Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Khan Younis di selatan Gaza pada Sabtu, 16 November 2024, memperingatkan kelangkaan bahan bakar selama sepekan ini telah menyebabkan lebih dari 1,2 juta warga dan para pengungsi di daerah itu tidak memiliki akses terhadap air bersih, di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah kota Khan Younis mengatakan penghentian pasokan bahan bakar yang terus menerus telah mengganggu layanan penting, termasuk pengoperasian sumur air dan pabrik desalinasi, yang menyebabkan lebih dari 1,2 juta warga dan pengungsi di Khan Younis tidak bisa memperoleh air minum dan air yang layak pakai. Kota itu juga menyuarakan keprihatinannya atas penghentian sementara fasilitas pengolahan limbah, dan memperingatkan air limbah yang tidak diolah dapat membanjiri jalan, memperburuk risiko bencana lingkungan dan kesehatan, serta memudahkan penyebaran penyakit dan epidemi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Kota Khan Younis menyerukan tindakan segera, mendesak masyarakat internasional dan kelompok HAM untuk segera campur tangan guna mengakhiri perang Israel di Gaza, yang telah menghancurkan semua aspek kehidupan. Pemerintah kota juga mendesak badan-badan PBB untuk menekan Israel agar melanjutkan pasokan bahan bakar dan mengizinkan masuknya peralatan penting dan suku cadang guna mencegah hancurkan layanan publik secara total.
Serangan Israel terhadap Gaza telah berlangsung selama lebih dari 13 bulan, menewaskan lebih dari 43.700 orang dan membuat daerah kantong itu hampir tidak dapat dihuni. Blokade yang terus berlangsung telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena aksinya di Gaza.
Di tempat terpisah, Qatar mengatakan pada Hamas dan Israel hanya akan memulai memediasi gencatan senjata di perang Gaza dan pembebasan sandera kalau kedua belah pihak bertikai memiliki itikad dan keseriusan untuk memulai. Israel Hamas sekarang ini masih saling menyalahkan. Hamas ingin kesepakatan harus mengunci berakhirnya perang Gaza. Sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang Gaza hanya akan berakhir jika Hamas sudah sepenuhnya ditumpas.
Sumber: Anadolu-OANA | Antara
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini