Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Aktivitas Gunung Lokon Meningkat, Badan Geologi Peringatkan Ancaman Letusan Freatik

Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi freatik secara tiba-tiba.

8 November 2024 | 18.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperingatkan potensi ancaman letusan freatik Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara. “Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi freatik secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangannya, Jumat, 8 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erupsi freatik adalah erupsi yang diakibatkan kontak magma dengan air hidrotermal. Wafid mengatakan letusan yang terjadi dapat disertai lontaran material pijar. “Erupsi dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapilli sampai bongkah, dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas secara tiba-tiba,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Badan Geologi menerbitkan peringatan tersebut setelah mendapati kenaikan aktivitas Gunung Lokon. Pada 1-8 November 2024 didapati kenaikan aktivitas kegempaan yang meningkat dari 32 kejadian per hari menjadi maksimum 55 kejadian per hari yang terjadi pada 7 November 2024. Kendati demikian, dari pemantauan visual tidak terjadi perubahan tinggi asap kawah yang berkisar 10-50 meter di atas Kawah Tompaluan, kawah Gunung Lokon.

“Berdasarkan data instrumental terindikasi adanya peningkatan tekanan di bagian dangkal (permukaan) setelah terekamnya gempa vulkanik dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas hembusan,” kata Wafid.

Badan Geologi saat ini belum menaikkan status aktivitas Gunung Lokon yang tetap dipertahankan berada di Level II atau Waspada. Dalam status Waspada tersebut masyarakat dan pengunjung/wisatawan diminta tidak mendekat dalam radius 2,5 kilometer dari Kawah Tompaluan, pusat aktivitas vulkanik Gunung Lokon.

“Jika terjadi erupsi dan hujan abu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata). Mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama pada musim penghujan,” kata Wafid.

Gunung Lokon berada di wilayah Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Gunung Lokon memiliki ketinggian 1.579 meter di atas permukaan laut. Badan Geologi menempatkan pos pengamatan Gunung Lokon di Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.

Badan Geologi mencatat letusan terakhir Gunung Lokon terjadi pada tahun 2011 berupa erupsi abu dan lontaran material pijar yang jatuh kembali di sekitar kawah. Badan Geologi menetapkan status Level II atau Waspada untuk Gunung Lokon sejak 21 Agustus 2023. Aktivitas kegempaan Gunung Lokon didominasi gempa vulkanik dangkal dengan rata-rata 1-10 kejadian per hari. Letusan freatik berpotensi terjadi secara tiba-tiba bila curah hujan cukup tinggi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus