Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Melenggang Tanpa Sopir

Google mengembangkan mobil yang bisa mengemudi sendiri. Diyakini mobil ini mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas.

16 Agustus 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MOBIL Toyota Prius itu meluncur mulus di jalan bebas hambatan antara San Francisco dan Los Angeles pada akhir Oktober tahun lalu. Sepintas tak ada yang aneh dari mobil itu. Tapi, ketika orang melihat ke dalam mobil, barulah kejanggalan tampak. Sopir sama sekali tak menyentuh roda kemudi.

Ya, itulah mobil cerdas proyek perusahaan mesin pencari Google. Memakai peranti lunak dengan kecerdasan buatan tingkat tinggi, mobil ini bisa berjalan sendiri tanpa harus dikendalikan manusia. Hebatnya lagi, mobil ini membuat keselamatan penumpang lebih terjamin.

Pada akhir bulan lalu, otoritas Nevada setuju memberikan lisensi kepada mobil ini untuk berlalu-lalang di jalan umum di negara bagian tersebut. Artinya, tak lama lagi mobil cerdas tanpa sopir ini bakal bisa diproduksi massal bila teknologinya sudah benar-benar siap.

Mobil tanpa sopir pertama yang akan diproduksi massal adalah Toyota Prius. Ini lantaran Google memang mengembangkan teknologi itu di mobil buatan Jepang tersebut. Melihat peluang bisnis yang bakal menggiurkan, beberapa pabrikan juga mulai mengajukan permohonan lisensi di Nevada

Mata dari mobil ini adalah kamera video yang ditaruh dekat kaca spion. Tiga sensor radar ada di bagian depan dan satu di belakang. Di atas atap, diletakkan sebuah lidar, yakni sensor yang bisa merekam setiap benda yang ada di sekeliling mobil dalam perspektif tiga dimensi.

Para insinyur dari Google telah menguji coba mobil ini dengan menjalankannya di kepadatan lalu lintas di California, termasuk melintasi Jembatan Golden Gate di San Francisco. Selama uji coba, mobil tetap mendapat pengawasan ketat. Sebab, bila peranti lunak gagal berfungsi, sopir langsung mengambil alih kemudi.

Menurut salah satu ahli peranti lunak Google, Sebastian Thrun, mobil prototipe ini telah menempuh jarak sejauh 225 ribu kilometer tanpa mengalami kecelakaan, kecuali ditabrak oleh mobil lain dari belakang saat berhenti di lampu merah.

Bruce Breslow, Kepala Departemen Kendaraan Bermotor Nevada, percaya mobil cerdas tanpa sopir ini adalah bagian dari masa depan. Pada Maret lalu, otoritas negara bagian itu sengaja mengubah undang-undang agar mobil jenis ini bisa melaju di jalan raya. Negara bagian lain, termasuk California, juga berencana mengubah peraturan tentang kendaraan bermotor.

"Kebanyakan dari kecelakaan di jalan raya adalah akibat faktor kelalaian manusia," ucap Alex Padilla, senator dari Negara Bagian California, ketika memperkenalkan undang-undang baru. Mereka percaya bahwa dengan menggunakan komputer, sensor radar, dan sistem lain, seperti kamera, mobil tanpa sopir mampu menganalisis keadaan sekitar. "Ini jauh lebih aman," ucapnya.

Para ilmuwan dan insinyur mesin sebenarnya sudah memulai proyek mobil tanpa sopir ini sejak pertengahan 1960-an. Namun inovasi besar-besaran baru dimulai pada 2004, ketika tim peneliti dari Pentagon mulai tertarik pada tantangan besar ini.

Usaha pertama pembuatan mobil cerdas tanpa sopir ini gagal. Baru pada 2005, Sebastian Thrun, 43 tahun, direktur Stan­ford Artificial Intelligence Laboratory, insinyur di Google dan salah satu ­pencetus ide layanan Street View, dan timnya ­ber­hasil membuktikan bahwa mobil tanpa so­pir bisa dibuat. Kurang dari dua tahun, mobil cerdas tanpa sopir ini ternyata bisa dijalankan di daerah perkotaan dengan aman.

Sukses itu membangkitkan kepercayaan Thrun. Ia pun mulai memperkenalkan konsep mobil cerdas ini, yang memiliki kelebihan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Tak seperti manusia, yang sering mengemudi secara ugal-ugalan dan banyak menginjak rem atau menjejak gas secara berlebihan, mobil robot ini lebih "perasa", dan pada akhirnya angka kecelakaan bisa ditekan.

Dan, tentu saja, mobil cerdas tanpa sopir ini dapat menyelamatkan pengemudi itu sendiri. "Apakah kita bisa mengirim SMS saat mengemudi tanpa risiko kecelakaan?" ucap Thrun. "Tentu saja bisa, bila mobil itu memiliki kemampuan menyetir sendiri."

Firman Atmakusuma (BBC, New York Times, Graphics8)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus