Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Lateks Hibrida Pelapis Ban

Penggabungan karet dan pati dinilai bisa menghasilkan bahan yang lebih kuat dan tetap memiliki sifat elastis. Dipakai untuk meningkatkan kualitas ban kendaraan.

7 September 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIGA mahasiswa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Adream Bais Junior, Shaina Islamey, dan Muhammad Nabil Hifzhan, mengembangkan sintesis lateks hibrida untuk meningkatkan kualitas bahan baku ban. Mereka memanfaatkan pati kentang untuk membuat material lateks yang lebih kuat tapi tetap elastis.

Adream mengatakan riset lateks hibrida ini merupakan pengembangan dari diskusi dengan dosennya ketika ia mencari potensi yang bisa dikembangkan dari karet. Dia tertarik pada penggabungan karet, yang memiliki sifat elastis, dan pati, yang lebih kaku. “Kualitas ban masih bisa ditingkatkan,” kata Adream pada Selasa, 20 Agustus lalu.

Material ini dibuat karena bahan baku karet alam belum mampu menghasilkan ban berkualitas. Sejumlah masalah yang timbul antara lain suara bising dan daya cengkeram ban rendah. Walhasil, umur penggunaan ban menjadi lebih pendek. Ide inovatif ini diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa dan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2019 yang digelar Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Penggabungan material karet dan pati dinilai bisa menghasilkan bahan ban yang memiliki sifat elastis dan kaku pada saat yang sama. Dari segi sifat mekanis, lateks memiliki kelenturan yang baik tapi modulus kekakuannya buruk. Sedangkan sifat mekanis pati berkebalikan dengan lateks. “Pati mampu menutupi kelemahan lateks,” tutur Adream.

Lateks Hibrida Pelapis Ban/Tempo

Adream dan koleganya memilih kentang karena produk biomassa pati itu banyak diproduksi di Indonesia. Namun semua pati, menurut Adream, sebenarnya bisa digunakan dalam pengembangan lateks hibrida ini lantaran memiliki struktur yang relatif sama.

Para mahasiswa itu menggunakan metode elektrolisis plasma untuk menggabungkan karet dan pati. Adream mengungkapkan, metode ini belum banyak diteliti untuk riset lateks hibrida dan referensinya masih cukup sulit dicari. Meski demikian, metode tersebut dinilai mampu menginduksi reaksi penggabungan dengan lebih baik. “Riset dan pengujian banyak dikerjakan di kampus, terutama di laboratorium Jurusan Teknik Kimia UI,” ucapnya.

Hasil pencampuran dua bahan itu adalah material yang tetap bersifat elastis tapi bisa lebih kuat. Kedua sifat material itu sangat diperlukan untuk membuat ban yang baik. Sifat elastis yang mendominasi pada ban dibutuhkan untuk menghadapi lintasan berbatu atau guncangan agar kendaraan aman. Adapun sifat kaku yang lebih baik akan berdampak pada usia pakai ban.

Pati sebenarnya tak bisa langsung menyatu dengan karet karena memiliki sifat kimia berbeda. Namun hasil modifikasi lateks hibrida, dengan pati di dalamnya, bisa menempel pada ban. “Di lapisan paling luar kaku, tapi di dalamnya tetap elastis,” ujar Adream. “Dengan campuran yang tepat, kualitas ban bisa lebih baik.”

Adream mengatakan riset ini masih dalam skala laboratorium. Dia optimistis penelitian tersebut bisa dikembangkan ke level yang lebih tinggi. Hasil pengujian menunjukkan elastisitas dalam lateks bisa dipertahankan, sementara sifat kaku dari pati menambah kekuatan karet. “Perlu diteliti lagi metode lain yang mungkin bisa lebih baik,” tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus