Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAUH-JAUH hari mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada Jakarta pada 22 Juli 2024, Partai NasDem kini mulai goyah. Penyebabnya ditengarai adalah pertemuan empat mata antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat sore, 2 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan selama satu setengah jam itu, keduanya membahas pelaksanaan pilkada 2024, termasuk pilkada Jakarta. “Keduanya menghargai dan menghormati pilihan masing-masing untuk pilkada,” ujar Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim ketika dihubungi Tempo pada Jumat, 9 Agustus 2024.
Empat politikus NasDem bercerita, sehari setelah bertemu dengan Jokowi, Surya mengajak sejumlah elite NasDem pelesiran ke pulau pribadinya di Kaliage, Kepulauan Seribu, Jakarta, selama tiga hari. Di situ, ia menyampaikan isi pertemuannya dengan Presiden. Jokowi meminta Surya sejalan dengannya dalam pilkada Jakarta.
Jokowi kini condong mendukung bekas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Menurut narasumber yang sama, di Kaliage Surya langsung menyampaikan bahwa ia menimbang ulang opsi mendukung Anies. Hermawi enggan menceritakan isi pertemuan di Kaliage. “Pilkada penuh dinamika dan proses, Pak Surya membuka diskusi dengan banyak pihak,” kata Hermawi.
Surya sebenarnya telah menyampaikan keputusan NasDem mengusung Anies kepada Jokowi pada Mei 2024. Saat itu Presiden memberi lampu hijau kepada Surya. Kolega Surya dan orang Anies bercerita, Istana bahkan mengirim utusan untuk menemui Anies pada 12 Juli 2024. Pesan yang disampaikan adalah Jokowi mempersilakan Anies berlaga dalam pilkada Jakarta.
Namun kondisi berbalik pada akhir Juli 2024. Hari-hari itu, kepada tiga koleganya, Surya kerap bercerita soal kasus hukum yang menyeret-nyeret namanya. Para elite NasDem pun menduga tekanan itu muncul dari Istana. Menjelang pemilihan presiden 2024, setelah NasDem menyatakan mengusung Anies Baswedan, bos Media Grup itu mengalami turbulensi serupa.
Dua kader NasDem, yaitu eks Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny Gerard Plate, serta bekas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terjerat kasus korupsi. Keduanya dicopot dan penggantinya tak berasal dari NasDem. Sejumlah bisnis Surya, seperti katering di PT Freeport Indonesia, pun mengalami tekanan.
Di Kaliage, Surya juga menyampaikan kekhawatirannya karena NasDem akan menggelar kongres partai pada akhir Agustus mendatang. Bekas politikus Partai Golongan Karya itu waswas posisinya sebagai ketua umum tergeser karena kasus hukum tersebut. Surya dan para elite NasDem yang hadir di Kaliage pun memutuskan untuk memantau perkembangan politik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anies Baswedan menyapa warga pada di Jakarta, 4 Agustus 2024. Antara/Asprilla Dwi Adha
Lobi kepada Surya agar ia membatalkan dukungan untuk Anies juga digencarkan oleh Koalisi Indonesia Maju—gabungan partai politik pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyambangi Surya pada Kamis, 1 Agustus 2024, di lantai 20 NasDem Tower, Jakarta Pusat. Selama empat jam, Dasco berdiskusi dengan Surya.
Dua narasumber yang mengetahui isi pertemuan itu menuturkan, Dasco ditengarai membujuk Surya mendukung Ridwan Kamil dalam pilkada Jakarta. Tangan kanan Prabowo itu memberikan tawaran kepada NasDem untuk bergabung dengan kabinet Prabowo-Gibran dengan mengisi sejumlah posisi di pemerintahan.
Membenarkan kabar ihwal pertemuan dengan Surya, Dasco membantah bila disebut melobi Surya soal pencalonan Ridwan Kamil. Ia mengaku intens bertemu dengan Surya. “Kami sering ketemu untuk sinkronisasi pilkada,” tutur Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu ketika dihubungi pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Kemungkinan perubahan sikap NasDem telah disampaikan Surya kepada Anies Baswedan di NasDem Tower pada Jumat pagi, 2 Agustus 2024, beberapa jam sebelum bertemu dengan Jokowi. Dalam pertemuan itu, Surya mengutarakan bahwa ancaman yang dihadapi NasDem menjelang pilkada mirip dengan ancaman pada pemilihan presiden 2024. NasDem pun menghitung berbagai risiko jika mencalonkan Anies.
Kepada Tempo di rumah pemenangan di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Jumat malam, 9 Agustus 2024, Anies Baswedan membenarkan jika disebut bertemu dengan Surya Paloh. “Pilkada 2024 tantangannya besar, kita harus siap dengan semua kemungkinan,” kata Anies.
Adapun Menteri Sekretaris Negara Pratikno enggan menanggapi kabar tentang lobi-lobi Istana serta pertemuan Surya dengan Jokowi. “Saya sedang pulang kampung,” ucap Pratikno di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 6 Agustus 2024.
•••
KOALISI Indonesia Maju akhirnya mencapai kesepakatan mengusung Ridwan Kamil dalam pemilihan kepala daerah Jakarta. Keputusan itu membulat sepulang Prabowo Subianto dari kunjungan kerja di Eropa. Pada Jumat siang, 2 Agustus 2024, Prabowo dan Joko Widodo membahas upaya memperoleh kemenangan mutlak pilkada Jakarta. Presiden dan presiden terpilih itu cenderung memilih opsi menyingkirkan Anies Baswedan dan melawan kotak kosong.
Tiga narasumber di lingkaran Istana dan seorang petinggi Koalisi Indonesia Maju bercerita, opsi itu diambil untuk mengantisipasi kemungkinan kekalahan Ridwan jika berhadapan dengan Anies. Mereka menuturkan, Jokowi dan Prabowo memperhatikan sejumlah survei yang menunjukkan elektabilitas Anies berada di atas 40 persen dan Ridwan tak sampai 20 persen.
Ridwan Kamil menyampaikan keterangan kepada wartawan usai menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, 8 Agustus 2024. Antara/Aditya Pradana Putra
Narasumber yang sama bercerita, Jokowi meminta Prabowo melobi semua partai politik pendukung Anies. Mereka adalah Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Keadilan Sejahtera. Saat ditemui di Istana Negara, Prabowo mengaku hanya melaporkan soal lawatannya ke luar negeri. “Saya baru tiba, jadi saya minta waktu kepada Presiden,” kata Prabowo, Jumat, 2 Agustus 2024.
Prabowo menyampaikan pesan Jokowi kepada Ridwan Kamil. “Saya ditelepon oleh Pak Prabowo,” tutur Ridwan ketika ditemui di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Agustus 2024. Ridwan mengaku kepastiannya maju sebagai calon Gubernur Jakarta diputuskan oleh Prabowo, Jokowi, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Tiga kolega Ridwan bercerita, bekas Wali Kota Bandung itu sempat menyampaikan keraguannya bertarung di Jakarta. Namun Prabowo meyakinkan bahwa Koalisi Indonesia Maju akan merangkul semua partai—kecuali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan—dengan membentuk KIM plus, yang menyertakan PKB, PKS, dan NasDem.
Kepada wartawan di kompleks Widya Chandra, Kamis malam, 8 Agustus 2024, Prabowo membenarkan bila disebut tengah membangun komunikasi dengan banyak partai. “Kami terus konsultasi, komunikasi,” ujar Menteri Pertahanan tersebut.
Dua hari sebelum memanggil Ridwan Kamil, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat. Dua kolega Prabowo dan Zulkifli yang mengetahui isi pertemuan tersebut mengungkapkan, presiden terpilih itu menyinggung kemungkinan memilih calon wakil gubernur dari PKS.
Nama Suswono, politikus senior PKS yang juga Menteri Pertanian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mencuat dalam pembicaraan itu. Dukungan PKS, pemenang pemilihan umum legislatif di Jakarta, dianggap penting untuk memenangkan Ridwan. PKS sebelumnya mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan.
Prabowo meminta Zulkifli Hasan tak resistan jika PKS bergabung di pilkada Jakarta. Sejumlah politikus Koalisi Indonesia Maju bercerita, PAN paling menentang PKS masuk koalisi. Zulkifli tak merespons permintaan wawancara Tempo.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menyebutkan ada sejumlah calon pendamping Ridwan Kamil. “Suswono, Sohibul Iman,” katanya. Ia menampik bila Koalisi Indonesia Maju disebut berupaya mengegolkan skenario kotak kosong.
Orang dekat Zulkifli Hasan bercerita, Zulkifli menyarankan Koalisi Indonesia Maju tak memakai skenario kotak kosong karena berpeluang kalah. Di lingkup internal Koalisi berkembang diskusi soal calon boneka dari kalangan independen sebagai lawan Ridwan. Komisi Pemilihan Umum Jakarta tengah memverifikasi calon independen, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto.
Sinyal tak melawan kotak kosong pun dilemparkan oleh Ridwan. Ia menyatakan kotak kosong bukan lawan ideal. “Saya enggak suka lawan kotak kosong,” ucap Ridwan di Widya Chandra, Kamis, 8 Agustus 2024.
Di luar skenario kotak kosong, Istana berancang-ancang memasangkan Ridwan dengan Kaesang Pangarep. Kaesang, anak bungsu Jokowi yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, telah bersafari ke sejumlah partai politik. Pada Selasa, 6 Agustus 2024, Kaesang menyambangi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kantor PKB di Cikini, Jakarta Pusat.
Muhaimin sempat bertanya soal keinginan Kaesang maju dalam pilkada Jakarta atau pilkada Jawa Tengah. Seorang hadirin bercerita, Kaesang masih mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Setelah bertemu dengan Muhaimin, Kaesang menyampaikan siap berlaga di pilkada Jakarta. “Lawan Anies saya berani, lawan Ridwan Kamil juga,” ujar Kaesang.
•••
GERILYA Koalisi Indonesia Maju melobi Partai Keadilan Sejahtera menguat setelah Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu bertamu ke rumah dinas Prabowo Subianto di Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada Jumat sore, 8 Agustus 2024. Pertemuan itu membahas peluang masuknya PKS ke pemerintahan Prabowo.
Seorang petinggi Koalisi Indonesia Maju yang mengetahui diskusi Prabowo dengan petinggi PKS menceritakan, Menteri Pertahanan itu menginginkan partai tersebut mendukung pemerintahannya. Kerja sama pun diperluas hingga pemilihan kepala daerah, termasuk di pilkada Jakarta.
Seusai pertemuan tersebut, Prabowo mengatakan Koalisi Indonesia Maju plus atau KIM plus akan mengumumkan calon di pilkada Jakarta dalam waktu dekat. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad enggan mengungkapkan isi pertemuan Prabowo dengan petinggi PKS. “Tidak bisa dipublikasi,” kata Dasco saat dihubungi Tempo, Jumat, 9 Agustus 2024.
Lobi koalisi Prabowo ke PKS mengencang sejak akhir Juli 2024 atau tiga pekan setelah partai itu mendeklarasikan Anies Baswedan dan Sohibul Iman—Wakil Ketua Majelis Syura PKS. Sejumlah petinggi partai pendukung pemerintah bercerita, utusan Istana yang juga petinggi Gerindra mendatangi rumah Salim Segaf di Pejaten, Jakarta Selatan, dan mengajukan lagi tawaran lama ke PKS.
Menurut cerita mereka, PKS akan mendapat posisi Wakil Gubernur Jakarta serta pengganti biaya kampanye dalam Pemilihan Umum 2024 dan kursi menteri. Beberapa hari seusai pertemuan di Pejaten, tawaran dari Gerindra disambut PKS. Pada 31 Juli 2024, orang dekat Salim Segaf mengantarkan dua surat yang diteken Ketua Majelis Syura, Presiden, dan Sekretaris Jenderal PKS kepada Gerindra.
Surat yang substansinya dibacakan oleh seorang narasumber kepada Tempo itu berisi dua hal. Pertama, komitmen dukungan PKS terhadap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sedangkan surat kedua berisi dukungan PKS untuk calon gubernur yang diusung koalisi Prabowo. PKS juga menyertakan dua nama calon wakil gubernur, yakni Ahmad Syaikhu dan Idrus Salim Al-Jufri.
Belakangan, calon wakil gubernur yang diusulkan PKS dan disepakati oleh koalisi Prabowo berubah menjadi Suswono. Ia dianggap sebagai jalan tengah yang diterima oleh semua faksi di PKS. Di lingkup internal PKS, tak semua sepakat dengan Syaikhu dan Idrus sebagai calon wakil gubernur. Sejumlah kelompok di PKS juga masih menginginkan duet Anies Baswedan dan Sohibul Iman.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu; koordinator juru bicara PKS, Ahmad Mabruri; Wakil Ketua Majelis Syura Hidayat Nur Wahid; dan sejumlah juru bicara PKS tak merespons pesan dan panggilan telepon Tempo hingga Sabtu, 10 Agustus 2024. Seorang petinggi PKS menyatakan pimpinan partainya meminta mereka tak memberi keterangan.
Sufmi Dasco Ahmad (kanan) dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu ketika menghadiri Harlah ke-26 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, 23 Juli 2024. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Ancang-ancang PKS untuk meninggalkan Anies disampaikan oleh Syaikhu kepada Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Jakarta pada 5 Agustus 2024 dalam rapat evaluasi pilkada. Sekretaris PKS Jakarta Abdul Aziz bercerita, Syaikhu menyatakan opsi mendukung calon lain terbuka karena Anies gagal mengumpulkan rekomendasi partai lain hingga 4 Agustus 2024.
PKS, yang memiliki 15 kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta, tak bisa sendirian mengusung calon di pilkada Jakarta. Calon Gubernur Jakarta harus diusung oleh partai atau koalisi yang memiliki 22 kursi di DPRD Jakarta. Menurut Aziz, DPTW PKS Jakarta telah menemui Anies dan menyampaikan keputusan partai.
“Anies bilang sudah berusaha menjalin komunikasi dengan PKB, PDIP, dan NasDem, tapi soal SK itu wewenang partai,” ujar Aziz saat dihubungi pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Tiga kolega Anies dan seorang politikus PKS mengatakan partai itu sebenarnya tak pernah mensyaratkan rekomendasi dari partai lain. Syarat tersebut baru disampaikan seusai pertemuan Anies dengan DPTW PKS Jakarta. Anies enggan menanggapi soal syarat batas waktu dari PKS. “Komunikasi jalan terus,” kata Anies kepada Tempo.
•••
SEPERTI Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar ditengarai menghadapi ancaman sejumlah kasus hukum. Empat kolega Muhaimin bercerita, seorang utusan Istana telah mengingatkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu soal berbagai kasus hukum saat menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2009-2014.
Utusan Istana juga mengingatkan soal kemungkinan Muhaimin didongkel sebagai ketua umum dalam muktamar yang berlangsung pada akhir Agustus nanti. Manuver pencopotan Muhaimin sebagai ketua umum berembus di tengah memanasnya perseteruan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dengan PKB. Dua orang dekat Muhaimin Iskandar mengungkapkan, upaya itu membuat Muhaimin waswas.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (tengah) menghadiri pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB di JCC Senayan, Jakarta, 23 Juli 2024. Antara/Aprillio Akbar
Muhaimin tak menanggapi permintaan wawancara Tempo soal dinamika pemilihan kepala daerah. Sedangkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengaku tak mengetahui secara langsung pertemuan antara utusan Istana dan Muhaimin. “Selama ini komunikasi PKB dengan semua pihak baik,” ujar Jazilul, Jumat, 9 Agustus 2024.
Dalam wawancara khusus dengan Tempo pada awal Juni 2024, Muhaimin bercerita bahwa ia telah berjanji mendukung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur Jakarta. Komitmen itu ia ungkapkan kepada Anies saat keduanya bertemu di Aceh. Belakangan, PKB maju-mundur mengusung Anies.
Arah PKB diduga makin berubah setelah Muhaimin bertemu dengan Prabowo Subianto di rumah dinas Menteri Pertahanan di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis petang, 8 Agustus 2024. Dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari empat orang dari PKB dan Partai Gerindra itu, Muhaimin dan Prabowo membicarakan kemungkinan bekerja sama di pilkada dan pemerintahan.
“Ada kesepahaman PKB dan Gerindra untuk bekerja sama di berbagai daerah buat pilkada. Di Jakarta, akan dibahas secara teknis,” kata Jazilul. Sejumlah politikus PKB bercerita, menjelang pertemuan Prabowo dengan Muhaimin, Gerindra menawarkan dua kursi menteri. Salah satunya menteri koordinator.
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menampik bila tawaran itu disebut berasal dari Gerindra. Sedangkan Jazilul Fawaid menyebutkan partainya siap mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. “Kami akan bersinergi menyukseskan pemerintahan ke depan,” ucapnya.
Di luar partai politik, Istana dan Koalisi Indonesia Maju melobi kelompok yang pernah mendukung Anies di pilkada Jakarta 2017. Salah satunya bekas Ketua Front Pembela Islam, Rizieq Syihab. Pada 4 Agustus 2024, Sufmi Dasco Ahmad mendatangi Rizieq di rumahnya di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Foto Dasco dan Rizieq lantas tersebar di media sosial.
Pengacara Rizieq, Aziz Yanuar, menuturkan, kliennya menyampaikan bahwa kelompok agama akan mengawal pemerintahan Prabowo. “(Rizieq) berpesan agar pemerintahan nanti tak melibatkan penjahat kemanusiaan di kabinet,” tutur Yanuar, Rabu, 7 Agustus 2024. Adapun Dasco membantah jika pertemuan dengan Rizieq disebut berhubungan dengan pilkada.
Kepada Tempo, Anies Baswedan mengatakan masih yakin akan memperoleh tiket di pilkada Jakarta. “Mudah-mudahan jadi berlayar,” kata Anies.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Hussein Abri Dongoran, Raymundus Rikang, Egi Adyatama, Erwan Hermawan, Daniel A. Fajri, dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kotak Kosong Dua Presiden"