Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Malang - Sekitar 200-an anak muda berkemah dengan sajian musik dan kuliner tradisional di Bumi Perkemahan Bedengan, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mereka menikmati momen tahunan bertajuk Bedengan Duwe Gae atau Bedengan Punya Hajat pada Ahad, 7 Juli 2024. Acara akhir pekan di kawasan Bendengan ini membawa romansa, diiringi gemericik aliran sungai dan keteduhan kawasan hutan di kaki Gunung Panderman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Keren, suasana enak. Musik akustik di alam,” kata salah seorang pengunjung, Zia Umuludin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akustik Gigih, dengan petikan gitar dan suaranya yang merdu menghibur para tamu. Alunan musiknya membuat suasana semakin sahdu. Pengunjung terhanyut dengan suasana dan turut bernyanyi bersama. Menyanyikan beragam alunan musik bergenre folk.
Kudapan Jadul
Tak hanya menikmati musik akustik, mereka juga menikmati aneka kudapan seperti nagasari, cenil, onde-onde, dan kue tradisional lainnya yang mengembalikan ingatan ke masa lalu.
Kesejukan khas udara pegunungan juga membuat performa Akustik Gigih semakin asyik. Sorak-sorai penonton membawa suasana berkemah semakin akrab, mempertemukan lintas komunitas dan minat. Akhir acara, peserta yang beruntung mendapat hadiah total sebesar Rp 2,4 juta dan gratis camping untuk lima pemenang. Mereka juga mendapat voucher makan gratis di Warung Djuragan.
Bekas Pembibitan Pinus
Manajer Bumi Perkemanahan (Buper) Bedengan, Yogik Indra Pratama, menjelaskan buper ini didirikan pada 1996. Tempat ini awalnya merupakan bedengan atau tempat membibitan dan budidaya pohon pinus (Casuarina cunninghamiana). Lambat laun, saat akhir pekan banyak anak muda yang berkemah di area pembibitan ini.
“Mereka berkemah, menikmati keindahan alam dan Sungai Bedengan,” ujarnya.
Semakin lama, pengunjung semakin banyak. Lantas, mereka mengelolanya secara serius. Event ini dikemas apik oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Pilihan Editor: Upaya Melestarikan Sejarah Desa di Malang Lewat Buku