Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Suasana Kota Solo, Jawa Tengah, Senin, 29 April 2024 semarak dengan perhelatan Solo Menari 2024. Rangkaian acara yang digelar untuk merayakan Hari Tari Dunia itu dibuka di Taman Sriwedari Solo pada sekitar pukul 9.30 WIB, diawali dengan pertunjukan tari kolosal berjudul Darmapashu Taya yang dibawakan sekitar 200 penari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gerakan-gerakan tari yang disuguhkan para penari dari sekitar 15 sanggar tari di Kota Solo dan sekitarnya itu terinspirasi dari polah-tingkah hewan-hewan seperti rusa, kijang, merak, kera, gajah, kuda, singa, burung, dan harimau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertunjukan langsung berlanjut di Plaza Sriwedari dengan tampilnya sejumlah penari senior nasional yaitu Elly D. Luthan, Sarwi, lyeng, Agus Pras, Agus Bimo, Sri Widodo, Sitras Anjilin, dan Iwan Dadijono. Tak ketinggalan, penyanyi keroncong legendaris asal Kota Solo Waldjinah turut hadir di tengah-tengah penampilan para penari tersebut.
Penyanyi keroncong legendaris Waldjinah (duduk di kursi roda) dan sejumlah penari senior nasional ikut tampil menyemarakkan rangkaian acara Solo Menari 2024 di Kota Solo, Jawa Tengah, Senin, 29 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Selesai dengan penampilan para penari senior itu, rangkaian acara dilanjutkan di Solo Safari. Pementasan tari di kebun binatang yang semula bernama Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ itu dimulai sekitar pukul 11.00 WIB. Uniknya, ada pementasan tari yang mengambil tempat di kandang satwa. Namun, penampilan para penari di kandang satwa tersebut tanpa iringan musik.
Tema Animal Movement
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo Aryo Widyandoko mengemukakan, tema yang diangkat dalam Solo Menari kali ini yaitu Animal Movement, berkaitan dengan sejarah tentang keberadaan Taman Sriwedari atau yang dulu dikenal dengan nama Bonrojo dan kebun binatang Solo Safari. Kedua tempat tersebut menjadi lokasi pementasan dalam rangkaian acara Solo Menari, ditambah satu lokasi lagi yaitu di Balai Kota Solo untuk sesi penutupan.
Sejarahnya, Taman Sriwedari di masa lalu adalah kebun binatang pada 1901-1972 dan Solo Safari yang merupakan kebun binatang Kota Solo di masa kini.
"Kami berharap dengan event seperti ini tarian kita akan lebih berkembang. Solo bisa menjadi pusat tari dengan segala potensi yang dimiliki yang begitu bagus, termasuk untuk titik-titik yang kami gunakan untuk pertunjukan Solo Menari kali ini yaitu Taman Sriwedari, Solo Safari, termasuk Balai Kota Solo bisa jadi lebih bermakna dan menjadi ruang publik bagi kita semua," ujar Aryo ketika ditemui di sela-sela acara.
Wisata di Solo
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dwi Marhen Yono yang hadir dalam acara itu mengungkapkan alasan orang untuk berwisata ada empat hal yang ingin dinikmati yaitu kuliner, seni budaya, event, lalu tempat wisata.
"Solo ini lengkap. Dari kulinernya enak-enak, seni budaya ada, event banyak, dan destinasi wisata juga tidak kalah," ucap Marhen.
Dia pun berharap dengan berbagai potensi Kota Solo, termasuk event Solo Menari, dapat lebih menarik wisatawan untuk berkunjung.
"Harapan dari Kementerian Pariwisata, dengan diselenggarakannya event-event di Kota Solo ini, dari 1 miliar pergerakan wisatawan Nusantara itu banyak yang ke Solo, dari Rp 2.000 triliun uang berputar di sektor pariwisata tahun ini, Kota Solo juga bisa menarik banyak uang itu ke Solo. Tentunya harapan kami juga agar semua stakeholder bisa berkolaborasi untuk menciptakan suasana yang membuat orang kerasan dan bahagia untuk berwisata di Kota Solo," ucap Marhen.
Usai pementasan di Solo Safari, rangkaian acara dilanjutkan di Balai Kota Solo yang menampilkan karya-karya tari para penari dari berbagai sanggar atau komunitas tari. Mereka hadir dari sejumlah kota di Indonesia di antaranya Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Cilacap, Indramayu, Karawang, Cirebon, Bogor, Depok, Jakarta Selatan dan Biruen (Aceh). Pada acara puncak penutupan Solo Menari Senin malam ini akan menampilkan penyanyi Endah Laras dan musisi yang juga berkolaborasi dengan beberapa penari.