Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Chris Martin, vokalis Coldplay, mengungkapkan bahwa album ke-12 band ini akan menjadi yang terakhir. Dalam wawancaranya dengan Zane Lowe di Apple Music, Martin menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil untuk menjaga warisan band tetap berkualitas tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Coldplay baru saja merilis album ke-10 mereka, Moon Music, pada 4 Oktober 2024, dan masih merencanakan dua album lagi sebelum mereka berhenti membuat album baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena lebih sedikit itu lebih baik. Dan bagi sebagian kritikus kami, lebih sedikit itu malah lebih baik! Sangat penting bagi kami untuk memiliki batasan itu,” kata Martin, dikutip dari CNA Lifestyle.
Keputusan untuk membatasi produksi album ini juga didorong oleh keinginan untuk menjaga standar kualitas. Menurut Martin, kualitas musik Coldplay saat ini sangat tinggi. Untuk sebuah lagu bisa masuk ke dalam album, itu hampir tidak mungkin, dan itu bagus.
Dia juga mengakui bahwa proses pembuatan album sebagai band memerlukan banyak waktu dan usaha, sehingga ia ingin memberi ruang lebih bagi rekan-rekannya, Guy Berryman, Jonny Buckland, dan Will Champion, untuk menjalani kehidupan mereka di luar Coldplay.
Pencapaian Coldplay
Coldplay telah menorehkan banyak pencapaian selama karier mereka yang panjang. Band ini pertama kali mendapatkan perhatian dunia dengan single Yellow dari album debut mereka, Parachutes (2000).
Sejak itu, mereka telah merilis banyak hits global seperti Clocks, Fix You, dan Viva La Vida. Album-album mereka kerap merajai tangga lagu internasional, dan band ini diakui sebagai salah satu grup rock terbesar di dunia.
Chris Martin menyebut bahwa setelah album terakhir mereka, Coldplay mungkin akan terlibat dalam proyek-proyek sampingan atau merilis kompilasi lagu-lagu yang belum sempat diselesaikan. Namun, keputusan ini tidak berarti bahwa mereka akan berhenti berkarya sepenuhnya.
"Masih akan ada sesuatu setelah itu, mungkin proyek berbeda atau sesuatu yang belum selesai," ujarnya.
Martin juga menekankan bahwa Coldplay tidak ingin berakhir seperti band yang terus mengeluarkan album tanpa tujuan, dan dengan membatasi jumlah album, mereka berharap bisa meninggalkan kesan yang mendalam dan konsisten.
Tur Coldplay
Walaupun Coldplay berencana untuk tidak lagi membuat album setelah album ke-12, Martin menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan tur.
“Itu tidak berarti kami tidak akan tur. Hanya berarti cerita utama sudah selesai,” jelas Martin kepada NME.
Dalam tur-tur terakhir mereka, Coldplay telah dikenal dengan pertunjukan yang megah dan interaktif, yang selalu menarik ribuan penggemar dari seluruh dunia.
Martin juga berbicara tentang kemungkinan melakukan konser yang lebih kecil di masa depan, dengan format yang lebih intim dan eksperimental. Dia membandingkan idenya dengan proyek Liam Gallagher yang menghidupkan kembali album Definitely Maybe dari Oasis.
Coldplay mungkin akan melakukan sesuatu yang serupa dengan mengingat dan merayakan karya-karya awal mereka, namun dengan pendekatan yang berbeda.
CNA LIFESTYLE | NME | VARIETY
Pilihan editor:Tur Music of The Spheres Coldplay Jadi Konser Rock Terlaris Raup Rp 15 Triliun