Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Dua peristiwa di Magelang diduga menjadi motif pembunuhan Brigadir Yosua.
Yosua ketahuan mengendap-endap keluar dari kamar Putri.
Putri mengaku melakukan kontak fisik dengan Yosua.
SETELAH satu setengah bulan, motif pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di rumah dinas Inspektur Jenderal Ferdy Sambo tak kunjung jelas. Polisi sudah mengumumkan tak akan membuka penyebab kemarahan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian RI itu hingga menghilangkan nyawa ajudannya. “Motif akan terbuka di persidangan,” kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto pada Jumat, 19 Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masalahnya, menurut seorang penyidik, motif pembunuhan Brigadir Yosua memang belum jelas benar hingga pekan lalu. Para saksi dan pelaku pembunuhan terus mengubah keterangan dalam tiap pemeriksaan, hingga polisi akhirnya mempertemukan para saksi dalam pemeriksaan konfrontasi pada Kamis malam, 18 Agustus, hingga keesokan harinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi menghadapkan Ferdy Sambo dengan Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu dan ajudannya yang lain, Brigadir Kepala Ricky Rizal, dan sopir Kuat Ma’ruf—sebelumnya ditulis Kuwat Ma'ruf. Keempatnya ada di tempat pembunuhan Yosua pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Richard bahkan mengaku menembak Yosua sebelum diakhiri oleh Ferdy dengan tembakan ke kepala Yosua.
Ferdy, Kuat, dan Ricky berada dalam satu ruangan pemeriksaan di lantai empat kantor Direktorat Pidana Umum Markas Besar Polri. Sementara itu, Richard ada di ruangan lain dan terhubung dengan ketiganya melalui layar Zoom. Polisi menanyai mereka dengan pertanyaan yang sama tentang kronologi kematian Yosua. Rupanya, tata waktu kematian terentang hingga Magelang, Jawa Tengah, pada 4 Juli 2022.
Suasana kompleks Perumahan Cempaka Residence, Magelang, 15 Agustus 2022/Eko Susanto/detikJateng
Di Magelang, Ferdy Sambo punya rumah di kompleks Cempaka Residence di Mertoyudan, lungsuran dari mantan Kepala Polri, Jenderal Idham Azis. Ditemani para ajudan, istri Ferdy, Putri Candrawathi, sedang menengok anak mereka yang sedang bersekolah di Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara. Sementara itu, Ferdy berada di Semarang untuk menghadiri peringatan hari ulang tahun Bhayangkara pada 5 Juli 2022. Namun ia pulang ke Jakarta keesokan harinya melalui bandar udara Yogyakarta.
Di Magelang itulah, menurut kesaksian para ajudannya, ada sebuah peristiwa yang merembet menjadi kemarahan Ferdy Sambo.
Syahdan, pada 4 Juli 2022 malam, Putri Candrawathi merasa tak enak badan. Ia menonton televisi ditemani pembantu rumah tangga dan para ajudannya itu. Menurut keterangannya kepada polisi, belakangan ceritanya sama dengan kesaksian Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal, sambil menonton televisi, mereka mengobrol.
Brigadir Yosua tiba-tiba berdiri dan mendekati Putri yang meringis karena pusing. Ia menggamit pundak istri bosnya itu. Yosua terlihat berusaha menggendong Putri. Putri, menurut ajudannya yang lain, menepis tangan Yosua. Kejadian spontan itu membuat Kuat, Ricky, dan Richard saling pandang. Mereka tak menduga Yosua selancang itu kepada bosnya.
Setelah Putri naik ke kamar di lantai dua diantar Susi, pembantu rumah, tiga ajudan ini saling berbisik. Richard mengatakan bahwa apa yang dilakukan Yosua tidak pantas. Kepada polisi, ia menyebut tindakan Yosua itu “kurang ajar”. Mendengar Richard, Kuat menyetujuinya. “Kalau dia ulangi, kita laporkan ke Bapak,” ujar Kuat, seperti dituturkan seorang penyidik.
Tiga hari seusai kejadian di ruang televisi itu, pada 7 Juli 2022, yang dikhawatirkan Kuat terbukti. Menjelang magrib, Putri memerintahkan Ricky dan Richard mengantarkan makanan kepada para pengajar sekolah anaknya di SMA Taruna Nusantara yang berjarak tiga kilometer dari Cempaka Residence. Keduanya berangkat menggunakan mobil sekitar pukul 18.00 WIB.
Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan para ajudannya termasuk mendiang Brigadir J yang tampak memegang ponsel/Twitter.com
Yosua, Kuat, dan Susi berada di rumah. Putri masih agak meriang. Setelah meminta Ricky dan Richard mengantar makanan, ia masuk kamar di lantai dua. Kuat, yang berjalan dari arah dapur, memanggil Susi. Ia memintanya menemani Putri di dalam kamar. “Iya, Om, Ibu masih di kamar. Tadi saya dengar seperti menangis,” ucap Susi, yang dikutip Kuat kepada polisi. Di rumah Ferdy Sambo, para ajudan memanggil Kuat dengan sebutan “Om” karena ia pegawai rumah paling lama.
Ketika keterangan Kuat dikonfirmasi kepada Susi, kata seorang penyidik, pembantu rumah itu menuturkan kronologi yang sama. Susi duduk di tangga menuju kamar Putri ketika berbincang dengan Kuat. Seusai percakapan itu, Kuat menuju teras untuk merokok. Selang beberapa menit, dia melihat Yosua berjalan mengendap-endap dari lantai dua menuju kamarnya di lantai bawah.
Kuat sontak berteriak dan menggedor-gedor kaca jendela. “Woi, Yosua, sedang apa kau?” ujarnya dengan suara tinggi. Kuat masuk ke rumah dan mengejar Yosua yang berlari ke arah dapur. “Bisa saya jelaskan, Om.... Bisa saya jelaskan...,” Yosua menjawab.
Kuat tetap mengejar Yosua yang berlari ke depan rumah. Pengejaran itu berhenti saat Susi mendadak berteriak dari lantai atas. Menurut keterangannya kepada polisi, Putri terduduk lemas di toilet kamarnya. Kuat segera naik. Dari lantai atas, ia berteriak ke arah Yosua. “Awas kau, Yosua, saya habisin kalau naik.” Yosua mengulang ucapan sebelumnya, “Om, saya bisa jelaskan.”
Dalam keadaan lemas, menurut Susi, Putri meminjam telepon selulernya untuk menghubungi Ricky. Ia meminta Ricky segera kembali ke rumah. Tak berapa lama, Ricky dan Richard tiba. Kepada Ricky, Kuat menceritakan apa yang terjadi selama setengah jam sebelumnya, termasuk pengejarannya terhadap Yosua. Mendengar cerita Kuat, Ricky lalu menuju kamar Yosua dan menyita pistol HS-9 dan senjata api laras panjang anggota Korps Brigade Mobil itu.
Apa yang sesungguhnya terjadi? Kepada polisi, Putri Candrawathi mengubah keterangan sebanyak tiga kali. Pada pemeriksaan pertama, ia mengklaim dilecehkan Yosua di kamarnya. Saat diperiksa untuk kedua kali, Putri mengatakan Yosua mendadak masuk ke kamar, lalu melucuti pakaiannya.
Keterangannya berubah lagi pada pemeriksaan ketiga. Saat menjawab pertanyaan nomor sebelas dari penyidik, Putri mengatakan ia sedang berbaring di kasur ketika Yosua masuk ke kamar dan duduk di ujung tempat tidur, tepat di bawah kakinya. Setelah itu keduanya berkontak fisik. Keterangan mana yang benar, polisi belum bisa memastikannya.
Tapi penyidik menerima informasi enam bulan lalu bahwa Ferdy Sambo mengeluh kepada seorang sahabat tentang hubungannya dengan Putri yang hambar. Ferdy menduga istrinya berselingkuh. Tempo meminta konfirmasi atas informasi ini kepada sahabat Ferdy Sambo itu. Ia membenarkan informasi tersebut, tapi menolak identitasnya dibuka.
Seusai kehebohan pada malam 7 Juli 2022 itu, sekitar pukul 23.00 WIB, Putri menelepon Ferdy yang sudah ada di Jakarta. Sambil menangis, dia mengaku merasa tertekan dan takut kepada Yosua. Namun Putri belum menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada suaminya di telepon itu. “Nanti di Jakarta saya jelaskan semua,” ucapnya, seperti dituturkan pemeriksanya. “Tapi tolong jangan tanya Kuat dan para ajudan.”
Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022)/ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.
Tempo menanyakan serangkaian peristiwa di Magelang ini kepada pengacara Putri dan Ferdy Sambo, Arman Hanis. Ia enggan menjelaskan keterangan kliennya. Peristiwa di Magelang itu, kata dia, merupakan materi pemeriksaan yang ditanyakan penyidik dan dicatat di dalam berita acara pemeriksaan. “Saya menekankan, penjelasan klien kami hingga akhir pemeriksaan adalah telah terjadi pelecehan atau kekerasan seksual di Magelang,” ujarnya.
Pengacara keluarga Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, ragu terhadap pengakuan Putri dan saksi lain. Ia meminta polisi menguji kembali serangkaian komunikasi di antara para tersangka pembunuhan Yosua, yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, Ricky Rizal, dan Richard Eliezer. Ia menduga mereka sudah menyusun skenario tertentu untuk mengalihkan alibi pembunuhan melalui pelecehan seksual.
Kamaruddin menganggap peristiwa 4 Juli tidak masuk akal. Menurut dia, Ferdy Sambo berada di Magelang. Dari informasi yang ia dapatkan, Ferdy dan Putri merayakan ulang tahun pernikahan ke-22 pada 6 Juli 2022 di sana. “Jadi itu fitnah terhadap almarhum Yosua. Kuat dugaan ini bagian dari skenario lain setelah kegagalan skenario awal soal tembak-menembak,” tuturnya.
Menurut Kamaruddin, hubungan Putri dan Yosua normal sebagai ajudan dan bos setelah 4 Juli 2022. Putri sempat memfoto Yosua yang sedang menyetrika baju seragam sekolah anaknya. Foto itu dikirimkan kepada adik Yosua, Mahareza Hutabarat, yang bertugas di Markas Besar Kepolisian RI. “Jadi hubungan mereka sebenarnya happy-happy saja sebelum penembakan itu,” ucap Kamaruddin.
Belakangan, diketahui Yosua sempat mengatakan soal ancaman pembunuhan kepada Vera Simanjuntak, pacarnya yang tinggal dan bekerja sebagai bidan di Jambi. Panggilan telepon itu, menurut Ramos Hutabarat, pengacara Vera, terjadi beberapa hari sebelum kematian Yosua. Sambil menangis, kata Ramos mengutip Vera, Yosua menceritakan ada orang yang berupaya memfitnahnya. “Dia menyebut squad... squad...,” ujar Ramos.
Seorang penyidik yang terlibat dalam pengusutan kematian Yosua juga mengaku mendengar soal ancaman ini. Ia menduga “squad” yang diucapkan Yosua adalah nama Kuat Ma’ruf. Tim Khusus Mabes Polri masih mendalami informasi soal ancaman ini. “Penyidik terus berupaya mengumpulkan bukti dan kesaksian pendukung lain,” kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi.
Brigadir Yosua tewas dengan lima luka tembak pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Setelah menelisik arah tembakan dan mendengar banyak kesaksian yang berubah-ubah, polisi menyimpulkan Ferdy Sambo sebagai dalang pembunuhan itu. Bharada Richard turut menjadi tersangka karena ia yang menembak pertama kali tubuh Yosua.
•••
DUA hari setelah kematian Yosua, Ferdy Sambo memanggil Bharada Richard, Bripka Ricky, dan Kuat Ma’ruf ke rumah pribadinya di Jalan Saguling III, Pancoran, Jakarta Selatan. Hari itu perayaan Idul Adha. Putri Candrawathi turut hadir. Mereka berkumpul di lantai tiga. Dalam pertemuan itu, Ferdy menunjukkan tumpukan uang pecahan dolar Amerika Serikat.
Lantai tiga rumah pribadi Ferdy Sambo itu menjadi saksi perencanaan pembunuhan Yosua. Dari rekaman kamera pengawas (CCTV) ataupun keterangan yang dihimpun polisi, setiba dari Magelang pada 8 Juli 2022 sore, Putri dan para ajudannya, kecuali Yosua, langsung bertemu dengan Ferdy Sambo di lantai tiga. Di sini Ferdy meminta kesediaan Ricky mengeksekusi Yosua. Karena Ricky menyatakan tak sanggup, “tugas” beralih kepada Richard.
Di lantai rumah yang sama pula Ferdy Sambo diduga berjanji memberikan uang dolar setara dengan Rp 1 miliar itu kepada Richard karena sudah membantunya mengeksekusi Yosua. Ferdy juga berjanji memberikan masing-masing Rp 500 juta kepada Ricky dan Kuat. “Uang tersebut akan diserahkan kalau penyelidikan kematian Yosua sudah dihentikan,” kata mantan pengacara Richard, Deolipa Yumara.
Rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo yang dijadikan tempat merancang penembakan Brigadir Yosua,di Jalan Saguling, Jakarta, 9 Agustus 2022. ITEMPO/Subekti.
Polisi sudah mengetahui adanya pertemuan ini. Dua petinggi Polri mengatakan salah satu alasan mereka menetapkan Putri Candrawathi sebagai tersangka pembunuhan berencana pada Jumat, 19 Agustus lalu, adalah bukti pertemuan ini. Bukti lain adalah salinan rekaman CCTV di pos satuan pengamanan Kompleks Polri Duren Tiga yang akhirnya ditemukan setelah alat perekam CCTV dirusak anak buah Ferdy Sambo. “Rekaman ini membuktikan keterlibatan para tersangka,” ujar Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi.
Kamera pengawas itu berada persis di seberang rumah dinas Ferdy Sambo. Rekaman tersebut menjadi bukti mutakhir untuk menegaskan Ferdy, Richard, Ricky, dan Kuat, termasuk Putri, merencanakan pembunuhan Yosua. Dari rekaman itu terlihat Putri masuk ke rumah dinas pukul 17.16 WIB naik mobil Lexus B-1-MAH diiringi Ricky dan Kuat. Yosua dan Bhayangkara Satu Prayogi Iktara, ajudan Ferdy Sambo yang lain, hanya sampai teras pekarangan.
Pukul 17.21 WIB, Ferdy Sambo datang dengan menumpang Lexus B-3194-RFP. Ia berhenti setelah melewati sekitar lima meter dari pagar rumah. Saat Ferdy Sambo turun, Prayogi melihat pistol Ferdy jatuh. Ferdy yang sudah mengenakan sarung tangan hitam memungut pistol itu.
Kepada polisi yang memeriksanya, Prayogi mengatakan Ferdy Sambo mencegahnya membantu memungut pistol. Ia meyakini pistol tersebut berjenis HS-9 milik Yosua yang dirampas Ricky setelah kejadian heboh di Magelang pada 7 Juli 2022. Dalam pemeriksaan terpisah, Ferdy Sambo berkukuh itu adalah pistol Glock miliknya. Namun ia mengakui memakai sarung tangan hitam saat masuk rumah.
Inspektorat Pengawasan Umum Polri Komjen Agung Budi Maryoto didampingi Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto (kiri) saat memberikan keterangan pers yang menetapkan istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi alias PC sebagai tersangka. di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, 19 Agustus 2022/TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kamera pengawas pada 8 Juli 2022 merekam Kuat Ma’ruf mengajak Yosua masuk ke rumah. Sekitar delapan menit kemudian, Prayogi dan seorang laki-laki pembantu rumah yang menemaninya di halaman berhamburan ke dalam rumah. Menurut seorang petinggi Polri, kedua pria itu kaget karena mendengar suara tembakan dari dalam rumah dinas Ferdy Sambo. Itulah peluru yang tersembur dari pistol Richard dan Ferdy Sambo ke badan dan kepala Yosua.
Putri yang berada di kamar keluar dengan pakaian yang berbeda seperti terekam ketika ia masuk rumah dinas. Ia naik mobil yang sama kembali ke rumah pribadi Ferdy di Jalan Saguling bersama Ricky dan Kuat pada pukul 17.23 WIB. Sementara sebelumnya ia terlihat mengenakan sweater di rumah dinas, saat kembali ia memakai baju piyama hijau dan celana pendek hitam.
Inspektur Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Agung Budi Maryoto mengatakan rangkaian keberadaan Putri, ditambah keterangan saksi-saksi, menebalkan keyakinan polisi untuk menjeratnya dengan pasal pembunuhan berencana Brigadir Yosua. “Dengan alat bukti dan sudah melalui gelar perkara, penyidik menetapkan Saudari PC sebagai tersangka,” katanya.
SETRI YASRA, RAYMUNDUS RIKANG, RAMOND EPU (JAMBI)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo