Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Malaysia Sultan Ibrahim Sultan Iskandar pada Rabu menerima Chai Kee Kan – pendiri dan ketua eksekutif jaringan toko serba ada lokal KK Super Mart – di Istana Negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan postingan di halaman Facebook Sultan Ibrahim, Chai meminta maaf kepada raja serta seluruh umat Islam terkait masalah penjualan kaus kaki bertuliskan nama “Allah” di gerainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto penjualan kaus kaki tersebut menjadi viral secara online, memicu kemarahan dan seruan boikot terhadap jaringan toko serba ada tersebut.
Sultan Ibrahim dalam postingan Facebooknya mengatakan ingin semua pihak, termasuk KK Super Mart, lebih berhati-hati terhadap produk yang dijual. Hal ini terutama terjadi pada barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.
“Semua pihak harus lebih bertanggung jawab. Saya harap ini terakhir kalinya saya menekankan hal ini,” kata Sultan Ibrahim.
“Sekali lagi saya tekankan, tidak boleh ada pihak yang mengambil keuntungan dari hal ini, termasuk menghasut pihak lain. Saya tidak ingin masalah ini berlarut-larut,” kata raja.
Sebelumnya, Sultan Ibrahim sebelumnya mengatakan, kejanggalan terkait agama dan ras seperti itu tidak dapat diterima dan tidak boleh terjadi lagi.
Pada 26 Maret, Chai dan istrinya – yang merupakan direktur perusahaan tersebut – didakwa "dengan sengaja bermaksud menyakiti perasaan keagamaan" di negara mayoritas Muslim tersebut.
Tiga pejabat dari perusahaan vendor Xin Jian Chang yang memasok kaus kaki tersebut juga didakwa bersekongkol dalam dugaan kejahatan tersebut.
Pasca kejadian tersebut, terdapat laporan mengenai beberapa kasus pelemparan bom molotov di berbagai gerai KK Super Mart di negara tersebut, termasuk di Sarawak.
CHANNEL NEWSASIA