Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim peneliti dan pengajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia merancang perangkat komunikasi untuk wilayah yang tak terjangkau sinyal seluler dan Internet seperti area pendakian gunung. Alat bernama Mountable itu dilengkapi sistem informasi dan pelacak untuk meningkatkan keamanan serta keselamatan para penjelajah gunung.
Mountable dibuat oleh Valda Orchidea Zahwa, Yudha Dwi Putra, Kalamullah Ramli, dan Yohan Suryanto. Perangkat berwujud seperti telepon seluler berantena itu diganjar medali emas dalam Indonesian International Invention Festival di Malang, Jawa Timur, pada April lalu.
Valda mengatakan konsep Mountable merupakan pengembangan hasil skripsi yang dibuatnya pada 2018. “Disetujui pembimbing untuk riset lagi sekalian mencari pendanaan dan membuat prototipenya,” kata Valda pada Selasa, 7 Mei lalu.
Mountable kini berada di bawah bendera startup PT Dioti Solusi Teknologi yang didirikan Valda, Yudha, dan Adhitya Wicaksono. Kalamullah, yang merupakan profesor bidang teknik komputer UI, didapuk menjadi penasihat. Mereka telah menjalankan uji coba di Gunung Sumbing, Jawa Tengah, serta Gunung Gede dan Pangrango, Jawa Barat.
Sejauh ini, Mountable sudah digunakan lebih dari seratus pendaki. “Kami tengah mengembangkan model terbaru yang lebih ringkas,” tutur Adhitya.
Sistem Pengawas Pendaki Gunung
Sistem komunikasi Mountable dikembangkan dengan perangkat pelacak, pemancar sinyal (repeater), situs pendukung, dan aplikasi. Semua sistem itu terintegrasi menggunakan jaringan gelombang radio jarak jauh pada frekuensi 920-925 megahertz. “Sudah sesuai dengan regulasi pemerintah dan tidak ada interferensi dengan frekuensi gelombang radio lain,” ucap Valda.
Menurut Valda, jaringan repeater bisa dipasang dalam setiap radius 2-3 kilometer di sepanjang jalur pendakian. Keberadaan para pengguna Mountable bisa langsung diketahui karena berada dalam wilayah pancaran sinyal. Makin tinggi lokasi pemasangan pemancar, jarak pancaran sinyal makin jauh. “Di lembah, jangkauan sinyal justru menyusut,” ujarnya.
Sistem komunikasi ini bisa digunakan pengelola gunung untuk memantau kondisi para pendaki dalam waktu nyata (real-time) dan cepat tanggap jika mereka mengalami kecelakaan atau tersesat. “Perangkat Mountable mengirimkan data lokasi terus-menerus,” kata Valda. “Misalnya ada yang tersesat, mereka bisa mengirim pesan dan pengawas gunung langsung melacaknya.”
Sistem Mountable berhasil menyelamatkan sembilan pendaki yang tersesat di Gunung Sumbing pada Desember 2018. Saat itu tim Mountable sebenarnya tengah melakukan uji coba alat bersama pengelola Gunung Sumbing. Perangkat itu dipinjamkan ke sejumlah pendaki. “Sekitar pukul 4 pagi, ada pendaki yang melapor tersesat. Sejam kemudian, pengawas gunung bisa menyusul,” tutur Valda.
Dengan mengandalkan fitur pelacakan, Mountable punya keunggulan karena harganya jauh lebih murah ketimbang telepon satelit. “Harga perangkatnya saja bisa mencapai Rp 15 juta, di luar biaya langganan layanan komunikasi satelit,” ucap Valda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo