Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama konglomerat ternama di Indonesia, Chairul Tanjung atau CT muncul diwacanakan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden Anies Baswedan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chairul Tanjung masuk lima nama yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan, yakni Jenderal (Purn) Andika Perkasa; Chairul Tanjung; Khofifah Indar Parawansa; dan Mahfud MD. Saat ini belum ada pengumuman resmi mengenai siapa yang bakal menjadi pendamping Anies Baswedan dalam Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chairul Tanjung merupakan pemilik jaringan hipermarket dan pusat perbelanjaan Transmart atau PT Trans Retail Indonesia yang disebut bisa menjadi kuda hitam yang bisa diterima partai koalisi pendukung Anies Baswedan. Lalu, bagaimana profil dan bisnis Chairul Tanjung?
1. Pemilik CT Corp
Chairul Tanjung dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp. Dia bahkan masuk ke posisi ketiga orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada awal Januari 2022. Dalam daftar miliarder real time versi Forbes yang dikutip tahun lalu, kekayaan Chairul Tanjung naik US$ 16 juta menjadi US$ 7,5 miliar atau setara dengan Rp 107,62 triliun.
Ia memulai bisnisnya ketika kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia. Meski sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan, seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.
Mega Corp adalah perusahaan induk untuk jasa keuangan yang melayani masyarakat di sektor perbankan, asuransi, pembiayaan, dan pasar modal. Sedangkan Trans Corp adalah perusahaan induk yang bergerak di bisnis media, gaya hidup, dan hiburan. Sementara CT Global Resources adalah perusahaan induk yang fokus pada bisnis perkebunan.
2. Resep Bisnis Sukses ala Chairul Tanjung
Pria kelahiran Jakarta, pada 16 Juni 1962 ini sudah malang melintang selama puluhan tahun di dunia bisnis. Dia juga mengaku telah menemukan resep sukses. "Anda akan bisa sukses, kalau bisa membeli masa depan dengan harga sekarang," ujar dia seperti dikutip Tempo, pada Senin, 12 November 2012.
Ia pun mencontohkan bahwa seorang wirausaha harus pandai meramal. "Harus mengetahui tren yang ada di depan, apa yang terjadi di depan," ujarnya. "Contohnya, di tahun 70an menciptakan air minum air mineral dengan merek Aqua dan di waktu itu dianggap gila. Tapi sekarang orang tetap saja menyebut air mineral lainnya Aqua, walaupun mereknya bukan Aqua."
Kisah keberhasilan Chairul sebagai pengusaha dituangkan dalam buku biografi yang berjudul “Chairul Tanjung Si Anak Singkong”. Buku ini bercerita perjalanan hidupnya sampai akhirnya menjadi konglomerat.
Selanjutnya : Akuisisi Transmart ...
3. Akuisisi Transmart
Kisah Transmart harus dimulai dari Carrefour, perusahaan asal Prancis yang masuk ke Indonesia. Namun tidak berlangsung lama, hingga pada 2010, Carrefour menawarkan penjualan saham kepada CT Crop. Kesepakatan akhirnya dicapai dengan MoU pembelian Carrefour Indonesia yang diteken 12 Maret 2010 di Prancis.
Pada 16 April 2010, Chairul Tanjung mengumumkan telah menguasai 40 persen kepemilikan saham di PT Carrefour Indonesia senilai US$ 300 juta yang selanjutnya bersalin nama menjadi PT Trans Retail Indonesia. Chairul Tanjung pun mendapat gelontoran utang dari konsorsium bank-bank asing seperti Credit Suisse dan Citi Bank.
Dua tahun kemudian, Chairul Tanjung akhirnya membeli seluruh saham Carrefour Indonesia. Resmi pada 19 November 2012, Trans Retail menggenapkan akuisisi 100 persen saham Carrefour Indonesia dengan membeli sisa 60 persen sahamnya senilai US$ 750 juta, di mana saat itu dinilai sebagai akuisisi terbesar di bidang retail di Indonesia. Serta dinilai pantas bagi Carrefour yang memiliki omzet penjualan mencapai US$ 13,75 triliun pada tahun 2011.
Di bawah naungan Chairul Tanjung, raksasa retail di Indonesia ini memiliki pegawai lebih dari 12.000 pekerja. Saat itu, PT Trans Retail mengklaim hadir dengan konsep baru, berbeda dengan Carrefour yang dikenal masyarakat selama ini. Kehadiran Transmart Carrefour diklaim memiliki pembagian koridor belanja lebih rapi dan suasana belanja yang lebih nyaman, lebih luang dan lapang.
Dalam perjalanannya, Transmart Carrefour melalui PT Trans Retail pernah digugat lantaran penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh PT Tritunggal Adyabuana. Trans Retail Indonesia sendiri merupakan anak perusahaan dari Trans Corporation yang hadir dengan merek Carrefour, Transmart, dan Groserindo.
Selanjutnya: Chairul Tanjung Pernah Menolak Berpolitik ...
4. Pernah Menolak Berpolitik
Pada tahun 2013 Chairul Tanjung pernah menolak terjun ke politik praktis. Saat itu dia mengatakan ajakan partai politik mana pun akan ditolak karena ingin berkonsentrasi di dunia usaha. Salah satu partai yang memberikan tawaran tersebut adalah Partai Demokrat.
"Saya memang telah dihubungi SBY maupun pengurus Partai Demokrat. Saya menghargai, tentu saja," kata Chairul Tanjung pada Ahad, 18 Agustus 2013.
Menurut Chairul Tanjung saat itu, Partai Demokrat telah membuat proses demokratisasi di Indonesia berjalan begitu baik. Hanya, dia menganggap dunia usaha masih paling pas dan cocok untuknya sementara ini. "Filosofinya, beri saya waktu dan kesempatan untuk saya menekuni dunia usaha yang ada," katanya.
Apalagi, dia berujar, jumlah pengusaha di Indonesia yang ahli dan pribumi masih sedikit. "Kalau saya ke politik, yang jadi pengusaha siapa?" ujarnya. Ditambah lagi, Chairul Tanjung pun mengaku belum mendapatkan izin dari keluarga untuk berpolitik.
Ia juga tidak yakin kapan akan memutuskan terjun ke politik praktis. "Tuhan punya mekanisme untuk menentukan pemimpin bangsa ini, jadi kita lihat saja," ujarnya. Bagi Chairul Tanjung, dunia politik dan demokratisasi di Indonesia masih sangat muda, sehingga kedewasaan belum ada.
Banyak orang yang maju berpolitik sering dianggap musuh oleh calon lainnya. Hal ini tentu bertentangan dengan filosofi pengusaha yang meyakini satu musuh terlalu banyak, sejuta teman terlalu sedikit. Menurut dia, pengusaha dan politik bisa saja digabungkan. Asalkan harus memisahkan antara kepentingan negara dan pengusaha. Pada 2014 dia bergabung di Kabinet Presiden SBY.
Baca juga: Ganjar, Prabowo, atau Anies? Ini Kriteria Calon Presiden Pilihan Aktivis dan Buruh Perempuan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
ANANDA PUTRI | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | AGITA SUKMA LISTYANTI