Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh oposisi Kamboja Kem Sokha, Jumat, 3 Maret 2023, dijatuhi hukuman tahanan rumah selama 27 tahun setelah dinyatakan bersalah untuk dakwaan pengkhianatan, sebuah kasus yang dikecam oleh Amerika Serikat sebagai bermotivasi politis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hakim Koy Sao juga mengatakan di dalam sidang di ibukota Phnom Penh, bahwa Kem Sokha akan dilarang menjalankan jabatan politik atau memberi suara dalam pemilu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sokha ditahan pada 2017 atas tuduhan berkonspirasi dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan orang kuat Hun Sen, yang telah memerintah Kamboja selama hampir empat dekade.
Kem Sokha, yang dulu mengetuai Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) yang kini telah dibubarkan, menolak tuduhan itu dan Washington membantah tuduhan tersebut sebagai “teori-teori konspirasi yang dibuat-buat.”
Pengacaranya mengatakan tim hukum Kem Sokha akan mengajukan banding.
“Ia dikenakan tahanan rumah, semua hak politik dan hak sipilnya benar-benar dihapus. Ini bukan keadilan,” kata Ang Udom, sambal menambahkan bahwa hanya para politisi yang bisa memecahkan kasus ini.
Pengadilan dijaga ketat, dengan ratusan petugas polisi ditempatkan di truk-truk.
W. Patrick Murphy, duta besar AS untuk Kamboja, mengatakan kasus ini adalah kegagalan peradilan.
"Kami menyerukan otoritas untuk mengizinkan semua warga Kamboja untuk menikmati … hak asasi manusia untuk pertemuan damai dan kebebasan berbicara dan berpartisipasi dalam membangun sistem demokratik sesungguhnya,” katanya kepada wartawan di luar pengadilan.
Pemerintah Kamboja, yang membentuk hubungan erat dengan China, cenderung mengabaikan kritik-kritik Amerika.
CNRP yang dilarang menjelang pemilu 2018 yang dimenangkan secara mutlak oleh Partai Rakyat Kamboja (CPP) Perdana Menteri Hun Sen.
CNRP sejak itu dihancurkan, dengan banyak anggotanya yang ditahan atau melarikan diri dalam pengasingan dalam apa yang disebut tekanan keras yang dirancang untuk menggagalkan tantangan-tantangan terhadap monopoli kekuasaan CPP.
Kamboja dijadwalkan menggelar pemilu Juli, dengan oposisi yang meluncurkan Partai Cahaya Lilin (Candlelight Party) tahun lalu, yang beranggotakan sebagian besar anggota CNRP.
Banyak media yang kritis terhadap Hun Sen juga ditutup dan perbedaan pendapat dihancurkan dalam beberapa tahun.
Bulan lalu, Hun Sen memerintahkan penutupan Voice of Democracy, atau yang dikenal sebagai VOD, salah satu dari kantor pemberitaan independent Kamboja yang terakhir, dengan alasan mereka menyerang dirinya dan putranya dan melukai negara.
Hun Sen diperkirakan mencari masa jabatan presiden untuk lima tahun lagi pada pemilu Kamboja Juli, tetapi ia sebelumnya telah menawarkan dukungan untuk putra tertuanya sebagai calon pengganti.
Putranya, Hun Manet, seorang wakil komandan Royal Cambodian Armed Forces (RCAF) dan kepala staf gabungan, lulusan Akademi Militer Amerika Serikat di West Point pada 1999.
REUTERS