Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Relawan Kaesang Serukan Tangkap 8 Tuyul di Depok

Relawan Kaesang mengungkapkan 8 tuyul adalah simbol permasalahan yang dialami Kota Depok

2 Juli 2023 | 18.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Depok - Relawan Kaesang Pangarep menyerukan tangkap “8 tuyul” di Kota Depok, Jawa Barat. Hal ini mereka ungkapkan dalam diskusi publik di Setu Pengasinan, Kecamatan Sawangan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seruan tersebut terdapat dalam spanduk yang terpasang di lokasi diskusi publik bertajuk 'Menakar Komitmen Lingkungan Calon Wali Kota Depok Kaesang Pangarep' yang diselenggarakan Relawan Kaesang Menang di Joglo Nusantara, Ahad, 2 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Delapan tuyul yang dimaksud, yakni pelaku kekerasan seksual, sindikat prostitusi anak, tukang gusur sekolah, pembuat kebijakan intoleran, pemain program dan anggaran, perusak lingkungan, mafia tanah dan maling situ, serta pengutip retribusi ilegal.

Salah satu peserta diskusi, Sandi Hanafia dari Yayasan Pohon Emas Nusantara (PENA Foundation), mengatakan “8 tuyul” ini istilah yang relevan dengan berbagai isu di Depok saat ini. "Sempat viral, kan, isu tuyul dan babi ngepet di Depok, juga poin-poinnya memang sedang menghangat di Depok," ujar dia.

Ia mencontohkan banyak situ di Depok yang diuruk untuk dijadikan permukiman. "Bahkan dari 33 situ, yang masih eksisting dan aktif hanya 19 sampai 20-an situ,” katanya.

Menurut dia, hal ini menunjukan belum integralnya antara pembangunan dan pelestarian lingkungan di Kota Depok. "Ini, kan, eksekutif dan legislatifnya pun tidak sinergi," tutur Sandi.

Sandi menyoroti pula target pemenuhan ruang terbuka hijau yang seharusnya 30 persen, tapi saat ini menurut dia, baru mencapai 12,8 persen. Pemerintah Daerah dinilai tidak bisa memaksimalkan tanah-tanah partikelir.

Sandi menuturkan Pemerintah Daerah belum memiliki rencana jelas apa yang mau dibenahi di Depok, apakah infrastruktur dulu atau suprastruktur lebih dulu. Jika infrastruktur maka yang dibangun adalah fisiknya, sedangkan suprastruktur pembenahan sistem dan sumber daya manusia.

"Depok itu sudah sangat heterogen, bonus demografi milenial dan GenZ luar biasa, bahkan online shop-nya termasuk yang sangat besar, tapi tidak ada pembinaan," ucap Sandi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus