Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Polda Kaltim Kejar Pelaku Pembunuhan Warga Muara Kate Penolak Jalur Tambang

Polda Kalimantan Timur dan Polres Paser akan mendalami kejadian pembunuhan dan penganiayaan terhadap masyarakat penolak jalur tambang itu.

18 November 2024 | 06.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur (Kaltim) mengusut penyerangan dan pembunuhan warga Dusun Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada Jumat, 15 November 2024. Korban adalah masyarakat penolak jalur tambang yang melewati jalan warga setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Kaltim, Komisaris Besar Yuliyanto, mengatakan pelaku penyerangan tersebut menggunakan senjata tajam. Dua korban penyerangan oleh orang tak dikenal itu adalah Rusel (60 tahun), tewas akibat luka sayat di leher, dan  Ansom (55 tahun) yang kini dalam kondisi kritis akibat luka sayat di lehernya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Atas peristiwa penganiayaan yang terjadi pada Jumat, 15 November 2024 di Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, kami mengucapkan turut berduka yang sedalam-dalamnya,” kata Yuliyanto melalui keterangan video pada Sabtu, 16 November 2024.

Polda Kalimantan Timur dan Polres Paser akan mendalami kejadian tersebut. “Semaksimal mungkin mengungkap dan memproses pelaku penganiayaan yang mengakibatkan Bapak Rusel meninggal akibat luka senjata tajam dan Bapak Anson mengalami luka-luka dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit,” ucap Yuliyanto.

Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur Mareta Sari mengatakan penyerangan itu terjadi pada sekitar pukul 04.30 WITA. Pada saat kejadian, warga Muara Komam sedang memblokir jalan yang akan dilalui truk-truk pengangkut batu bara yang berasal dari tambang di Kalimantan Selatan. Rusel dan Ansom sedang tidur di posko penolakan truk tambang tersebut saat diserang.  

Mareta tidak berada di lokasi kejadian, namun Jatam akan terus berkomunikasi dengan warga Muara Komam dan telah mengirimkan perwakilan ke lokasi.

Menurut Mareta, warga tidak melihat siapa yang melakukan serangan dengan senjata tajam dan menyayat leher Ansom dan Rusel. Mareta berujar warga baru menyadari ada serangan orang tak dikenal saat Anson membangunkan warga lainnya dalam kondisi sudah berdarah-darah.

Warga Muara Komam juga sempat mendengar suara letusan meski tidak ditemukan luka tembak di tubuh kedua korban. “Korban mengalami luka serius di bagian leher akibat senjata tajam,” kata Mareta melalui sambungan telepon pada Ahad, 17 November 2024.

Masyarakat mulai memblokir jalan setelah kecelakaan yang terjadi pada 26 Oktober lalu. Sebuah truk tambang melindas seorang pendeta bernama Veronika Fitriani. Akibatnya, Veronika meninggal.

Mareta berujar seharusnya truk tambang tidak boleh menggunakan jalan umum yang digunakan warga. Kondisi tersebut menjadi dasar warga melakukan pemblokiran karena merasa tidak ada upaya yang diambil otoritas setempat.

Pilihan Editor: Gali Lubang untuk Septic Tank, Warga Ancol Temukan Tengkorak Manusia

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus