Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serang - Seluruh wilayah Provinsi Banten 125 kecamatan yang terdiri dari 155 kecamatan dan delapan kabupaten/kota dinyatakan rawan banjir tahunan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menyatakan penyebabnya alih fungsi lahan dan penebangan hutan di hulu sungai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Data kami data kerawanan bencana dari 2015-2020 dari BNPB, dan petanya belum berubah,” ujar Kepala BPBD Provinsi Banten Nana Suryana, Rabu, 15 September 2021. Selain banjir, longsor juga berpotensi terjadi di Lebak, Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nana, banjir di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, yang terjadi saat ini disebabkan buruknya drainase. Hal ini juga banyaknya perubahan alih fungsi lahan, seperti sempadan kali yang dibangun rumah dan bangunan lainya, serta drainase yang kurang lancar akibat sampah. “Ini kawasan perkotaan, sudah banyak permukiman warga, ini akibat drainase yang kurang lancar.”
Banjir bandang di Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang diduga akibat gundulnya hutan di hulu sungai. “Banjir yang terjadi di Lebak biasanya cepat surut, berbeda dengan di Tangerang, bisa sepekan,” kata dia.
Menurut Nana, yang terpenting saat ini adalah sistem yang terkoordinasi dan terorganisir. Jika terjadi banjir lagi, pemerintah sudah siap melakukan penanganan. “Saat ini kami masih lakukan penanggulangan."
Semua personel disebar di semua titik banjir. "Setelah ini, kami akan melakukan inventarisasi fasilitas apa saja yang rusak.”
Nana mengimbau kepada seluruh warga di daerah rawan banjir dan longsor selalu waspada selama musim hujan. Ketika hujan turun dengan deras dalam waktu yang lama, potensi banjir akan semakin besar dan tanah longsor bisa saja terjadi.