Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktor senior Kardiman atau Dorman Borisman telah meninggal dunia pada Selasa, 7 Mei 2024 pukul 19.18 WIB di Rumah Sakit Moch. Ridwan Meuraksa, Jakarta. Kabar ini disampaikan keluarga aktor tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keluarga menyebut bahwa pada bulan sebelumnya, Dorman menjalani operasi amputasi kaki kanannya karena komplikasi penyakit. Meskipun awalnya direncanakan hanya sampai mata kaki, namun akhirnya amputasi dilakukan hingga di atas lutut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenazah Dorman akan disemayamkan di rumah duka, di Kelurahan Dukuh Kramat Jati Jakarta Timur, sebelum dimakamkan pada Rabu, 8 Mei 2024. Pihak keluarga juga mengucapkan permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan yang mungkin dilakukan almarhum selama hidupnya.
Profil Dorman Borisman
Dilansir dari Indonesian Film Center, Dorman Borisman lahir di Jakarta pada 5 Februari 1951. Ia meninggalkan seorang istri bernama Sukowati dan putranya, Gagah Pangestu Gusti.
Pria yang juga akrab disapa Kardiman ini dikenal luas oleh masyarakat atas kontribusinya dalam dunia perfilman Indonesia. Ia meraih popularitas setelah berperan dalam film layar lebar Manusia Enam Juta Dollar bersama Warkop DKI.
Meskipun sering sebagai pemeran pembantu dan identik dengan berlakon sebagai orang Batak, Dorman mampu meninggalkan kesan yang mendalam dalam setiap penampilannya, baik dalam film komedi maupun drama. Sejak awal 1970-an hingga saat ini, Dorman Borisman telah terlibat dalam lebih dari 300 judul film, drama televisi, dan sinetron.
Debut dan Peran Karakter Batak
Debut film pertamanya adalah Kugapai Cintamu dan Suci Sang Primadona pada 1977. Ia sering menjadi partner dalam film-film yang dibintangi oleh Rano Karno, seperti Anak-anak Buangan (1979), Binalnya Anak Muda (1978), dan Suci Sang Primadona (1977).
Dorman juga dikenal sebagai spesialis dalam memerankan tokoh Batak. Hal ini dimulai ketika ia menjadi pengisi suara untuk film Kecupan Pertama pada 1970-an. Kesuksesan ini terus berlanjut dalam berbagai film dan sinetron, di antaranya Saras 008, BA BE (Batak Betawi), Kampung Girang, dan Tukang Bubur Naik Haji the Series.
Film lain yang membuatnya dikenal antara lain Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa (1979), Pintar-pintar Bodoh (1980), Tergoda Rayuan (1984), Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986), Roman Picisan (2010), Garuda di Dadaku 2 (2011), Serdadu Kumbang (2011), dan Generasi Micin (2018).
Selain berkiprah di dunia perfilman, Dorman juga aktif di dunia teater sejak awal kariernya. Ia mendirikan Teater Gelanggang Remaja Jakarta Timur pada 1971 yang kemudian berubah nama menjadi Teater Jakarta Timur.
Di samping itu, ia juga terlibat dalam Teater Ketjil yang dipimpin oleh Arifin C. Noer dan Teater Populer yang dipimpin Teguh Karya. Keberhasilannya dalam dunia akting membuatnya menjadi senior yang dihormati dalam industri hiburan Indonesia.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | ISTIQOMATUL HAYATI
Pilihan Editor: Dorman Borisman Meninggal Aktor Spesialis Perankan Orang Batak