Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Adi Soemarmo, Solo telah turun status dari bandara internasional ke bandara domestik setelah dikeluarkannya peraturan baru oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini ditujukan untuk efisiensi dan dukungan kepada perekonomian pasca pandemi. Namun, beberapa pihak mengkhawatirkan perubahan tersebut. Seperti yang dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang cemas kepada para pelaku usaha di sektor pariwisata Solo yang akan menurun pendapatannya, saat kunjungannya pada acara penutupan Solo Menari 2024 dan Nonton Bareng Timnas Indonesia versus Timnas Uzbekistan di halaman Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin malam, 29 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga mengatakan, belum ada proyeksi penurunan kunjungan pariwisata. Mengingat evaluasi tahun sebelumnya Solo mengalami peningkatan wisatawan, tahun kemungkinan akan berbeda akibat kebijakan peralihan dari bandara internasiona menjadi bandara domestik ini.
"Dan ini jadi bagian dari pencapaian angka di atas pandemi untuk pertama kalinya di 2023. Tercipta banyak terobosan sehingga kunjungan wisatawan mancanegara juga bisa naik ke angka di luar prediksi batas atas yaitu mencapai hampir 12 juta (wisatawan)," kata dia.
Salah satu upaya yang bisa menjadi solusi menurut Sandiaga, adalah diperlukan cara membuka kembali bandara ini ke status lapangan penerbangan internasional. Salah satunya dengan terus menambah penyelenggaraan berbagai kegiatan pariwisata, termasuk acara internasional. Dari acara-acara yang digelar diharapkan akan meningkatkan peluang membuka kembali penerbangan internasional di Bandara Adi Soemarmo tersebut.
"Harus ditambah event-nya termasuk event internasional. Sehingga sewaktu diadakan event internasional, tadi juga sudah terhubung bahwa bandara masih bisa diterbangkan oleh penerbangan internasional, selama ada event-event besar tingkat internasional, Solo bisa menggelar terus menerus event-event internasional, maka akan terbuka peluang untuk penerbangan internasional," Tambah dia.
Profil Bandara Adi Soemarmo
Mengutip dari laman Pemprov Jawa Tengah, Bandara Adi Soemarmo pertama kali dibangun pada tahun 1940. Kala itu belum ada pemerintahan dari Indonesia sehingga bandara ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Awalnya Bandara yang berada di kota Solo ini semula merupakan lapangan terbang darurat yang bernama “Pangkalan Udara Panasan” yang kemudian berubah menjadi “Pangkalan Udara Utama Adi Sumarmo”pada 25 Juli 1977. Nama Adi Soemarmo diambil dari nama tokoh Adisumarmo Wiryokusumo yang merupakan adik dari Agustinus Adisucipto.
Lebih lanjut, bandara ini melayani penerbangan domestik hingga pada tanggal 31 Maret 1989, status bandara ini berubah menjadi Bandara Internasional. Saat itu, lapangan penerbangan ini melayani Solo-Kuala Lumpur dan Solo-Singapore-Changi.
Bandara ini kemudian menjadi salah satu pangkalan pesawat yang melayani penerbangan terpadat di Indonesia. Hal tersebut menjadikan Bandara Adi Sumarmo diambil alih oleh Perusahaan Umum Angkasa Pura I untuk dikelola pada 1 Januari 1992. Tahun berikutnya Bandara ini berubah status menjadi Persero Terbatas Angkasa Pura I hingga saat ini.
Bandara ini telah melayani penerbangan internasional maupun domestik selama bertahun-tahun dengan konektivitas dan fasilitas diantaranya, Taksi bandara, damri, batik Solo trans, hingga kereta api (KAI). Dan dengan bekerja sama bersama berbagai maskapai seperti, Airfast Indonesia, Batik Air, Citilink, Garuda Indonesia, Indonesia AirAsia, Lion Air, Wings Air, Batik Air, Sriwijaya Air, dan Nam Air.
Data Bandara Adi Soemarmo
Bandara Adi Soemarmo memiliki satu landasan pacu sepanjang 4.000 meter dan berada di ketinggian 128 m MDPL (419 kaki) dengan Koordinat 07°30′58″LU 110°45′25″BT. Fasilitas lain berupa jumlah terminal 3 Terminal penumpang, 2 terminal kargo serta 11 tempat parkir pesawat. Alamat saat ini berada di Jalan Bandara Adi Sumarmo Surakarta 57108.
SAVINA RIZKY HAMIDA I SEPTIA RYANTHIE