Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korupsi Hukum
KORUPSI ataupun perbuatan koruptif tidak senantiasa terkait dengan uang. Perilaku tidak jujur, pemalsuan, sampai tindak kriminal adalah korupsi. Kita bisa lihat hal itu dalam putusan Mahkamah Konstitusi. Amanah luhur yang mereka emban tidak tergambarkan dalam berbagai putusan. Yang terbaru adalah akrobat penetapan syarat calon presiden dan wakil presiden. Benturan kepentingan dan penyalahgunaan kekuasaan demi keuntungan pribadi sangat nyata terlihat di Mahkamah Konstitusi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemerosotan akhlak serta tata nilai kita saksikan setiap hari melalui pemberitaan di berbagai media. Hakim konstitusi seharusnya bersikap jujur, luhur, dan adil. Menyedihkan jika kita melihat hal sebaliknya. Ketidakpedulian lembaga yang memiliki keabsahan formal, baik yudikatif, legislatif, maupun eksekutif, menunjukkan betapa parahnya dekadensi moral di kalangan pejabat publik kita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hadisudjono Sastrosatomo
Jakarta
Presiden Baru
SETAHUN dari sekarang, kita akan mengucapkan selamat jalan kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Terlepas dari hiruk-pikuk politik yang terjadi akhir-akhir ini, kita akan mengucapkan selamat datang kepada presiden baru.
Banyak di antara kita yang beruntung bisa mengalami semua masa pemerintahan, dari Presiden Sukarno hingga Jokowi. Mengalami dalam arti merasakan bagaimana cara dan gaya setiap presiden dalam mengelola negara, ditambah mengemban amanah untuk menjadikan rakyat sejahtera. Setiap presiden mempunyai kekurangan dan kelebihan yang tidak bisa dinafikan. Tingkat kepuasan dan kekecewaan rakyat juga berbeda, terutama apabila dipandang dari sudut kepentingan yang berbeda.
Bung Karno, presiden pertama, pernah membawa Indonesia menjadi kekuatan yang disegani di Asia, dengan kekuatan militer yang sangat modern pada zamannya. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya sampai beberapa kali ingin menjatuhkan Bung Karno, tapi selalu gagal. Walaupun program Berdiri di Atas Kaki Sendiri atau Berdikari yang dicanangkan membawa Indonesia ke jurang kemiskinan, terutama menjelang berakhirnya kekuasaan Bung Karno, ada satu catatan penting yang tidak boleh dilupakan.
Pada era Bung Karno, Indonesia tidak mempunyai utang luar negeri sama sekali. Banyak hal positif lain yang akhirnya pada era sekarang diakui oleh semua elemen bangsa. Kecuali satu hal yang mungkin tidak disukai oleh banyak kalangan, yaitu Bung Karno mempunyai banyak istri. Yang pasti, karisma seorang Bung Karno tidak akan tertandingi oleh para presiden berikutnya.
Banyak orang yang meniru atau mencoba meniru ajaran, gaya, dan cara Bung Karno, tapi tidak ada yang bisa menyamai. Julukan Putra Sang Fajar memang layak disandang oleh Bung Karno. Banyak sekali buku mengenai Bung Karno yang saya baca, terutama buah karya penulis dari luar negeri. Secara obyektif, banyak sekali hal positif disampaikan mengenai bapak pendiri bangsa ini.
Situasi politik memang terkadang berpengaruh terhadap penulisan sejarah, karena sesuatu yang baik bisa dianggap buruk pada eranya, tapi bisa sebaliknya pada era yang berbeda. Namun, yang pasti, sejarah harus diluruskan, terutama bagi para generasi muda sekarang dan yang akan datang, bahwa kita pernah punya seorang Bung Karno yang patut kita banggakan. Jangan sampai stempel negatif terhadap Bung Karno terus menempel di pikiran generasi penerus bangsa.
Pelurusan sejarah juga harus dilakukan bagi tokoh-tokoh lain yang berjasa terhadap bangsa dan negara, bukan hanya Bung Karno. Sebab, sejak era Orde Lama, Orde Baru, Reformasi, sampai pasca-Reformasi, kerap terjadi penyelewengan dan pemutarbalikan fakta sejarah.
Samesto Nitisastro
Depok, Jawa Barat
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo