Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SELUAS 215 juta hektare lahan—wilayah yang lebih besar dari Meksiko—dapat dihutankan kembali secara alami tanpa reboisasi yang mahal. Demikian hasil penelitian terbaru kami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Temuan ini memungkinkan kita mengimbangi sebesar 23,4 gigaton emisi karbon global selama tiga dekade mendatang. Jumlah itu setara dengan emisi karbon yang dihasilkan Australia selama 50 tahun, dengan asumsi tingkat emisi pada 2023 terus meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Restorasi hutan yang luas dan efektif sangat penting untuk mengurangi perubahan iklim dan melestarikan keanekaragaman hayati. Sangat penting bagi kita menemukan cara yang hemat biaya untuk menanam dan memelihara lebih banyak pohon di bumi. Salah satu cara untuk melakukannya adalah membiarkan hutan tumbuh kembali dengan sendirinya. Namun hal tersebut tidak mungkin dilakukan di semua lahan yang gundul karena diperlukan kondisi lingkungan tertentu agar pendekatan ini berhasil.
Penelitian kami mengidentifikasi lahan mana yang memiliki potensi kuat untuk pendekatan pemulihan hutan secara alami.
Manfaat Regenerasi Alami
Secara global, 65 persen dari luas hutan tropis asli hilang untuk pembangunan, seperti pertanian, jalan raya, dan urbanisasi. Deforestasi menyebabkan perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Kita juga kehilangan sejumlah hal mengkhawatirkan yang oleh para peneliti disebut “layanan ekosistem”, yaitu manfaat yang diperoleh manusia dari alam, seperti air bersih. Pemulihan hutan merupakan strategi penting untuk membalikkan kerusakan itu.
Makalah kami, yang diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 30 Oktober 2024, membahas soal regenerasi alami yang kemungkinan besar akan berhasil karena kondisi lingkungan sekitarnya. Regenerasi alami penting karena terkadang lebih baik daripada penanaman pohon secara manual, yang mencakup biaya bibit, tenaga kerja, pemupukan, dan pemeliharaan.
Penggunaan teknik manual di lanskap yang terdegradasi bisa mahal. Teknik ini juga kurang efektif dalam hal pemulihan keanekaragaman hayati asli dan menjaga sistem air berfungsi dengan baik.
Regenerasi alami merupakan alternatif yang lebih murah. Artinya, membiarkan hutan tumbuh kembali dengan sendirinya atau dengan campur tangan manusia yang direncanakan dengan cermat.
Misalnya reboisasi alami dapat menelan biaya antara US$ 12 dan US$ 3.880 per hektare. Sebaliknya, metode regenerasi aktif di daerah tropis akan menelan biaya antara US$ 105 dan US$ 25.830 per hektare.
Metode pemulihan regenerasi alami sering kali memberikan keberhasilan jangka panjang dan hasil keanekaragaman hayati yang lebih baik daripada penanaman pohon secara manual. Penelitian menemukan bahwa “keberhasilan” keanekaragaman hayati, yang berarti keanekaragaman hayati yang lebih kaya dan lebih banyak spesies, dapat mencapai 56 persen lebih tinggi ketika pendekatan regenerasi alami digunakan (ketimbang proyek penanaman manual).
Sebuah kawasan hutan terlihat gundul dan gersang akibat pembalakan. ANTARAFOTO/Fiqman Sunandar.
Di Mana Proyek Reboisasi Alami Dapat Berhasil?
Hingga saat ini, belum jelas bagaimana cara memprediksi area tempat regenerasi alami paling mungkin terjadi. Hal itu membuat proyek regenerasi alami berskala besar sulit dilakukan.
Penelitian kami mengatasi kesenjangan ini. Kami mengidentifikasi area terbaik untuk menerapkan pendekatan alami di daerah tropis. Kami berfokus pada kawasan hutan tropis karena kawasan tersebut sangat penting.
Keanekaragaman hayati hutan tropis tak tertandingi serta memberikan manfaat dalam bidang ekonomi, budaya, dan rekreasi bagi manusia. Hutan tropis juga tumbuh jauh lebih cepat daripada jenis hutan lain, dan banyak hutan tropis besar telah ditebang serta terdegradasi.
Faktor-faktor yang membuat hutan mungkin beregenerasi secara alami meliputi:
- jumlah hutan di sekitarnya,
- jarak ke hutan yang ada, dan
- kandungan karbon organik tanah.
Hal ini menunjukkan area dengan tingkat degradasi lanskap yang tinggi dan penggunaan lahan yang intensif cenderung tidak dapat beregenerasi secara alami.
Kami menemukan kondisi lingkungan yang cocok untuk regenerasi alami adalah di:
- 98 juta hektare di Neotropis (termasuk banyak wilayah di Amerika Selatan dan Tengah),
- 90 juta hektare di daerah tropis Indomalayan (yang mencakup banyak wilayah di Asia Tenggara, Malaysia, dan India), serta
- 25,5 juta hektare di Benua Afrika.
Hingga 52 persen dari regenerasi alami ini dapat terjadi hanya di lima negara, yakni Brasil, Indonesia, Cina, Meksiko, dan Kolombia. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara tersebut akan menjadi kandidat yang sangat baik untuk proyek regenerasi alami berskala besar.
Kami juga menemukan 29 negara lainnya memiliki setidaknya 1 juta hektare lahan yang dapat direboisasi secara alami. Kami pun mengidentifikasi 400 ribu hektare lahan gundul yang memiliki potensi regenerasi hutan alami di daerah tropis Australia.
Dunia Berkomitmen Memperbaiki Hutan
Dunia berkomitmen pada target restorasi hutan yang ambisius guna meningkatkan luas ekosistem hutan secara substansial pada 2050. Komitmen ini termasuk Bonn Challenge, yang bertujuan memulihkan 350 juta hektare pada 2030.
Yang lain adalah Target 2 dari Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal yang baru-baru ini diadopsi, yang menyerukan pemulihan 30 persen wilayah ekosistem yang terdegradasi pada 2030. Pencapaian target ini, terutama bagi negara-negara dengan ekonomi berkembang, tidak mungkin dilakukan hanya menggunakan teknik restorasi aktif. Hal ini karena kendala biaya dan kelayakan.
Untuk membantu tugas global tersebut, kami membuat kumpulan data yang tersedia untuk publik dan gratis untuk digunakan.
Komunitas Lokal di Pusat
Mendorong regenerasi alami tetap menjadi tantangan besar, khususnya di lahan milik pribadi dan dikelola secara komunal. Sebab, hal itu dapat berarti berkurangnya lahan yang tersedia untuk penggunaan lain.
Memberikan pelatihan dan dukungan kepada penduduk setempat untuk menanam, memanen, dan memasarkan produk yang bersumber dari hutan yang beregenerasi secara alami juga penting. Hal ini dapat membantu menjaga hutan muda yang beregenerasi secara alami tetap berdiri dan tumbuh.
Pendapatan ini dapat melengkapi atau menggantikan pembayaran yang saat ini diterima pemilik lahan dan penduduk setempat untuk mengelola lahan serta mencegah penggundulan hutan. Pendekatan berbasis pembayaran tidak selalu berkelanjutan dalam jangka panjang.
Saat ini banyak hutan yang dikendalikan dan dikelola oleh pemerintah pusat atau nasional. Memberikan masyarakat lokal dan masyarakat adat kendali atas hutan mereka akan membantu mendorong pemulihan yang memenuhi kebutuhan lokal. Namun ini memerlukan dukungan teknis dan pemantauan yang tepat.
Yang penting, analisis kami tidak menentukan di mana kegiatan restorasi harus atau tidak boleh dilakukan. Kami hanya menunjukkan di mana regenerasi hutan alam memungkinkan atau lebih mungkin berhasil. Kami menggaungkan seruan untuk memastikan pemulihan berlangsung seadil mungkin dan mengutamakan kebutuhan masyarakat setempat.
Mari Kita Beri Kesempatan
Regenerasi hutan alami memberikan peluang untuk memulihkan kawasan hutan yang luas dengan biaya murah dan efektif. Hal ini dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan membantu negara-negara memenuhi target pengurangan emisi mereka.
Manfaat lainnya termasuk melestarikan keanekaragaman hayati, mengatur sumber daya air, mengurangi erosi, dan membuat ekosistem lebih tangguh. Mengenali kapasitas regenerasi hutan tropis yang besar adalah kuncinya. Hal ini juga penting dilakukan bersamaan dengan melindungi hutan yang utuh dan mengurangi penggundulan hutan.
Robin Chazdon, Profesor Emeritus Ekologi dan Evolusi Biologi University of Connecticut, Amerika Serikat, ikut berkontribusi dalam tulisan ini. Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris di The Conversation dan diterjemahkan oleh Avit Hidayat dari Tempo.