Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Khansa Aathirah El Putri, 23 tahun, merupakan salah satu dari empat korban kecelakaan maut Tol Cipularang pada Senin, 2 September 2019 yang berhasil teridentifikasi. Khansa, panggilan akrabnya merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ayah Khansa, Ermansyah mengatakan bahwa pada saat peristiwa kecelakaan maut Tol Cipularang 2 September 2019, Khansa tengah dalam perjalanan dari Bandung menuju Jakarta.
Keluarga tidak ada yang mengetahui alasan Khansa pada hari itu pulang ke Jakarta, karena menurut isi pesan dalam aplikasi percakapan Whatsapp kepada keluarga, Khansa seharusnya pulang tanggal 4 September.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Cuma ngasih tahu lewat WA, tapi saat saya bales, hanya muncul tanda pesan sudah dibaca, tapi tidak dibalas. Terakhir komunikasi pukul 11.38 WIB," kata Ermansyah, Jumat, 13 September 2019.
Sejak saat itu keluarga tidak dapat menghubungi Khansa. Pada 3 September subuh keluarga berencana untuk pergi ke Bandung untuk mengetahui kondisi Khansa. Namun, sebelum berangkat keluarga mendapat kabar mengenai kecelakaan di Tol Cipularang.
"Akhirnya tidak ada kabar, dari Pak Erman sendiri sudah mulai ada firasat tidak bagus jadi mau coba pergi ke Bandung (subuh, 3 September), menjelang mau jalan dapat kabar dari jalan tol akhirnya dia (Pak Erman) berangkat sama istrinya kesana," kata paman Khansa, Heri. "Dari orang tua almarhum ditelusursi dan memang benar bahwa mobil tersebut mobil almarhum Khansa."
Namun pada saat itu terdapat empat korban lainnya yang belum teridentifikasi sehingga harus dilakukan tes DNA dari pihak keluarga. Heri pun sempat melihat langsung kondisi mobil Mazda hitam milik Khansa setelah kecelakaan.
Kendaraan melintas saat pemberlakuan "Contra Flow" di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa, 3 September 2019. Kecelakaan maut di KM 91 ini menyebabkan delapan korban meninggal. ANTARA/Raisan Al Farisi
"Pas hari Minggu kemarin, dari saya sendiri saya coba cek ke TKP supaya lebih jelas lagi lihat kendaraan ternyata sudah hancur total, dilihat dari tempat duduk stir mobil juga sudah dalam keadaan kejepit, sepertinya almarhum ini sudah tidak bisa bergerak," kata Heri.
Heri juga melihat masih adanya sisa tulang yang ditemukan di bawah stir mobil. Heri mengumpulkannya untuk disatukan ke dalam peti jenazah.
"Saya lihat tumpukan-tumpukan di bawah stir itu masih banyak arang-arang, dari pihak sana kan hanya ambil segelondonga-segelondongan saja yang besar-besar saja seperti tulang rusuk itu masih ada, tulang leher, tapi kaki kebawah seperti lupur arang sekitar 2cm tebalnya," kata Heri. "Akhirnya kami coba cari-cari, kami keruk masih ada tulang tempurung, itu masih banyak akhirnya saya ambilin dan kumpulin bawa ke rumah, setelah tes DNA selesai, kami masukan semuanya ke dalam peti."
Heri menuturkan bahwa keluarga sudah memasang tenda di depan rumah sejak Selasa, 3 September 2019 pukul 12 siang. Orang tua Khansa juga sempat meminta pihak kepolisian untuk mempercepat proses penyerahan jenazah sehingga dapat langsung dikebumikan.
"Setiap hari kami tanda tanya terus, banyak warga yang datang bertanya kapan jenazah datang, dibilangnya besok lusa, setelah itu besok lagi, tambah lagi tambah lagi, warga datang pulang terus menerus," kata Heri.
Keluarga mendapat kabar bahwa seharusnya Senin, 9 September sudah bisa penyerahan jenazah, namun ternyata tidak bisa padahal keluarga dan kerabat sudah berkumpul di rumah orang tua Khansa.
Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, menyerahkan jenazah Khansa bersama tiga korban lainnya kepada keluarga masing-masing pada Kamis, 12 September siang. Selain Khansa, lainnya adalah Umayah Ulfa (25) warga Kota Bekasi, Nailisma (20) warga Bogor, Lela Yuliantika (40) warga Bandung.
"Setelah dapat kabar dari polisi hari Kamis jam 2 siang sudah bisa serah terima jenazah, kami langsung mengabari keluarga semua lewat group, setelah itu orang tuanya datang kesana, dibawa pulang langsung disholatkan kemudian ke Rawamangun," kata Heri.
Kecelakaan maut di Tol Cipularang tersebut menyebabkan delapan korban meninggal serta enam mobil terbakar. Kecelakaan itu diduga akibat truk yang kehilangan keseimbangan hingga menabrak mobil di sebelahnya.
MARVELA | DA