Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Prancis mengerahkan sumber daya militernya di kawasan Timur Tengah. Langkah itu dilakukan menyusul serangan Iran terhadap Israel pada Selasa, 1 Oktober 2024, waktu setempat dan sekaligus untuk menghadapi ancaman Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Prancis mengutuk serangan terhadap Israel oleh rudal balistik yang ditembakkan dari Iran. Prancis menegaskan kembali komitmen mutlaknya terhadap keamanan Israel. Prancis berpartisipasi melalui sarana militernya di Timur Tengah untuk melawan ancaman Iran," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Prancis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Rabu pagi, 2 Oktober 2024, Iran menyatakan serangan rudalnya terhadap Israel telah selesai kecuali ada provokasi lebih lanjut. Sebaliknya, Israel dan Amerika Serikat berencana melakukan serangan balasan terhadap Iran karena kekhawatiran munculnya perang yang lebih luas. Sedangkan Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan rapat untuk membahas eskalasi tersebut.
Di sisi lain, Siprus membuka peluang bagi warga negara yang terdampak untuk dievakuasi dari Timur Tengah melewati wilayahnya dengan aman. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi situasi yang memburuk.
Seorang pejabat Prancis juga disebut-sebut telah telah berpartisipasi untuk menghentikan rudal Iran pada Selasa malam, tetapi tidak ada keterangan lebih lanjut tentang peran apa yang dia mainkan dalam melawan serangan Iran. Terkait dengan ini, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, membuka komunikasi dengan mitranya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken untuk mengkoordinasikan upaya diplomatik dan akan mengadakan pembicaraan di Berlin dengan mitranya pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, telah mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi di Timur Tengah.
Dalam pernyataan terpisah, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pemerintahannya akan segera menyelenggarakan konferensi untuk mendukung Lebanon dan telah meminta menteri luar negerinya untuk kunjungan kerja ke Lebanon. Prancis juga mengambil semua langkah untuk membantu warganya di wilayah tersebut. Prancis mengirimkan kapal perang ke Mediterania timur pada Selasa, 1 Oktober 2024, setelah sebuah kapal induk helikopter berangkat sehari sebelumnya untuk memposisikan diri jika terjadi evakuasi massal.
Senada dengan Prancis, pemerintah Jerman juga mengecam serangan Iran terhadap Israel. "Iran berisiko membakar seluruh wilayah. Ini harus dicegah dengan segala cara. Hizbullah dan Iran harus segera menghentikan serangan mereka terhadap Israel," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Sebelummya, Paris dan Washington pada Minggu lalu telah mengupayakan adanya gencatan senjata sementara di Lebanon beberapa jam sebelum Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Prancis, Inggris, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat akan mengadakan pembicaraan pada Rabu malam, 2 Oktober 2024.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini