Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar pada Ahad menyebut rancangan deklarasi pertemuan negara-negara G20 (KTT G20) mengenai perang mematikan di Jalur Gaza “seimbang dan bias.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pernyataan di akun X-nya, Saar mengatakan pernyataan akhir KTT G20 di Brasil harus mengakui apa yang disebutnya sebagai hak Israel untuk membela diri dan mengutuk kelompok perlawanan Palestina Hamas dan gerakan Hizbullah Lebanon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, menewaskan lebih dari 43.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak Palestina, dan melukai lebih dari 103.600 lainnya.
Konflik telah menyebar ke Lebanon, dengan Israel melancarkan invasi mematikan di seluruh negeri dalam eskalasi perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah selama satu tahun sejak dimulainya perang Gaza. Hampir 3.500 warga Lebanon tewas dan lebih dari 14.600 lainnya terluka.
Serangan Israel ke Lebanon juga menyasar pasukan perdamaian PBB, UNIFIL, yang membuat negara-negara anggota misi pasukan perdamaian PBB itu marah.
Saar mengatakan dia berbicara dengan rekan-rekannya dari negara-negara G20 untuk memasukkan dalam pernyataan akhir apa yang dia sebut sebagai “pengakuan atas hak Israel untuk mempertahankan diri,” menuntut pembebasan tawanan Israel di Gaza, dan mengutuk Hamas serta Hizbullah.
Dia memperingatkan bahwa pernyataan apa pun yang tidak menjawab kekhawatiran Israel “akan membahayakan perdamaian dan keamanan” di kawasan Timur Tengah.
Para pemimpin kelompok ekonomi terbesar G20 akan bertemu di Rio de Janeiro pada Senin dan Selasa 18-19 November 2024 untuk pertemuan puncak tahunan yang diselenggarakan di Brasil.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional, Israel memperluas konflik saat ini dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
ANADOLU