Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidur adalah bagian penting dalam perkembangan bayi, dan kualitas tidur yang baik sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, baru-baru ini, para ahli kesehatan telah mulai mengangkat isu tidur bayi yang sering terabaikan, yaitu tidur ngorok atau mendengkur pada bayi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun sering dianggap lucu atau menggemaskan, tidur mendengkur atau mengorok pada bayi sebenarnya dapat menimbulkan bahaya yang serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidur mengorok pada bayi bisa jadi merupakan gejala dari beberapa masalah kesehatan yang mendasarinya. Salah satu masalah utama adalah Sleep-Disordered Breathing (SDB), yang meliputi segala bentuk gangguan pernapasan saat tidur. Hal ini bisa mencakup mulut terbuka lebar saat tidur, napas pendek-pendek, atau bahkan episode singkat berhenti bernapas (apnea).
SDB pada bayi dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan, serta berdampak negatif pada perkembangan otak dan sistem saraf mereka.
Selain itu, tidur ngorok pada bayi juga bisa disebabkan oleh Sleep Apnea. Sleep Apnea pada bayi terjadi ketika saluran napas mereka terhalang secara sementara selama tidur, menyebabkan mereka terbangun berkali-kali dalam satu malam. Kondisi ini dapat mengganggu tidur mendalam yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk pemulihan dan pertumbuhan yang optimal.
Para ahli juga menyarankan bahwa tidur ngorok pada bayi bisa menjadi tanda Obesitas atau Kelebihan Berat Badan. Beberapa bayi yang mengalami masalah tidur ngorok mungkin memiliki masalah berat badan yang belum terdiagnosis, yang akhirnya dapat memicu masalah kesehatan lainnya pada masa pertumbuhan mereka.
Tidur ngorok pada bayi juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi.
Meskipun hubungan antara tidur ngorok dan SIDS belum sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur ngorok atau sleep apnea pada bayi dapat meningkatkan risiko kematian mendadak pada bayi.
Orang tua dan penjaga bayi perlu memperhatikan tanda-tanda tidur ngorok yang tidak biasa pada bayi, seperti pernafasan yang tidak teratur, napas pendek-pendek, atau berhenti bernafas sejenak. Jika mereka mencurigai ada masalah tidur mengorok, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli tidur. Dokter dapat melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan penyebab tidur mengorok dan merekomendasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan tidur yang aman dan sehat bagi bayi.
Dalam rangka memastikan tidur yang aman dan sehat bagi bayi, penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang optimal. Bayi sebaiknya tidur telentang di atas permukaan yang keras dan datar, tanpa bantal atau benda keras di sekitarnya. Hindari merokok di dalam rumah atau sekitar bayi, karena paparan asap rokok juga dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan.
Secara keseluruhan, tidur mengorok pada bayi bukanlah hal yang sepele dan lucu. Ini dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diatasi dengan serius.
Dengan meningkatkan kesadaran tentang bahaya tidur ngorok pada bayi, diharapkan orangtua dan penjaga bayi akan lebih proaktif dalam memantau dan merawat tidur anak-anak mereka demi pertumbuhan yang optimal.
Pilihan Editor: Bayi Mendengkur Bakal Hiperaktif Ketika Besar