Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keracunan makanan adalah masalah kesehatan yang sering terjadi akibat kontaminasi oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit pada makanan. Menurut Healthline, beberapa bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Salmonella merupakan salah satu dari lima kuman teratas yang menyebabkan keracunan makanan di Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab Keracunan Makanan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab keracunan makanan adalah makanan yang terkontaminasi atau tidak matang sempurna. Selain daging yang terkena dampak, makanan lain juga dapat menyebabkan infeksi perut. Makanan berikut ini menurut Medical News Today juga dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
- Telur mentah dan setengah matang
- Tunas tumbuhan mentah
- Keju lembut atau tidak dipasteurisasi seperti Brie dan feta
- Sayuran dan buah yang tidak dicuci dengan baik
- Ikan atau kerang mentah
- Air yang terkontaminasi
- Minuman yang tidak dipasteurisasi seperti susu, cider, dan jus
- Beras yang belum matang
Mencegah Keracunan Makanan
Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada bayi, anak-anak, dan lanjut usia. Penting untuk mewaspadai risiko keracunan makanan saat bepergian ke negara berkembang.
Jangan pernah mengonsumsi daging, ikan, atau telur yang tidak matang, baik di rumah atau di restoran. Pastikan pula air minum berasal dari sumber yang tepercaya. Ketika berkunjung ke negara baru, lebih baik mengandalkan air minum kemasan.
Makanan yang Dihindari Untuk Pemulihan
Selama pemulihan dari keracunan makanan, perhatikan makanan yang Anda konsumsi. Makanan berlemak tinggi seperti ayam goreng, kentang goreng, dan makanan berlemak lainnya sulit dicerna dan bisa menyebabkan kembung atau mual.
Makanan tinggi serat seperti buah alpukat, brokoli, serta roti gandum dan nasi merah sebaiknya juga dihindari karena bisa memperparah gejala. Makanan pedas juga bisa mengiritasi lambung saat pemulihan dari keracunan makanan. Selain itu, sayuran dan buah yang dimasak cenderung lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang mentah.
Di samping itu, India Times juga menjelaskan, minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh sebaiknya dihindari karena bisa merangsang usus dan memicu gerakan usus. Minuman berenergi yang mengandung gula tinggi juga sebaiknya dihindari, karena bisa memperparah gejala.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa makanan yang mengandung probiotik atau bakteri sehat dapat membantu mencegah dan memulihkan dari keracunan makanan. Konsumsi makanan fermentasi seperti yogurt, kefir, sauerkraut, dan tempeh dapat membantu menggantikan bakteri baik yang hilang selama sakit.
Saat mengalami keracunan makanan, bijaklah dalam memilih makanan yang dikonsumsi untuk mempercepat pemulihan dan menghindari memperburuk gejala. Tetaplah mengonsumsi makanan ringan dan mudah dicerna serta minuman yang membantu menghidrasi tubuh.
Pilihan Editor: Jangan Panik, Inilah 5 Cara Mengatasi Keracunan Makanan