Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Migrain bukan sekadar sakit kepala tapi gangguan neurologis, gangguan kronis yang melibatkan beberapa area disfungsi otak. Banyak fakta mengenai migrain yang belum diketahui orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala umum migrain adalah kepala berdenyut yang bikin lemah, sensitivitas cahaya atau suara, mual, dan muntah. Beberapa pasien sering mengalami gejala aura yang terdiri dari gangguan penglihatan atau pengalaman sensorik yang berlangsung kurang dari satu jam dan diikuti oleh sakit kepala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sakit kepala normal biasanya hilang dalam beberapa jam tetapi migrain dapat bertahan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu dan menyebabkan gejala yang sangat melumpuhkan sehingga mempengaruhi kemampuan orang untuk melakukan tugas sehari-hari. Berikut 16 fakta yang mungkin tidak diketahui tentang migrain, dilansir dari Bustle.
Ada berbagai jenis
Sakit kepala migrain tidak semuanya sama. Beberapa orang mengalami migrain kronis, yaitu ketika mengalami sakit kepala selama 15 hari atau lebih per bulan. Ada juga migrain menstruasi, yang bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah haid. Beberapa orang mengalami migrain okular yang mengganggu penglihatan tetapi tidak menimbulkan rasa sakit.
Penyebab belum jelas
Migrain adalah gangguan neurovaskular kompleks yang dapat dipicu oleh berbagai rangsangan. Penyebab migrain mencakup dehidrasi, stres, kecemasan, depresi, gangguan tidur, diet, dan faktor lingkungan lain. Meski demikian, serangan migrain dapat dimulai tanpa pemicu yang diketahui.
Lebih banyak dialami wanita
Perempuan dianggap memiliki insiden migrain yang lebih tinggi karena fluktuasi normal hormon yang terkait siklus menstruasi.
Migrain menstruasi dapat memicu jenis lain
Sementara migrain menstruasi dapat terjadi sebelum, selama, dan setelah haid, wanita yang mengalaminya juga lebih mungkin mengalami migrain lain dalam waktu sebulan. Produksi estrogen adalah pemicu wanita rentan terhadap migrain menstruasi, yang berarti saat-saat estrogen secara alami lebih rendah selama haid.
Banyak yang bersifat genetik
Alasan kebanyakan orang mengalami migrain adalah keturunan, mewarisi salah satu dari lebih 28 gen yang terkait dengan migrain. Namun, penyebab setiap serangan bisa sangat bervariasi dari orang ke orang dan dari serangan ke serangan.
Kelumpuhan akibat migrain dianggap umum
Migrain adalah penyakit keenam yang paling melemahkan di dunia. Faktanya, migrain lebih umum daripada gangguan lain seperti diabetes, epilepsi, dan asma, tetapi kemungkinannya paling kecil untuk didiagnosis.
Setengah dari semua migrain tidak pernah didiagnosis
Lebih dari 50 persen orang dengan migrain tidak terdiagnosis atau salah didiagnosis. Seringkali pasien mengabaikan gejala karena tidak dianggap sangat parah atau sering terjadi. Terlebih lagi, banyak pasien yang membawa gejalanya ke dokter yang kemungkinan salah didiagnosis menderita penyakit sinus atau sakit kepala tegang.
Dapat menyebabkan sensitivitas terhadap wewangian
Banyak orang dengan migrain sangat sensitif terhadap bau, sampai mual atau pusing saat terkena aroma tertentu. Orang yang hidup dengan migrain sering melaporkan peningkatan kepekaan terhadap rangsangan sensorik, khususnya terhadap cahaya, suara, dan bau. Rangsangan sensorik semacam itu dapat memicu migrain.
Tidak cukup dokter untuk mengobati
Tidak banyak orang setiap tahun mengikuti salah satu ujian sertifikasi dalam pengobatan sakit kepala, jadi jumlahnya di bawah 1.000 untuk spesialis sakit kepala bersertifikat. Terlebih lagi, di beberapa negara tidak ada spesialis sakit kepala bersertifikat, yang berarti pasien harus ke dokter umum untuk mendapatkan perawatan.
Meditasi dan olahraga dapat membantu cegah migrain
Ketika berurusan dengan pemicu, stres memiliki dampak besar pada banyak penderita migrain. Jadi, perubahan gaya hidup tertentu bisa membantu. Salah satu peran olahraga adalah membantu mengelola stres. Olahraga seperti yoga secara teratur, aktivitas aerobik, meditasi, yoga meditasi, mindfulness, dapat membantu mengelola stres.
Kolik pada bayi merupakan gejala
Sebanyak 10persen orang yang terkena migrain adalah anak-anak. Terlebih lagi, kolik (sering rewel atau menangis) merupakan tanda bayi mengalami migrain atau akan mengalami migrain di kemudian hari. Bayi yang lahir dari ibu dengan migrain sekitar dua setengah kali lebih mungkin mengalami kolik daripada bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita migrain.
Sakit kepala migrain memicu emosi
Hidup dengan sakit kepala migrain, bersama dengan ketakutan terus-menerus akan migrain, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Penderita migrain 41 persen lebih mungkin mengalami depresi daripada yang tidak. Ada beberapa hal yang menjadi komorbiditas. Jadi, jika didiagnosis migrain, Anda memiliki peningkatan risiko mengalami depresi dan kecemasan.
Migrain bisa distigmatisasi sebagai malas
Ada stigma yang signifikan seputar sakit kepala migrain kronis. Karena migrain adalah penyakit yang tidak terlihat, rasa sakit orang sering diabaikan oleh yang belum pernah mengalami. Migrain menimbulkan stigma yang sangat tinggi bagi penderita yang sering harus bolos kerja. Mereka bisa dicap malas ketika benar-benar sakit.
Terlalu sering minum obat migrain dapat sebabkan sakit kepala berulang
Migrain dan sakit kepala berulang disebabkan oleh penggunaan obat migrain yang berlebihan. Obat akan bekerja pada awalnya tetapi kemudian kehilangan kemanjuran. Pasien membutuhkan lebih banyak obat untuk mencoba mengatasi rasa sakit tetapi itu sebenarnya menyebabkan lebih banyak rasa sakit.
Dapat mengubah struktur otak
Migrain dapat mengubah struktur otak dari waktu ke waktu. Salah satu alasan ini dapat terjadi adalah gangguan aliran darah ke area otak tertentu selama serangan migrain. Perubahan neurologis di otak selama serangan migrain menyebabkan pelebaran pembuluh darah otak, yang kemudian memperburuk sakit kepala dan memicu aktivasi tambahan saraf.
Seks dapat meredakan gejala migrain
Seks diklaim bisa meredakan gejala migrain bagi sebagian orang. Ada anggapan neurotransmiter tertentu, seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin, yang dilepaskan selama orgasme dapat berperan.