondisi ini menjadi nilai tambah juga bagi dia untuk bisa menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Asosiasi Rukun Warga dan Rukun Tetangga se-Indonesia.

Harapan Taufiq

Rekam jejak Taufiq di dunia akademik dan organisasi memicu hadirnya pelbagai inovasi di RT 008/04. Kolam gizi, misalnya, pengembangannya banyak terbantu oleh dana CSR salah satu bank di Indonesia. "Kami menyadari kalau sebuah perusahaan menyiapkan dana untuk diberikan kepada organisasi atau komunitas. Maka kami memasukan proposal lewat jalur kelompok tani, supaya bisa cair dan dimanfaatkan untuk kemajuan RT 008/04 ini,” kata Taufiq.

Beberapa pengajuan proposal yang dilakukannya tembus dan bisa menghadirkan gebrakan mencegah krisis planet. "Kami sadar kalau manusia memerlukan tiga pohon untuk menghasilkan oksigen per orang. Apalagi di Jakarta ini kekurangan pohon," ujar Taufiq menambahkan.

Suasana pintu masuk ke Gang 8, Jalan Nusa Indah IV, RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 22 April 2024. Lokasi yang menjadi Pusat Percontohan Pencegahan Krisis Planet. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

Dia berharap sebanyak 32 item yang ada di RT 008/04 bisa menjadi percontohan untuk daerah lain. "Mari sama-sama kita buat perubahan dan dampak nyata pada daerah kita masing-masing. Gerakan kecil sangat berguna untuk dampak yang lebih besar di kemudian hari," kata Taufiq.

Warga sekitar juga mengakui akan kegigihan juga kelihaian Taufiq mewujudkan Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet ini. Waluyo, misalnya. “Saya salut sama pak Taufiq, dia gigih dan mau menolong. Orangnya inspiratif juga,” kata dia. 

Waluyo juga menceritakan keseharian Taufiq untuk memajukan RT 008/04. Jika ada warga yang butuh pertolongan semisal kecelakan, bisa dipastikan Ketua RT itu yang hadir pertama kali untuk menolong. “Sigap dia, saya saja salut. Baru beberapa bulan jadi Ketua RT gebrakannya sudah banyak aja,” ujar Waluyo yang diamanahkan Taufiq untuk menjaga kolam gizi warga.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus