Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DISEBUT-sebut sebagai calo perdagangan ginjal, Muhammad Nor Iksan punya beberapa nama alias. Calon pendonor ginjal mengenalnya sebagai Iksanuddin, tapi dia menggunakan nama M. Nor Zamzam di akun Facebook-nya. Saat Tempo menelepon laki-laki 36 tahun itu pada Rabu, 2 Agustus lalu, dia memperkenalkan diri sebagai Nor Iksan Zamzam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui seorang calon pendonor ginjal asal Jawa Barat, Tempo memperoleh informasi bahwa Nor adalah makelar perdagangan ginjal. Kepada calon donor ini, Nor mengaku pernah memberangkatkan tujuh orang untuk menjalani transplantasi ginjal di Hong Kong. Tapi Nor membantah. “Itu belum pernah terjadi,” kata Nor saat diwawancarai wartawan Tempo, Ihsan Reliubun, lewat sambungan telepon pada Rabu, 2 Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang calon donor bercerita Anda calo perdagangan ginjal. Apa tanggapan Anda?
Saya tak tahu sama sekali soal itu. Silakan lihat di Facebook, banyak sekali informasi mengenai hal itu.
Anda juga mengaku pernah mengirim donor dan resipien ke Hong Kong untuk menjalani transplantasi?
Itu belum pernah terjadi. Orang yang mengetahui soal pendonoran organ itu namanya Bismilah. (Nor mengirim nomor telepon Bismilah, yang bernama Mudri saat dilacak dengan aplikasi pengenal nomor seluler. Dimintai konfirmasi pada Jumat, 4 Agustus lalu, Bismilah mengaku bernama Syamsul. Ia mengatakan sudah tak mencari calon donor ginjal lagi. “Saya posisinya mencarikan donor untuk nenek saya yang mengalami gagal ginjal dan sekarang sudah meninggal,” ucapnya.)
Seberapa dekat Anda dengan Mudri?
Saya berkomunikasi dengan dia satu-dua bulan lalu. Dia tanya apakah ada orang yang berminat mendonorkan ginjal. Saya bilang tak tahu dan tak ikut-ikutan. Saya pernah menyarankan dia agar mencari kerja yang halal. Tapi tak pernah digubris. (Bismilah mengaku tidak mencari donor ginjal untuk dibayar karena praktik itu dilarang undang-undang. Dia berkukuh mencari donor ginjal untuk neneknya yang sedang sakit.)
Kami juga mendapat informasi Anda menawarkan kompensasi Rp 150-250 juta kepada calon donor melalui WhatsApp. Tanggapan Anda?
Akun saya dibajak. Saya tidak tahu siapa yang melakukan itu.
Apakah Anda pernah menjadi donor ginjal?
Teman nongkrong saya di Semarang mencari donor ginjal. Saya menawarkan diri karena menganggapnya seperti saudara. Saya sudah menjalani kontrol kesehatan bersama dia selama enam bulan dan tingkat kecocokannya cukup tinggi. Tapi, saat tahap advokasi, saya gagal. Padahal saya serius mau mendonorkan ginjal tanpa ada embel-embel jual-beli.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Saya Pernah Jadi Calon Donor Ginjal"