Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIGA pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta menilai aksesibilitas transportasi umum di wilayah ini sudah cukup baik. Kendati begitu, masih ada yang perlu diperbaiki. Peserta pemilihan Gubernur Jakarta itu sudah merencanakan berbagai program untuk meningkatkan inklusivitas transportasi publik di Jakarta.
Pasangan Ridwan Kamil-Suswono berjanji akan ada perbaikan sumber daya manusia bagi pramusapa. Mereka adalah petugas transportasi umum yang membantu para difabel mengakses transportasi publik, seperti membantu penyandang disabilitas netra atau membantu mendorong kursi roda disabilitas daksa saat mengakses lift. "Menghadirkan pramusapa adalah solusinya," kata Ridwan pada Selasa, 24 September 2024, di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ridwan menilai para petugas pendamping penyandang cacat itu tidak hanya membantu difabel, tapi juga menolong kelompok prioritas lain, seperti ibu hamil dan kelompok lanjut usia. Mantan Gubernur Jawa Barat itu pun berjanji akan membuat jenjang karier para pramusapa tersebut. "Harus ada jenjang karier, gitu. Jadi memang harus dicari sebuah pola manajemen sumber daya manusianya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ridwan menilai peran para petugas pendamping di semua transportasi publik sangat krusial untuk membantu para disabilitas. Ridwan pun berjanji akan menaikkan pendapatan para petugas tersebut agar lebih termotivasi dalam melayani.
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana di Lapangan Banteng, Jakarta, 25 September 2024. TEMPO/Ilham Balindra
Janji pasangan calon nomor urut 02, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto, lain lagi. Siti Fadilah Supari selaku Ketua Umum Tim Pemenangan Dharma-Kun mengatakan timnya akan memperluas fasilitas untuk difabel di tempat-tempat umum, termasuk transportasi publik. Salah satu contohnya adalah menyempurnakan aksesibilitas itu di bus Transjakarta.
Program lain yang disiapkan tim Dharma-Kun adalah mendekatkan titik-titik transportasi sedekat mungkin dengan perkantoran. "Jadi, ketika difabel turun (dari transportasi umum), itu tidak terlalu sulit," ujar Siti.
Selain itu, timnya akan menyediakan lebih banyak transportasi publik serta alat bantu untuk difabel demi mempermudah mereka mengakses transportasi publik.
Adapun pasangan calon nomor urut 03, Pramono Anung-Rano Karno, menawarkan sejumlah solusi lain. Di antaranya, perbaikan semua fasilitas umum di Jakarta dengan harapan fasilitas itu bisa diakses oleh semua masyarakat, termasuk kelompok disabilitas.
Pramono menilai perbaikan ini tidak saja dilakukan pada akses transportasi umum yang ada di pusat kota, tapi juga menyasar ke daerah Jakarta paling ujung. Tujuannya supaya bisa berdampak pada kelompok disabilitas agar lebih aman dalam beraktivitas di Jakarta.
Calon gubernur JakartaPramono Anung saat menyapa warga Sunter Agung, Tj Priok, Jakarta Utara, 26 September 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Pramono menyoroti kartu akses yang digunakan kelompok disabilitas untuk transportasi umum. Menurut dia, masih banyak komunitas disabilitas yang kesulitan saat menggunakan kartu itu. "Ketika naik MRT atau LRT, saya lihat ada difabel yang kesulitan menempelkan kartunya. Bahkan ada yang empat-lima kali menempelkan, baru bisa digunakan. Itu juga persoalan sendiri. Jadi, hendaknya kita harus mencari solusi untuk mempermudahnya."
Deputi Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia Fajri Nursyamsi mengajak para anggota komunitas difabel ikut mendorong para cagub-cawagub Jakarta memikirkan program transportasi yang asyik untuk difabel. Jangan sampai berbagai program transportasi yang dianggap ramah bagi penyandang disabilitas berkurang kualitasnya atau bahkan hilang.
"Misalnya, jangan sampai Gubernur Jakarta terpilih nanti malah mundur. Misalnya menghentikan program Transjakarta Care yang sudah cukup membantu," ujar Fajri.
Para pemilih di Jakarta pun perlu mengetahui mana calon gubernur dan wakil gubernur yang berkomitmen serta mengutamakan isu difabilitas dalam program-programnya. "Karena ini tergantung prioritas penggunaan anggaran. Bila berkomitmen dengan isu disabilitas, ia pun nanti mengutamakan pembagian anggaran ke program yang mendukung disabilitas."
Savero Aristia Wienanto, Alif Ilham Fajriadi, dan Advist Khoirunikmah berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Serial liputan ini merupakan bagian dari jurnalisme konstruktif yang didukung oleh International Media Support