Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - YouTuber Deddy Corbuzier menjadi salah satu pembicara dalam acara Deklarasi Anti Hoax, bagian dari HUT Humas Polri ke-72 di gedung Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ) hari ini. Pemilik podcast Close the Door itu membagi berita bohong alias hoaks dalam dua kategori, yakni receh dan ultimate.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, pernyataan meminjam uang dengan iming-iming akan segera mengembalikannya termasuk dalam hoaks receh. Dia lantas melanjutkan penjelasannya ihwal hoaks ultimate.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hoaks yang ultimate itu gini, menjelang Pemilu, Ratna Sarumpaet buat hoaks digebukin karena dibisikin setan," katanya sambil bergurau, Selasa, 10 Oktober 2023.
Ratna Sarumpaet pernah mengaku menjadi korban penganiayaan. Aktivis ini menyebarkan cerita telah dihajar tiga orang di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat hingga membuatnya terluka pada 21 September 2018.
Bahkan, beredar foto wajah Ratna yang tampak lebam seolah-olah seperti kena pukulan. Namun, Ranta akhirnya mengaku telah berbohong mengenai kabar penganiayaan tersebut.
Polda Metro Jaya lantas menangkap dan menetapkan ibunda Atiqah Hasiholan itu sebagai tersangka atas kasus penyebaran hoaks. Pada 11 Juli 2019, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memberikan vonis dua tahun penjara untuk Ratna Sarumpaet.
Kembali soal acara Polda Metro Jaya bertajuk Sinergi Orangnya, Aman Jakartanya, Pemilu Aman, Indonesia Maju hari ini, Dedy menjelaskan, hoaks bisa berawal dari hal-hal sederhana hingga perkara besar.
Salah satu yang membuat masyarakat Indonesia mudah terjerat hoaks adalah tontonan tidak masuk akal. "Menyebarkan hoaks paling besar itu adalah sinetron azab," ujar Deddy sambil tertawa.
Eks pesulap ini menyebut masyarakat justru minat menonton tayangan seperti itu. Secara tidak sadar, tutur Deddy, setiap hari masyarakat melihat tayangan hoaks yang justru menimbulkan kebahagiaan.
Padahal, Deddy menekankan, penyebaran hoaks turut memicu perpecahan di masyarakat, khususnya soal isu suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA). Deddy mendorong agar masyarakat mengecek kembali informasi yang diterima.
"Tujuan hoaks memecah belah bangsa, terutama SARA. Cara terbebas dari hoaks: cek kembali, enggak langsung nyebarin," kata penerima pangkat kehormatan Letnal Kolonel atau Letkol Tituler dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu.