Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Menurunkan Berat Badan dengan Kopi, Efektifkah?

Kopi mungkin berperan dalam meningkatkan metabolisme dan mengurangi nafsu makan. Tapi minum kopi ternyata belum tentu membantu menurunkan berat badan.

4 Oktober 2022 | 20.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan kafein dapat mengurangi nafsu makan sehingga berpotensi mengakibatkan orang makan lebih sedikit kalori. Jadi, kopi mungkin berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi nafsu makan. Tetapi, minuman ini ternyata belum tentu membantu menurunkan berat badan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakar nutrisi di Perth, Australia, Dr. Shyamala Vishnumohan, seperti dilansir LiveScience mengatakan manajemen berat badan jauh lebih kompleks daripada meminum secangkir kopi dan menghilangnya lemak dalam tubuh. Meski kopi dapat sedikit mengurangi hormon ghrelin, Vishnumohan tak yakin seberapa signifikan efek penekan nafsu makan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misalnya, satu studi di International Journal of Food Sciences and Nutrition menemukan minum kopi sebelum makan sedikit menurunkan asupan kalori. Tetapi, efek penekan nafsu makan tidak bertahan lebih dari 3-4 jam. Sebuah penelitian di Obesity menunjukkan peserta dengan kelebihan berat badan yang minum kopi mengurangi asupan kalori saat makan berikutnya. Namun, percobaan lain dalam Appetite menyimpulkan kopi tidak berpengaruh pada jumlah kalori yang dikonsumsi.

Para ahli tidak sepenuhnya memahami mekanisme di balik pengurangan ghrelin. Tetapi satu penelitian kecil di Journal of American College of Nutrition mengumumkan hasil yang mengejutkan. Mereka menemukan kopi tanpa kafein lebih menekan nafsu makan dari yang berkafein. Walau begitu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hal ini.

“Asupan kopi mempercepat metabolisme, kemungkinan karena kandungan kafeinnya. Ini meningkatkan pembakaran lemak melalui peningkatan thermogenesis (produksi panas) dan stimulasi neurotransmiter seperti adrenalin," kata  pakar diet Lon Ben Asher.

Satu percobaan kecil pada 2017 di Clinical Pysiology and Functional Imaging menemukan kombinasi kopi dan olahraga meningkatkan proses pemecahan lemak. Namun, penelitian ini berskala kecil sehingga masih membutuhkan lebih banyak penelitian. Peneliti mengingatkan jangan tergoda minum kopi berlebihan karena ada efek samping yang tidak diinginkan, termasuk kegelisahan dan detak jantung yang berdebar kencang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus