Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

digital

Sistem Kabel Bawah Laut Google Penghubung Indonesia: Indigo-West, Echo, Apricot

Kabel bawah laut telah didesain untuk bertahan sampai 25 tahun dan tidak akan mengganggu ekosistem bawah laut.

18 Desember 2022 | 13.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada akhir tahun 2021, Indonesia telah terhubung ke 20 sistem kabel bawah laut internasional secara bersamaan. Google turut serta berinvestasi pada sistem kabel Indigo-West pada tahun 2019, disusul investasi pada dua sistem kabel Echo dan Apricot.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indigo-West berkapasitas 36 Tbit/s merupakan sistem kabel terbuka yang menghubungkan Indonesia, Singapura dan Australia. Sementara Echo (2023) adalah sistem kabel Trans-Pasifik yang menghubungkan Indonesia, Singapura dan Amerika Serikat. Sistem ini merupakan hubungan langsung pertama antara Indonesia dan Amerika Serikat. Adapun Apricot (2024) adalah sistem kabel Pan-Asia yang menghubungkan Indonesia, Singapura, Filipina, Jepang, Taiwan, dan Guam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investasi dalam infrastruktur jaringan akan mendorong keamanan, keandalan, dan peningkatan kinerja dalam layanan cloud. Produk Google Cloud dan kabel bawah laut memberi kontribusi pada fondasi ekonomi digital Indonesia sekaligus meningkatkan aksesibilitas perdagangan berbasis teknologi di Indonesia.

Di Indonesia, infrastruktur digital dari Google sudah berkontribusi terhadap 12 persen traffic internet di Indonesia. Trafik lewat kabel Indigo bisa mendapatkan kuota yang lebih banyak, meningkatkan kecepatan hingga membuat layanan internet yang lebih luas.

Prediksi untuk tahun 2024 nanti, akan ada 4,6 juta pengguna internet baru dan tidak hanya itu, dukungan internet cepat ini juga akan meningkatkan keamanan layanan digital sampai menghasilkan surplus ekonomi yang sangat besar.

Dilihat pada tahun 2021, ada sekitar 299.000 lapangan kerja baru dari investasi ini dan nanti, di tahun 2026, akan ada 1,6 juta lebih lapangan kerja baru yang berpotensi meningkatkan pendapatan negara hingga ribuan triliun rupiah.

Saat ini, konsumsi energi pusat data Google dua kali lebih hemat dibandingkan server pada umumnya namun dengan daya komputasi tujuh kali lebih baik dibanding lima tahun lalu. Perkiraan di tahun 2030 nanti, infrastruktur digital yang dibangun oleh Google akan bebas dari emisi gas karbon. Selain itu, akses internet dan sistem komputasi awan akan membantu perusahaan mengurangi emisi yang kita hasilkan.

Kabel Bawah Laut

Kabel bawah laut telah didesain untuk bertahan sampai 25 tahun dan tidak akan mengganggu ekosistem bawah laut karena dibuat dari bahan yang ramah lingkungan. Saat ini,  satu detik kabel bawah laut dapat mengirimkan data film High Definition (HD) berdurasi ratusan jam, jauh lebih cepat dari satelit yang hanya dapat mengirimkan data yang sama namun durasinya hanya 30 menit.

Sekitar 97 persen dari data ditransfer melalui kabel bawah laut, bukan satelit, dan semua itu berkat satu teknologi bernama Serat Optik. Serat Optik menjadi alat penghantar informasi yang ada di dalam kabel yang membuat data yang ada di dalamnya dapat bergerak dengan kecepatan cahaya dan membuat koneksi jadi bebas hambatan.

Selain membuat komunikasi dan pembelajaran jarak jauh menjadi lebih lancar, koneksi cepat dan stabil dari kabel bawah laut dapat membuat orang dari seluruh dunia dapat mengakses informasi dengan cepat bahkan di tempat terpencil sekalipun.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus