Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pedalang kondang Indonesia Ki Manteb Sudarsono meninggal dunia pada Jumat, 2 Juli 2021 di usianya yang ke-73 tahun. Sebagai bentuk kecintaan almarhum kepada wayang kulit yang ditekuninya semenjak usia anak-anak, Ki Manteb Sudarsono pernah berujar akan mendalang sampai akhir hayat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan saat prosesi pemakaman pada Jumat siang, yang dilakukan dengan protokol kesehatan, sejumlah anak wayang milik Ki Manteb Sudarsono juga turut menyertai, dibawa dari rumah almarhum sampai ke tempat pemakaman tersebut. Dilansir dari laman Teras.id, kecintaan Ki Manteb Sudharsono terhadap seni wayang kulit tak dapat dinilai dengan apa pun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sampai mati saya mau jadi dalang, sak bosene wong sing nyawang, (sampai orang bosan menonton)” ujar Ki Manteb semasa hidupnya seperti dilansir dari Joglosemarnews.com partner Teras.ID.
Tekad Ki Manteb Sudharsono menjadi dalang sampai mati benar-benar terpenuhi. Beberapa hari sebelum meninggal dunia, menurut sejumlah kerabatnya, Ki Manteb Sudharsono masih sempat mendalang. Sahabat Ki Manteb Sudarsono yang pernah menemaninya mendalang di Eropa, Begog D Winarso mengatakan belum lama ini mendiang sempat mendalang di pendopo miliknya pada Minggu, 27 Juni 2021.
“Jadi menjelang akhir hayatnya, beliau masih mendalang dengan penuh semangat seperti biasanya. Beliau tak bisa tidur nyenyak kalau lama tidak mendalang. Dan menjelang wafat, beliau tetap setia mendalang,” tutur Begog.
Semasa hidupnya, Ki Manteb pernah bercerita, semenjak usia dini dirinya memang telah disiapkan sebagai calon dalang oleh orang tuanya yang memang dari keluarga pedalang. Darah dalang memang mengalir di tubuh keluarga Ki Manteb Sudharsono, bahkan ilmu dalang tersebut telah diwariskan secara turun-temurun dari sang kakek.
Kakeknya, Dalang Tus dan ayahnya, Ki Hardjo Brahim Hardjowijoyo, merupakan dua dalang yang cukup terpandang di masanya. Sementara ibu Ki Manteb Sudharsono juga merupakan pesinden dan pengrawit yang berpengalaman.
Mendalang bukan lagi sebuah profesi bagi sosok yang ikonik dengan jargon “Pancen oye!”, bagi Ki Manteb Sudharsono, mendalang sudah menjadi bagian dari jati dirinya. Bahkan selain mendalang, Ki Manteb Sudharsono juga mahir menabuh gamelan, menari, dan bermain peran, meski begitu ia tetap mengaku jati dirinya sebagai pedalang. “Saya berusaha bisa dalam segala hal, tapi tetap jati diri saya adalah dalang,” ucap Ki Manteb Sudharsono.
Demi mewariskan ilmu serta kemampuan memainkan wayang, semasa hidupnya Ki Manteb Sudarsono mengajar seni pedalangan di Institut Seni Indonesia atau ISI di Surakarta. Dengan mengajar pedalangan tersebut, Ki Manteb Sudarsono berharap dapat memberikan andil dalam mewariskan kelestarian seni pewayangan di tanah air.
HENDRIK KHOIRUL MUHID