Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini terjadi fenomena maraknya penggunaan istilah generasi sandwich. Entah itu dalam kolom media massa, wacana budaya populer, atau sekadar percakapan di media sosial. Nyatanya istilah ini bukanlah hal baru. Seorang Profesor dari Universitas Kentucky, Dorothy A. Miller pada tahun 1981 sudah mengenalkan istilah sandwich generation.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah generasi sandwich merujuk pada generasi yang hidup dengan beban finansial ganda, maksudnya dengan kewajiban atas pemenuhan kebutuhan generasi di atasnya yang sudah tidak produktif dan generasi di bawahnya yang belum produktif. Tentu sangat terbayang bagaimana beban mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak jarang generasi sandwich melakukan banyak hal untuk menuntaskan kewajiban finansialnya, mulai dari kerja lembur, bekerja lebih di satu tempat, dan melakukan pekerjaan paruh waktu lainnya. Hal tersebut sering kali menghabiskan waktu generasi tersebut, sehingga tidak ada lagi waktu bagi dirinya sendiri. Tentu hal tersebut sangat membuat lelah baik fisik dan psikologis.
Itu bukanlah omong kosong. Riset Stress in America pada tahun 2007 oleh American Psychological Association menunjukkan ibu dengan rentang usia 35 sampai dengan 54 tahun memiliki tingkat stress lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya. Kelompok ibu dengan rentang usia tersebut adalah para ibu yang dituntut melakukan perawatan terhadap anak dan orang tua mereka. Tentu pekerjaan dengan kompleksitas yang tinggi.
Beberapa cara untuk membantu pengelolaan stres bagi generasi sandwich dibagikan oleh American Psychological Association, antara lain:
1. Identifikasi Pemicu Stres
Awali dengan pertanyaan pada diri sendiri, apakah hal yang paling membuat stres? Tentu setiap orang menjawab dengan berbeda. Cobalah jujur, itu membantu mengurai masalah. Jangan takut bila jawabannya tidak hanya satu, mungkin saja berupa daftar panjang.
2. Kenali Cara Anda Mengatasi Stres
Luangkan waktu untuk semua yang telah dilakukan. Apa saja yang telah dilakukan untuk meredakan stres? Kembali jujur pada diri sendiri adalah kuncinya. Mungkin saja seseorang pernah melakukan hal yang tidak perlu dilakukan dalam mengatasi stres. Bukanlah satu kesalahan apabila melakukannya dibawah tekanan stres, tetapi menyadarinya dan menimbang kembali aktivitas tersebut adalah kemajuan.
3. Temukan Cara Sehat Mengelola Stres
Setelah menyadari hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan untuk mengelola stres, niatkan untuk berubah. Tidak perlu buru-buru, tidak ada yang memaksakan perubahan cepat. Fokuskan satu perubahan dalam satu waktu. Mungkin dengan berjalan-jalan atau aktivitas positif lainnya yang disenangi. Semua punya cara dan waktunya masing-masing.
4. Menjaga Diri Sendiri
Jagalah kesehatan fisik dan psikologis diri sendiri. Itu sangat penting. Katakan tidak pada beban yang terlalu berat, ada orang lain yang harusnya dapat membantu. Setidaknya jangan beratkan diri sendiri dengan semua beban yang ada. Hidup bukan sekadar kerja, lebih dari itu ada diri yang harus dijaga.
5. Minta Bantuan Profesional
Saat semuanya ada di luar kemampuan diri sendiri, carilah bantuan. Tentu cari bantuan profesional, yaitu psikolog dan psikiater di sekitar. Tidak ada yang salah dengan mendatangi mereka. Semua orang berhak atas pemenuhan hak kesehatan psikologis.
Itulah beberapa cara mengelola stres bagi generasi sandwich.
M. ROBY SEPTIYAN | KAYLA NAJMI IHSANI
Pilihan Editor: Mengenal Generasi Sandwich, Jenis dan Tips Mengelola Keuangan