Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, apakah KPK serius ketika mengatakan ada menteri aktif yang akan menjadi tersangka karena kasus korupsi?
(8-13 Agustus 2012) |
||
Ya | ||
69,98% | (408) | |
Tidak | ||
25,56% | (149) | |
Tidak Tahu | ||
4,46% | (26) | |
Total responden: | (100%) | 583 |
Pernyataan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto, dua pekan lalu, bagai petir di siang bolong. Dalam sebuah diskusi di kantor KPK di Kuningan, Jakarta Selatan, dia membocorkan informasi mahapenting: paling lambat enam bulan lagi akan ada menteri aktif di kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinyatakan sebagai tersangka kasus korupsi. Pernyataan Bambang kontan memicu pro dan kontra. Yang setuju menilai sudah saatnya KPK mengambil tindakan berani semacam itu. "Bocoran" pimpinan lembaga penegak hukum itu dipandang sebagai shock therapy yang penting agar kejahatan kerah putih ini tak berulang. Yang tak setuju tak kalah lantang bersuara. Mereka menilai KPK tak elok merilis pernyataan semacam begitu. Apalagi tak jelas benar siapa dan dalam kasus apa sang menteri bakal dijerat. Saat ini, setidaknya ada empat menteri yang diperiksa KPK berkaitan dengan kasus korupsi. Ada Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng, yang terkait kasus korupsi proyek Hambalang, dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, yang terserempet kasus suap Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah. Lalu ada Menteri Agama Suryadharma Ali, yang tersandung kasus korupsi pengadaan Al-Quran. Terakhir, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono diperiksa dalam kaitan dengan kasus suap Pekan Olahraga Nasional. Apa pun pro dan kontra di tingkat elite, publik tampaknya percaya pada keseriusan KPK. Dalam jajak pendapat di situs berita Tempo.co sepanjang pekan lalu, hampir 70 persen responden menilai Bambang Widjojanto akan menepati janjinya. Jadi, kita tunggu saja enam bulan mendatang. |
Ikuti juga Polling Indikator di www.yahoo.co.id |
Indikator Pekan Ini Menurut Anda, apakah dukungan PKS dan partai besar lain mampu membuat pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi mengalahkan pasangan Jokowi-Ahok dalam putaran kedua pilkada DKI September nanti? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempo.co. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo