Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Rekaman kamera CCTV menunjukkan kronologi kebakaran di depo Pertamina Plumpang.
Ada dugaan petugas kesulitan menangani kebocoran bahan bakar.
Uap BBM yang bocor menyebabkan kebakaran di perkampungan penduduk.
MALAM selepas hujan, kamera pengawas (closed-circuit television/CCTV) di terminal bahan bakar minyak atau depo Pertamina Plumpang di kawasan perbatasan Koja dan Kelapa Gading, Jakarta Utara, menangkap gambar seorang petugas masuk ke area shelter penerimaan bahan bakar. Dia menyiapkan saluran pengisian menuju tangki yang akan menerima Pertamax kiriman dari kilang Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat menit kemudian, datang dua petugas lain secara berturut-turut dalam beberapa menit. Setelah berbincang, ketiganya meninggalkan shelter penerimaan BBM. Pada pukul 19.40 WIB, layar CCTV menunjukkan uap yang menyeruak keluar dari salah satu pipa. Dua menit berikutnya, tampak seorang petugas datang melihat kebocoran, tapi dia lantas pergi. Hanya dalam waktu satu menit, uap makin tebal, memenuhi shelter penerimaan dan terbawa angin ke permukiman warga yang berjarak beberapa meter dari pagar depo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada pukul 19.46 WIB, listrik di area depo Pertamina Plumpang mendadak padam. Pada pukul 20.10 WIB, api mulai terlihat di permukiman warga. Hanya dalam beberapa menit, api menyambar shelter penerimaan bahan bakar dan merembet ke permukiman warga. Kepanikan terjadi di hunian padat penduduk yang disebut Kampung Tanah Merah itu.
Sejumlah petugas berusaha memadamkan api yang membakar rumah warga imbas kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, 3 Maret 2023. Tempo/Hilman Fathurrahman W
Warga berhamburan ke luar rumah. Ahmad Ali Mudin, 44 tahun, warga Rawa Badak Selatan, Koja, yang tinggal di belakang depo Pertamina, buru-buru menghidupkan mesin mobil Toyota Avanza hitamnya. Bersama istri dan tiga anaknya, Ali lantas masuk ke mobil. Perlahan pria asal Madura, Jawa Timur, ini menyetir melintasi gang dan jalan sempit, menembus asap hitam yang kian pekat.
Di Gang Mandiri VII, tak jauh dari rumahnya, Ali melihat saudaranya, Siti Aminah. Siti, yang akrab disapa Mama Beki, hanya mondar-mandir. Ali bergegas turun dan mengajak Siti masuk ke mobil, tapi perempuan 40 tahun itu menolak. "Dia mau jalan karena merasa bisa lebih cepat," kata Ali kepada Tempo pada Selasa, 7 Maret lalu.
Malam itu, Kampung Tanah Merah makin merah karena terbakar. Yogi Maulana, warga Gang Mandiri VII, mengatakan api dengan cepat menjalar ke perumahan yang berdempetan itu. Saat itu dia melihat sesosok perempuan muncul dari gapura yang dikepung api. Ternyata dia Siti Aminah alias Mama Beki. Tubuhnya terbakar api. Mama Beki, Yogi mengungkapkan, kemudian terpelanting ke aspal.
Di tengah ketakutan, Yogi dan temannya, Hardiansyah, berusaha menolong. "Saya lihat masih bergerak. Saya sama Hardiansyah maju, menarik tangan Mama Beki," pria 35 tahun itu bercerita. Esoknya, tersiar kabar Mama Beki wafat setelah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
•••
DATA rekaman CCTV menjadi salah satu bekal bagi polisi untuk menyelidiki kebakaran depo Pertamina Plumpang. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan, mengatakan penyidik Badan Reserse Kriminal Polri serta tim Pusat Laboratorium Forensik dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System bersama penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya sedang mencari penyebab kebakaran. "Masih berlangsung," ucapnya pada Kamis, 9 Maret lalu.
Polisi memeriksa 24 saksi, 14 di antaranya warga yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran. Ada pula dua petugas keamanan dan delapan operator penyelia depo Pertamina Plumpang.
Seorang pejabat yang mengetahui kasus ini mengatakan Pertamina juga meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelidiki kemungkinan sabotase. Berdasarkan data CCTV, menurut sumber ini, ada dua petugas yang mendekati panel yang bocor. Salah satunya berinisial YM. Dalam pemeriksaan, pejabat tersebut mengungkapkan, YM mengaku mengecek seal atau lapisan penahan kebocoran yang rusak. “Mengetahui ada kebocoran, dia lari,” tuturnya.
Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris tidak membantah keterlibatan lembaganya dalam penyelidikan kebakaran depo Pertamina Plumpang. Menurut Irfan, timnya juga membawahkan subdirektorat yang berkoordinasi dengan semua instansi pemilik obyek vital, seperti Pertamina. Sedangkan Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso enggan menjelaskan keterlibatan BNPT dalam penyelidikan. Ihwal rekaman CCTV, dia hanya memberi penjelasan singkat. “Proses investigasi dilakukan oleh penegak hukum,” ujarnya pada Jumat, 10 Maret lalu.
Dugaan penyebab kebakaran pernah diungkapkan oleh Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sehari setelah kejadian itu. Menurut Sigit, ada gangguan dalam pengisian tangki penyimpanan Pertamax. "Terjadi gangguan teknis saat pengisian yang menyebabkan tekanan berlebih, membuat depo terbakar," katanya. Sigit mengatakan polisi akan menyelidiki dugaan gangguan teknis yang menjadi titik awal penyebab kebakaran.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir juga mengungkapkan titik yang diduga menjadi sumber kebakaran. Lewat video dalam akun Instagram @erickthohir pada Sabtu, 4 Maret lalu, tampak Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina Patra Niaga Erry Widiastono menjelaskan sumber masalah yang diduga ada pada pipa berisi Pertamax yang dikirim dari Balongan.
Erry, dalam video itu, menerangkan bahwa stok BBM yang tersimpan di depo Plumpang berasal dari dua jalur pasokan, yakni pipa darat yang terbentang dari kilang Balongan hingga ke Plumpang dan pipa laut yang mengalirkan BBM hasil impor atau dari kilang domestik lain. “Kejadian di pipa (darat). Diduga mampet, muncrat, dan menyebabkan uap karbon.”
Seorang mantan pejabat Pertamina yang bertugas di kilang selama puluhan tahun menduga tekanan tinggi di dalam pipa mendesak BBM bergerak ke arah yang bertekanan rendah, seperti bagian sambungan pipa. Cairan BBM kemudian menerjang keluar melalui titik sambungan sehingga terjadi kebocoran yang menimbulkan akumulasi uap dalam jumlah besar. “Uap BBM ini yang menyebar terbawa angin,” tuturnya.
Dugaan kebocoran dan pelanggaran prosedur dibantah oleh Fadjar. Menurut dia, semua peralatan dan fasilitas depo dirawat dan dipelihara sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP). Begitu pula sistem kerja di Pertamina yang memiliki SOP. “Kami pastikan SOP itu berjalan,” Fadjar menegaskan.
Fadjar juga menampik anggapan bahwa Pertamina kadang menempatkan pegawai pada posisi yang tidak sesuai dengan kompetensi. Buktinya, kata dia, Pertamina bergerak cepat saat menangani kebakaran di Plumpang. “Api di pipa padam dalam waktu satu jam setelah kejadian,” dia mengklaim. Pemadaman api di rumah warga berlangsung lebih lama, dua-tiga jam, karena permukiman yang padat. Kepadatan itu menyulitkan lalu lintas mobil pemadam kebakaran.
Sabtu, 4 Maret lalu, pukul 02.19 WIB, api mulai padam. Depo Pertamina Plumpang kembali beroperasi dua jam kemudian sehingga pasokan BBM untuk Jakarta dan sekitarnya bisa mengalir. Fadjar menjelaskan, kebakaran ini merusak pipa penerimaan BBM. Kondisi depo, menurut dia, baik-baik saja.
Pertamina memastikan depo Plumpang beroperasi normal. Pengiriman BBM yang semula melalui jalur pipa darat untuk sementara dialihkan menggunakan jalur laut. BBM dari kilang Balongan kini diangkut dengan kapal menuju Pelabuhan Tanjung Priok, kemudian dialirkan lewat pipa ke tangki di depo Plumpang.
RETNO SULISTYOWATI, IHSAN RELIUBUN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo