Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Phuket, Thailand, salah satu destinasi wisata musim panas terpopuler di dunia, dihadapkan pada masalah serius terkait sampah. Masalah ini telah menjadi keluhan wisatawan dan warga lokal karena merusak keindahan alam dan menimbulkan bau tidak sedap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Thaiger, Sabtu, 28 September 2024, wakil gubernur Norasak Suksomboon mengatakan bahwa tempat pengelolaan sampah di pulau itu kini menerima 1.100 ton sampah setiap hari. Angka ini meningkat signifikan dari 742 ton pada 2022 dan 961 ton tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu diungkapkan Norasak di Forum Kebijakan Pariwisata Antar-Pulau ke-25, tempat 150 pemimpin dan pembuat kebijakan pariwisata global berkumpul untuk membahas masa depan pariwisata, isu keberlanjutan, dan strategi perubahan iklim.
Infrastruktur Pengolaan Sampah
Populasi penduduk tetap Phuket mencapai 418.000 jiwa pada tahun 2021, sebagaimana dilaporkan oleh Departemen Administrasi Provinsi. Angka ini tidak termasuk banyak individu dari provinsi dan negara lain yang bekerja di pulau tersebut.
Jumlah wisatawan di pulau ini juga melonjak. Tahun lalu, Phuket menerima 11 juta wisatawan, peningkatan yang signifikan dari 5,7 juta pengunjung pada tahun 2002, menurut Kementerian Pariwisata dan Olahraga.
Namun, infrastruktur pengelolaan sampah di pulau tersebut kesulitan untuk mengimbanginya. Phuket hanya memiliki satu insinerator, yang dioperasikan oleh pemerintah kota, yang dapat menangani sekitar 900 ton sampah setiap hari. Limpasan sampah tersebut dikirim ke berbagai tempat pembuangan sampah di seluruh pulau. Departemen Pengendalian Polusi mencatat bahwa hanya 10 persen sampah Phuket yang didaur ulang, dengan sampah organik mencapai 60 persen dari total sampah.
Kampanye Mengurangi Sampah
Norasak meminta warga dan relawan bergabung dalam kampanye yang bertujuan mengurangi sampah dengan daur ulang sampah bahan organik menjadi kompos, bukan langsung mengirimnya ke tempat pembuangan akhir.
“Kami membutuhkan bantuan dari warga yang peduli lingkungan untuk mengatasi masalah ini di depan pintu rumah mereka," kata dia.
Untuk meningkatkan pengelolaan sampah, pemerintah kota meluncurkan uji coba bank sampah awal tahun ini, seperti dilaporkan Bangkok Post.
Pemerintah juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di sektor pariwisata. Banyak hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan di Phuket yang telah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik dengan beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti kertas daur ulang atau bahan biodegradable. Program ini juga melibatkan wisatawan dengan cara memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik selama liburan di Phuket.
Masalah sampah di Phuket bukan hanya menciptakan dampak negatif pada keindahan alam dan kualitas lingkungan, tetapi juga mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal dan kelangsungan industri pariwisata. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat pariwisata dan kelautan adalah dua sektor utama yang menopang perekonomian Phuket.
PUTRI ANI | THE THAIGER | TRAVEL DAILY NEWS