Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota parlemen senior Leonid Slutsky mengatakan bahwa Rusia membutuhkan tujuh juta tentara profesional untuk menjaga keamanan negara. Para tentara profesional ini diperlukan karena tak ada lagi kelompok tentara bayaran usai hengkangnya Grup Wagner dari Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada akhir pekan lalu, Rusia telah terguncang oleh pemberontakan yang gagal oleh Yevgeny Prigozhin dan pasukan tentara bayaran Grup Wagner. Tentara pimpinan Prigozhin ini secara singkat mengambil kendali komando militer dalam perang Rusa Ukraina. Wagner melakukan pawai ke Moskow untuk melakukan kudeta sebelum akhirnya batal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Slutsky, yang pada awal perang mengambil bagian dalam negosiasi damai dengan Ukraina, mengatakan bahwa Rusia membutuhkan tentara kontrak yang terdiri dari setidaknya tujuh juta personel militer dan sipil. Selain itu dibutuhkan pula tentara wajib militer seperti yang ada saat ini.
"Negara tidak membutuhkan tentara bayaran (Grup Wagner) perusahaan militer swasta) dan sejenisnya," kata Slutsky, ketua Partai Demokrat Liberal, di aplikasi perpesanan Telegram. "Ada masalah di tentara reguler, tapi PMC tidak bisa menyelesaikannya."
Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya pada Senin mengatakan sengaja membiarkan pemberontakan satu hari oleh Grup Wagner untuk menghindari pertumpahan darah. Dia mengatakan para pejuang Wagner dapat melanjutkan pertempuran dengan tentara Rusia, pulang atau pergi ke Belarusia.
Saat mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, Putin berasumsi bahwa ibu kota Ukraina, Kyiv akan jatuh dalam beberapa hari. Namun perang belum selesai hingga kini. Banyak kelemahan tentara Rusia dan perselisihan internal tentang bagaimana pemimpin Rusia semestinya.
Pada akhir 2022, Putin mendukung jumlah tentara Rusia ditambah menjadi 1,5 juta personel tempur, termasuk 695.000 tentara kontrak dari 1,15 juta yang ada saat ini. Dengan target 7 juta tentara, akan membutuhkan anggaran yang sangat besar. Ekonomi Rusia saat ini yang dilumpuhkan oleh perang dan sanksi-sanksi Barat berikutnya, mengalami kontraksi 2,2 persen persen tahun lalu dan diperkirakan hanya akan pulih sedikit tahun ini.
NDTV