Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perasaan mengantuk yang muncul setelah makan seringkali membuat banyak orang tergoda untuk segera berbaring atau tidur. Ini adalah respons alami tubuh saat energi difokuskan untuk mencerna makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, kebiasaan ini sebenarnya dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Meskipun tampak menyenangkan dan nyaman, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan ketika memilih untuk tidur setelah makan.
Bahaya Tidur Setelah Makan
1. Gangguan Pencernaan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses pencernaan dalam tubuh berfungsi optimal ketika tubuh berada dalam posisi tegak, seperti duduk atau berdiri. Posisi ini membantu makanan bergerak melalui saluran pencernaan dengan lebih efisien dan mempermudah penyerapan nutrisi. Saat kita berbaring setelah makan, terutama jika makan dalam porsi besar, terjadi peningkatan tekanan pada lambung. Hal ini dapat menyebabkan isi lambung, termasuk makanan dan asam lambung, naik kembali ke kerongkongan, kondisi yang dikenal sebagai refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Refluks asam lambung yang terjadi secara berulang-ulang dapat menyebabkan iritasi pada kerongkongan, yang bisa menimbulkan gejala seperti nyeri dada, rasa panas di dada, dan mulut terasa asam. Selain itu, tidur setelah makan juga dapat memperlambat proses pencernaan, membuat perut terasa kembung, dan meningkatkan risiko gangguan pencernaan lainnya.
2. Obesitas
Tidur langsung setelah makan juga berkontribusi pada peningkatan risiko obesitas. Ketika kita tidur, tubuh dalam keadaan tidak aktif dan metabolisme melambat. Ini mengakibatkan kalori dari makanan tidak terbakar secara optimal. Sebaliknya, kalori yang tidak digunakan akan disimpan sebagai lemak dalam tubuh. Kebiasaan ini, jika dilakukan secara terus-menerus, bisa menyebabkan penambahan berat badan yang signifikan dan meningkatkan risiko obesitas.
Obesitas sendiri adalah kondisi yang membawa berbagai risiko kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan berbagai penyakit kronis lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk mencerna makanan dengan baik sebelum beristirahat.
3. Risiko Stroke
Sebuah studi dari University of Florida Health menunjukkan bahwa ada hubungan antara tidur segera setelah makan dengan peningkatan risiko stroke. Penelitian tersebut menemukan bahwa menunggu sekitar satu jam setelah makan sebelum tidur dapat mengurangi risiko stroke hingga dua per tiga. Teori yang mendasari hal ini adalah bahwa tidur setelah makan dapat meningkatkan risiko refluks asam lambung dan gangguan lain yang bisa memengaruhi aliran darah ke otak.
Gangguan ini dapat menyebabkan penurunan aliran darah sementara ke otak, yang jika terjadi dalam waktu yang cukup lama, bisa memicu stroke. Oleh karena itu, menjaga jarak waktu antara makan dan tidur adalah salah satu langkah preventif yang sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko stroke.
4. Potensi Diabetes
Seperti disebutkan sebelumnya, tidur setelah makan dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak sehat. Peningkatan berat badan yang berlebihan atau obesitas merupakan faktor risiko utama untuk berkembangnya diabetes tipe 2. Ketika tubuh mengalami kelebihan berat badan, sensitivitas terhadap insulin dapat menurun, yang mengakibatkan gangguan dalam pengaturan gula darah.
Selain itu, kebiasaan makan dan tidur yang tidak teratur dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga membuat pengaturan gula darah menjadi tidak optimal. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan perkembangan diabetes tipe 2, yang merupakan kondisi kronis dengan komplikasi kesehatan yang serius.
5. Gangguan Kualitas Tidur
Meskipun tidur setelah makan bisa terasa nyaman, terutama setelah mengonsumsi makanan yang enak dan memuaskan, kebiasaan ini dapat mengganggu kualitas tidur. Makanan tertentu, terutama yang pedas, asam, atau terlalu berat, dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mulas atau refluks asam. Kondisi ini tidak hanya membuat tidur menjadi tidak nyaman, tetapi juga bisa mengganggu siklus tidur dan menyebabkan tidur terputus-putus.
Kualitas tidur yang buruk berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, peningkatan risiko penyakit jantung, dan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pola makan dan tidur untuk memastikan kualitas tidur yang baik.
TELEMED | SILOAM HOSPITALS
Pilihan editor: 12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker