Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang baterai tegangan tinggi. Peneliti City College of New York berhasil membuat baterai seng mangan dioksida atau Zn/MnO2 tegangan tinggi, yang dapat diisi ulang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Sidarto, peneliti ahli utama Pusat Survei Geologi di Bandung, menduga ada kaitan antara Sesar Citarik dengan Gunung Salak di Bogor. Juga, masyarakat dari berbagai daerah diminta datang langsung ke Kalimantan Tengah, jika ingin memanfaatkan bajakah untuk terapi pengobatan penyakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
Ilustrasi baterai. Kredit: Leaderswest
Peneliti City College of New York berhasil membuat baterai seng mangan dioksida atau Zn/MnO2 tegangan tinggi, yang dapat diisi ulang. Temuan itu menarik, karena selama ini tegangan baterai, yang banyak kita pakai sehari-hari ini, paling tinggi hanya 2 V.
Dengan tegangan 2,45-2,8 V, baterai Zn/MnO2 alkalin, yang dikembangkan oleh Dr. Gautam G. Yadav di CUNY Energy Institute, dapat memecah dominasi lithium (Li) yang mudah terbakar dan mahal.
Agar bisa menghasilkan tegangan di atas 2 V, Yadav dan timnya secara teknis merekayasa dua elektrolit berbeda yang menghasilkan kapasitas teoretis 308 mAh / g secara reversibel untuk banyak siklus.
Pohon mati di tengah Kawah Ratu yang berada di jalur pendakian Pasir Reungit, Bogor, 19 April 2015. Kawah termuda di Gunung Salak ini berada di ketinggian 900 mdpl. TEMPO/Frannoto
Sidarto, peneliti ahli utama Pusat Survei Geologi di Bandung, menduga ada kaitan antara Sesar Citarik dengan Gunung Salak di Bogor. "Sesarnya memotong gunung, saya duga Gunung Salak dikontrol oleh sesar itu," katanya kepada Tempo, Rabu, 21 Agustus 2019.
Sidarto pernah meneliti keberadaan sesar itu pada 2008-2009. Risetnya kini lanjut bersama tim peneliti kebencanaan di Jakarta. Menurutnya, jalur Sesar Citarik sebagian bisa dilihat langsung oleh mata. "Yang di Bogor ditandai oleh pegunungan yang lurus (arahnya)," kata dia.
Sesar Citarik berdasarkan riset dan interpretasinya, kata Sidarto, berarah utara-timur laut dan selatan-barat daya. Jalurnya membentuk kelurusan dari pantai selatan Sukabumi dekat Pelabuhan Ratu hingga pantai utara di Bekasi.
Viralnya bajakah tunggal sebagai obat kanker, membuat banyak penjual bajakah dadakan di Palangkaraya, Agustus 2019. (Tempo/Karana)
Masyarakat dari berbagai daerah diminta datang langsung ke Kalimantan Tengah, jika ingin memanfaatkan bajakah untuk terapi pengobatan penyakit.
"Siapa pun yang hendak merasakan manfaatnya, sebaiknya datang langsung ke Kalteng. Agar terhindar dari berbagai potensi kesalahan, seperti pemilihan bajakah yang tidak tepat dan lainnya," kata Komandan Korem 102 Panju Panjung, Kolonel Saiful Rizal di Palangka Raya, Selasa, 20 Agustus 2019.
Sengaja disarankan seperti itu, sebab secara medis pemanfaatan Bbajakah dinilai masih dalam tahap kajian, sehingga masih memerlukan waktu yang tak sedikit. Namun selama ini, bajakah memang biasa digunakan warga Kalteng untuk terapi pengobatan.
Selain tiga berita terpopuler di atas, Anda bisa membaca berita hari ini seputar sains dan teknologi hanya di kanal Tekno Tempo.co.