Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

ITS Uji Coba Baterai Aluminium Udara ke Motor Listrik

Tim dari ITS melakukan uji coba purwarupa generasi pertama Baterai Aluminium Udara pada sepeda motor listrik.

12 Maret 2024 | 09.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan uji coba purwarupa generasi pertama Baterai Aluminium Udara yang dinamai Al-Udara ITS pada sepeda motor listrik. Uji coba ini dilakukan di Gedung Research Center ITS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua tim penelitian yang juga Guru besar Departemen Teknik Kima ITS Heru Setyawan menjelaskan, baterai logam udara dalam penelitian ini merupakan mesin bahan bakar logam yang menggunakan aluminium yang dirancang untuk percepatan penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Inovasi yang bertujuan untuk mendorong Indonesia mandiri energi dan teknologi ini didukung oleh Pertamina bersama Kedaireka Matching Fund ITS agar penggunaan KLBB di Indonesia bisa dipercepat.

Heru menyampaikan bahwa terobosan baru baterai aluminium udara ini bisa mencegah dendrit atau kristalisasi pada logam lithium yang dimulai pada anoda dan dapat menyebar ke seluruh baterai. "Dendrit dapat menjadi masalah genting pada baterai," kata Heru melalui keterangan tertulis, Selasa, 12 Maret 2024.

Tim penelitian baterai Al-Udara ITS ini melibatkan mahasiswa S1, S2, dan S3 Departemen Teknik Kimia ITS. Heru menambahkan, timnya menggunakan elektrodeposisi campuran logam Zn dan Mn untuk mengatasi peristiwa dendrit tersebut.

Baterai udara ini didesain khusus sehingga memiliki permukaan kurus dan tiga dimensi agar ion aluminium dapat secara homogen mengambil aluminium. "Alhasil, baterai menjadi bertahan lebih lama hingga 140 jam," kata Heru, yang juga dosen Laboratorium Elektrokimia ITS ini.

Heru mengatakan, baterai logam udara itu juga aman untuk lingkungan karena menggunakan elektrolit air dengan tambahan garam Natrium Klorida (NaCl). Larutan garam yang biasa digunakan sehari-sehari itu aman sehingga tidak menimbulkan efek apapun pada tubuh manusia. "Baterai udara ini tidak menyebabkan kenaikan suhu yang signifikan sehingga tidak terjadi thermal runaway atau panas berlebihan," kata Heru.

Tim ITS menilai uji coba baterai aluminium udara pada kendaraan listrik bisa terus dikembangkan karena Indonesia memiliki sumber daya aluminium yang melimpah. Apalagi harga baterai aluminium lebih murah dibandingkan baterai lithium ion.

Teknologi baterai udara ini sebenarnya telah dikembangkan ITS sejak 2013. Namun, penelitian itu sempat berhenti dan berlanjut setelah ada dengan dukungan pendanaan dari Pertamina dan Kedaireka Matching Fund ITS.

Purwarupa baterai aluminium udara ini masih perlu pengembangan lanjutan agar bisa diadopsi lebih baik pada kendaraan listrik. Baterai ini masih berupa primer sehingga jika baterai habis harus dibuang. Heru ingin mengembangkan baterai sekunder yang bisa dilakukan pengisian ulang. "Kami juga ingin memperkecil ukuran baterai supaya bisa lebih mudah dimasukkan ke dalam kendaraan," tutur Heru.

Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja sama, dan Kealumnian ITS Bambang menyambut hangat peluncuran baterai ini. Dosen Departemen Teknik Mesin ini berharap tim peneliti bisa lebih kompak dan mampu menggandeng mitra industri. "Semoga Baterai AI-Udara ITS ini dapat bermanfaat bagi kemandirian energi negeri ini," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus