Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal perang Rusia Ukraina, drone buatan Turki, Bayraktar TB-2 yang digunakan Ukraina, telah mengambil perhatian karena menghancurkan banyak kendaraan lapis baja Rusia. Kini, drone Shahed-136 buatan Iran yang digunakan Rusia, juga menjadi perhatian baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama perang, banyak senjata modern yang telah digunakan untuk terlibat pertempuran. UAV (unmanned aerial vehicle) dan UCAV (unmanned combat aerial vehicle), yang juga disebut sebagai drone.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini adalah fakta dari drone Shahed-136 buatan Iran
1. Shahed-136 di-rebranding Rusia jadi Geran-2
Menurut Reuters, Kementerian Pertahanan Ukraina mengidentifikasi peralatan itu sebagai Shahed-136 buatan Iran. Namun bagian belakang dari pesawat nirawak itu tertulis "Geran-2" dalam aksara Rusia.
Pertama kalinya tentara Ukraina mengetahui dan menghancurkan drone Shahed-136 adalah pada 13 September. Itu terjadi di dekat kota Kupiansk yang baru saja dibebaskan dari pendudukan Rusia.
2. Memasuki layanan militer Iran sejak 2021
Drone Shahed-136 itu mulai terungkap ke publik ketika rilis video diterbitkan oleh Iran pada Desember 2021. Sejak itulah, drone tersebut diyakini mulai digunakan dalam layanan militer Iran.
Shahed-136 terbang dengan cara dibantu Rocket Assisted Take Off (RATO) di atas truk, bukan lepas landas seperti cara kerja pesawat pada umumnya. Dia diluncurkan dengan bantuan peluncur, lalu mesin baling-baling yang ada di buritan drone tersebut akan mengambil alih kendali menerbangkan peralatan itu menuju sasaran.
3. Shahed-136 merupakan drone kamikaze
Bagian belakangnya dipasangi mesin piston 2 tak dengan baling-baling yang berfungsi mendorong terbang pesawat nirawak tersebut. Sayapnya berbentuk delta dengan bagian moncongnya membawa hulu ledak sekitar 40 kilogram.
Drone ini akan meledak ketika menabrak sasaran yang telah ditentukan dengan panduan GPS sebelumnya. Meski jumlah hulu ledak termasuk sedikit, tapi jumlah kuantitas drone yang dikirim dalam satu kali serangan memiliki dampak yang signifikan.
Sekitar lima drone bisa dikirim dalam satu kali serangan dengan satu target yang ditentukan. Dengan kuantitas tersebut, beberapa drone mungkin bisa dicegat oleh rudal pertahanan udara, tapi lainnya tetap lolos dan bisa mengenai target.
4. Menyerang Ukraina dari tempat relatif aman,
Rusia dapat menggunakan Shahed-136 untuk menyerang Ukraina dari tempat relatif aman, seperti di Krimea atau Belarus atau bagian Ukraina yang diduduki. Dia memiliki keunggulan sulit dideteksi oleh radar pertahanan.
Jika rudal pertahanan Ukraina bisa menjatuhkan sekelompok Shahed-136 yang terbang rendah, kelompok Shahed-136 yang terbang tinggi lolos dari cegatan dan bisa mengenai target yang diinginkan.
5. Harganya relatif murah dan efektif
Melansir Al Jazeera, harga tiap drone tersebut sekitar 20 ribu dolar atau sekitar Rp311 juta. Dibandingkan dengan rudal balistik Rusia seperti Kh-01, jelas drone ini jauh lebih murah.
Karena harganya yang relatif murah, maka penyerang bisa menggunakan drone ini dalam jumlah banyak dalam sekali serangan. Suaranya mesin 2 tak yang berisik, termasuk memberikan efek psikologis pada warga yang melihatnya.
TAUFIK RUMADAUL
Pilihan editor : Iran Tuduh Israel Jadi Dalang Serangan Drone, Janji Akan Balas Dendam
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.