Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Sumber Kasih, Lebak Bulus, Jakarta Selatan diklaim bebas dari banjir usai membangun penampungan air sementara di halaman belakang gereja.
"Puji Tuhan, Alhamdulillah pompa yang terpasang masih mampu untuk mencegah banjir akibat hujan kemarin," kata salah satu karyawan umum GPIB Jemaat Sumber Kasih Lebak Bulus Budi Nugroho saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu, 20 Juli 2022.
Budi mengatakan penampungan air sementara atau bak kontrol ini akan menampung air saat hujan kemudian nantinya dipompa keluar agar air tak meluap.
Wilayah Jakarta sempat dilanda hujan pada Jumat-Sabtu (15-16 Juli) lalu menimbulkan banjir pada beberapa lokasi termasuk di GPIB Jemaat Sumber Kasih Lebak Bulus.
Saat itu, Budhi menuturkan pihaknya hanya memakai satu pompa besar dibantu dua pompa kecil untuk mengatasi banjir.
Penampungan air sementara ini sudah dipasang sejak 2007 yang saat ini ukurannya menjadi lebih besar, yakni 10x2 meter dengan kedalaman dua meter.
Tak hanya penampungan air, alat untuk mengatasi banjir lainnya di gereja ini ada mesin pompa yang berukuran dua besar dan dua kecil.
Adapun penampungan air ini dibangun oleh para pengurus gereja dan mendapat dana sukarela dari para jemaat sehingga prosesnya tak perlu memakan waktu lama. "Lumayan apalagi jika nanti got yg mengalirkan air ke penampungan juga diperbesar, hasilnya pasti keliatan," tuturnya.
Sementara itu, saat ini gereja sedang melakukan proses penggantian genteng baru serta langit-langit dalam gereja untuk menambah estetika yang dimulai dari 26 Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PSI DKI Kritik Program Penanganan Banjir Pemprov
Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mempertanyakan kinerja Provinsi DKI Jakarta dalam menangani banjir. Pasalnya, kata dua, menurut data BPBD DKI, ada 92 RT yang terkena dampak banjir dengan ketinggian air lebih dari 40-200 sentimeter.
"Padahal sudah triliunan anggaran banjir yang digelontorkan dalam lima tahun masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mana janjinya yang mampu menangani banjir dalam waktu cepat dengan berbagai caranya," ujar August lewat keterangan tertulis pada Senin, 18 Juli 2022.
Anggota Komisi D DPRD DKI itu menilai banyak uang dikeluarkan untuk program penanganan banjir mulai dari pembangunan sumur-sumur resapan hingga naturalisasi sungai. Namun, program itu belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi banjir Jakarta. "Banjir masih terjadi dengan durasi hujan yang tidak begitu lama."
August juga mengingatkan kembali peristiwa Putusan PTUN yang mengabulkan tuntutan 7 warga di Mampang Jakarta Selatan. Tuntutan itu meminta Pemprov DKI menuntaskan pengerukan kali Mampang sampai ke Pondok Jaya dan membangun turap sungai di Kelurahan Pela Mampang, meskipun saat ini Gubernur Anies Baswedan tengah mengajukan banding.
"Ini bukti program-program penanganan banjir belum maksimal dijalankan secara rutin, salah satunya ya pengerukan di Kali Mampang itu. Belum lagi daerah lain yang sering terdampak banjir," katanya.
Politisi PSI itu juga mengatakan masa jabatannya Anies sebagai Gubernur DKI tinggal beberapa bulan lagi, tapi mengapa janjinya untuk pembenahan Jakarta terutama banjir belum juga teratasi. "Ini merupakan catatan hitam Anies Baswedan yang menjabat selama lima tahun belum mampu membenahi banjir di Jakarta. Jangan sampai banjir ini diwariskan pada pemimpin setelahnya," tutur dia.