Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Studi yang dilakukan oleh MIDiA Research pada 2023-2024 menunjukkan bahwa 53 persen pemain cenderung memilih game dengan format single-player, terutama dari kelompok usia yang lebih tua. Adapun kelompok gamer usia muda lebih menyukai game yang bisa dimainkan berbarengan alias multiplayer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirangkum dari ulasan The Gamer, Sabtu, 5 Oktober 2024, MIDiA Research menampilkan grafik yang membagi empat kelompok game, salah satunya permainan format Player versus Environment (PvE) yang mengharuskan pemain melawan musuh dari komputer. Selain itu ada juga format co-op lokal atau game yang dimainkan dua pemain secara real-time sambil berbagi layar. Dua jenis lainnya adalah game Player versus Player (PvP) online yaitu pemain yang saling beradu secara online, serta game berformat single-player.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keempat jenis game itu menjadi komponen untak menyurvei 6 kelompok usia gamer. Dengan kata lain, penelitian ini berupaya menunjukkan jenis permainan yang paling populer di setiap generasi. Perlu diketahui, MIDiA Research mengumpulkan data pada 2023-2024 dari berbagai negara, meliputi Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Jerman, Prancis, Polandia, Turki, hingga Afrika Selatan.
Merujuk hasil kajian, mayoritas atau 53 persen gamer di segala usia menyukai format single-player. Format bermain sendiri ini paling banyak dipilih oleh gamer dari empat klasifikasi usia, yaitu usia 25-34, lalu 35-44, 45-54, serta 55 tahun atau yang lebih tua.
Mayoritas pemain muda, terutama dari rentang usia 16-19 tahun dan 20-24 tahun, cenderung memilih formal PvP online. Catatan ini tidak mengejutkan, mengingat popularitas game PvP kondang, seperti Fortnite, sedang diminati oleh gamer usia muda.
Studi ini juga menunjukkan bahwa persentase game single-player terus meningkat dari usia muda hingga yang paling tua. Sebaliknya, minat terhadap game PvP terus merosot seiring bertambahnya usia pemain.
Grafik yang diberikan MiDiA tampaknya akan memuaskan para penggemar game single-player. Pasalnya, penerbit game belakangan terlalu antusias meluncurkan layanan live dibanding game offline yang bisa dimainkan seorang diri. Selama sedekade terakhir, para pengembang yang sebelumnya memproduksi game single-player juga ikut memproduksi game PvP daring.
Kendati game single-player tercatat masih menjadi primadona, sesuai survei MiDiA, microtransactions dalam layanan live masih menjadi sumber utama pendapatan di industri game. Skema ini membuat sebuah game tetap menghasilkan uang setelah pembelian awal. Keuntungan ini tidak didapat penyedia game single-player yang bisa dimainkan tanpa koneksi internet.