Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Chris Martin, frontman Coldplay, baru-baru ini mengungkapkan bahwa album ke-12 band tersebut akan menjadi album terakhir mereka. Hal ini disampaikan Martin dalam wawancara dengan Zane Lowe di Apple Music.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menegaskan bahwa Coldplay akan berhenti merilis album baru setelah album ke-12, sebagai bentuk menjaga kualitas karya mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kami hanya akan membuat 12 album, dan itu benar-benar keputusan kami, ujar Martin. Menurutnya, keputusan ini diambil agar Coldplay tetap memiliki warisan yang kuat dan tidak mengorbankan kualitas.
Memiliki batas seperti itu membuat kontrol kualitas menjadi sangat tinggi, dan itu hal yang bagus, kata dia, dikutip dari CNA Lifestyle.
Coldplay saat ini sedang mempersiapkan perilisan album ke-10 mereka, Moon Music, pada tanggal 4 Oktober 2024. Namun, Martin merasa bahwa membatasi jumlah album penting untuk menghindari kelelahan dalam bermusik dan ingin meluangkan lebih banyak waktu untuk diri sendiri.
Martin juga mengisyaratkan bahwa jika mereka masih berkolaborasi di masa depan, mungkin akan dalam bentuk proyek yang berbeda. Coldplay tidak ingin menghabiskan sisa hidup mereka hanya membuat album.
Coldplay, band rock asal Inggris yang dibentuk pada 1996, telah menciptakan deretan album yang tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga diakui oleh pecinta musik di dunia. Dengan melodi yang menggugah dan lirik yang menyentuh, mereka telah menjadi salah satu band terpopuler di dunia. Berikut adalah beberapa kategori album terbaik mereka.
Album Terlaris
Salah satu album terlaris Coldplay adalah A Rush of Blood to the Head, dirilis pada tahun 2002. Album ini sukses besar di pasaran, terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh dunia. Di dalamnya terdapat hits ikonik seperti In My Place dan Clocks yang memantapkan posisi Coldplay di kancah musik internasional.
Selain itu, album X&Y yang dirilis pada 2005 juga mencatat penjualan yang luar biasa, dengan lebih dari 8 juta kopi terjual. Keberhasilan kedua album ini menunjukkan daya tarik Coldplay yang mampu menyentuh hati pendengar di berbagai belahan dunia.
Album Terbanyak Didengar
Berdasarkan data streaming dan popularitas di platform musik digital, album Parachutes (2000) adalah salah satu album yang paling banyak didengar. Album debut ini memperkenalkan Coldplay ke dunia musik dengan lagu-lagu seperti Yellow dan Shiver.
Parachutes menjadi favorit banyak pendengar dan sering kali diputar di berbagai platform streaming hingga kini. Selain itu, Mylo Xyloto (2011) juga mendapatkan banyak perhatian, terutama dengan lagu-lagu hit seperti Paradise dan Every Teardrop Is a Waterfall. Menurut Allmusic, kedua album ini telah berkontribusi signifikan terhadap popularitas Coldplay di era digital.
Album dengan Penghargaan Terbanyak
Dari segi penghargaan, Viva La Vida or Death and All His Friends (2008) adalah album yang paling diakui. Album ini meraih Grammy Award untuk Album of The Year dan menduduki posisi puncak di tangga lagu di berbagai negara.
Lagu Viva La Vida menjadi salah satu single paling terkenal mereka, yang tidak hanya mendominasi tangga lagu tetapi juga memenangkan Grammy untuk Lagu Tahun Ini. Selain itu, album A Rush of Blood to the Head juga meraih berbagai penghargaan, termasuk Brit Awards.
Dengan berbagai penghargaan yang diraih, Coldplay terus membuktikan bahwa mereka adalah salah satu band terhebat di masa kini. Selain itu, keputusan untuk berhenti memproduksi album setelah elbum ke-12 dirilis akan menjadikan album-album tersebut berkualitas tinggi.
CNA LIFESTYLE | GENIUS | DISCOGS | ALLMUSIC
Pilihan editor: Chris Martin Sebut Album ke-12 Coldplay Bakal Jadi yang Terakhir: Kualitas Musik Kami Sangat Tinggi